Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan (setara menteri luar negeri) Josep Borrell memberikan sindiran soal retorika Rusia selama peperangan dengan Ukraina berlangsung. Politikus Spanyol itu bahkan tertawa ketika membahas retorika Rusia.
"Menyalahkan Barat, bahwa Ukraina menyerang Rusia (tertawa), bahwa Barat menyuruh Ukraina menyerang Rusia. Tak ada yang percaya bahwa Ukraina menyerang Rusia," ujar Josep Borrell usai menghadiri pertemuan para menlu di Jakarta, Jumat malam 14 Juli 2023.
Baca Juga
Politikus senior berusia 76 tahun itu mengaku sudah sering mendengar retorika-retorika Rusia yang dapat memicu keraguan terkait situasi.
Advertisement
"Kebohongan yang biasa kita dengar ... agar membuat orang-orang percaya bahwa Barat mendorong Ukraina untuk menyerang Ukraina (tertawa). Ayolah (tertawa), Ukraina menyerang Rusia? Tetapi orang-orang bilang hal seperti itu: Ada genosida terhadap rakyat Rusia dan ada rezim fasis di Kyiv," ujar Josep Borrell.
Selama datang ke Indonesia, Borrell berkata tidak berkomunikasi dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov.
Lebih lanjut, Borrell menegaskan tak ada wilayah Rusia yang dibombardir. Ia justru menyorot bahwa tiap harinya ada dua ribu bom yang menyerang Ukraina setiap harinya.
Rusia disebut sudah tidak bisa merebut daerah baru, sehingga pilihannya adalah menghancurkan.
"Ukraina sedang dihancurkan, secara literal. Rusia tidak bisa menguasai. Mereka mencoba, mereka gagal, mereka dipukul balik. Dan mereka tak bisa meninggalkan kawasan, mereka tak bisa menduduki lebih banyak daerah, dan mereka hanya mengebom, mengebom, dan mengebom tiap hari," pungkas Borrell.
Menlu ASEAN Sepakat Dukung Kemerdekaan Ukraina dan Palestina
Sebelumnya, para Menlu ASEAN, minus Myanmar yang dikuasai junta militer, merilis pernyataan dukungan terhadap kemerdekaan Ukraina dan Palestina, serta penghentian segala kekerasan. ASEAN berharap stabilitas dapat tercapai.
"Terkait Ukraina, sebagaimana semua negara, kami terus menegaskan kembali penghormatan kami terhadap kedaulatan, kemerdekaan politik, dan integritas wilayah. Kami menyerukan kembali adanya kepatuhan terhadap Piagam PBB dan hukum internasional," demikian isi joint communique 56th ASEAN Foreign Ministers’ Meeting (AMM), dikutip Jumat (14/7/2023).
Invasi Rusia ke Ukraina secara luas dipandang sebagai pelanggaran terhadap Piagam PBB karena menyerang negara lain serta merebut tanah air milik Ukraina. Tercatat ada empat kawasan Ukraina yang direbut Rusia di tengah invasi, yakni Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhzhia.
Pada tahun 2014, Rusia juga merebut Crimea milik Ukraina. Walau kemerdekaan dan wilayah Ukraina sedang diserang oleh Rusia, pernyataan bersama para Menlu ASEAN tidak menyebut nama Rusia sebagai pihak yang terlibat.
Pernyataan bersama Menlu ASEAN menegaskan dukungan kepada PBB untuk menyelesaikan masalah di Ukraina. ASEAN juga berharap agar bantuan kemanusiaan bisa terus dikirim ke Ukraina.
"Kami turut meminta fasilitasi akses yang cepat, aman, dan tak terhalangi untuk bantuan kemanusiaan bagi mereka yang membutuhkan di Ukraina, dan proteksi warga sipil, personel kemanusiaan, dan orang-orang dalam situasi rentan," tulis pernyataan para Menlu ASEAN dalam joint communique 56th ASEAN Foreign Ministers’ Meeting (AMM).
Advertisement