AIS Forum 2023 di Bali Bangun Era Baru Pertumbuhan Ekonomi Biru Berkelanjutan

Forum Negara-Negara Pulau dan Kepulauan atau Archipelagic and Island States (AIS) Forum menggelar AIS Blue Economy High Level Dialogue.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Okt 2023, 21:35 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2023, 21:25 WIB
Kepala Sekretariat AIS Forum, Riny Modaso mengungkapkan bahwa dialog tingkat tinggi ini mengundang pemimpin dunia, pakar/ahli bidang ekonomi, investor, dan pelaku bisnis untuk terlibat membahas kelangsungan dan pengembangan sektor ekonomi biru.
Kepala Sekretariat AIS Forum, Riny Modaso mengungkapkan bahwa dialog tingkat tinggi ini mengundang pemimpin dunia, pakar/ahli bidang ekonomi, investor, dan pelaku bisnis untuk terlibat membahas kelangsungan dan pengembangan sektor ekonomi biru.

Liputan6.com, Nusa Dua - Forum Negara-Negara Pulau dan Kepulauan atau Archipelagic and Island States (AIS) Forum menggelar AIS Blue Economy High Level Dialogue sebagai rangkaian side event dari Konferensi Tingkat Tinggi KTT AIS Forum 2023.

Diskusi yang digelar di Hotel Mulia, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali itu mengundang pembicara dari berbagi sektor, dengan mengusung tema "Forging a New Era of Sustainable Blue Growth in Archipelagic and Island States."

Acara diskusi tingkat tinggi ini bertujuan membentuk era baru pertumbuhan ekonomi biru yang berkelanjutan dan memperkuat kolaborasi dalam pembiayaan biru guna mempercepat implementasinya, demikian disebutkan dalam rilis dari TKM AIS Forum 2023, Senin (9/10/2023).

Kepala Sekretariat AIS Forum 2023 Riny Modaso, Senin (9/10/2023) di Bali mengungkapkan bahwa dialog tingkat tinggi ini mengundang pemimpin dunia, pakar/ahli bidang ekonomi, investor, dan pelaku bisnis untuk terlibat membahas kelangsungan dan pengembangan sektor ekonomi biru.

“Fokus utama dialog ini adalah untuk mengidentifikasi peluang dan hambatan utama dalam mengembangkan ekonomi biru yang andal di negara-negara pulau dan kepulauan, serta memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan keahlian antara peserta untuk meningkatkan kapasitas negara-negara kepulauan dalam mengembangkan, melaksanakan, dan memantau inisiatif ekonomi biru,” ujar Riny.

Ditegaskan Riny bahwa negara-negara pulau dan kepulauan adalah negara yang paling berpotensi terkena dampak perubahan iklim, sehingga harus mampu memanfaatkan peluang dari ekonomi biru yang berkelanjutan.

“Namun, sebagian besar dari mereka belum memanfaatkan sepenuhnya tren ekonomi biru ini karena kurangnya sarana investasi dan pendanaan swasta, kurangnya lingkungan pendukung, serta risiko yang ada, seperti tekanan utang dan kerentanan iklim,” jelasnya.

 


500 Peserta AIS Blue Economy High Level Dialogue

AIS.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island (AIS) Forum 2023 digelar di Bali pada 10 hingga 11 Oktober 2023. (Foto: Istimewa)

Sebanyak lebih dari 500 peserta AIS Blue Economy High Level Dialogue, kata Riny, merupakan perwakilan dari Kementerian/Lembaga Republik Indonesia, pemimpin dunia usaha dan industri yang tertarik pada isu keberlanjutan, para ahli, akademisi, praktisi, mitra lembaga pembangunan, LSM, mahasiswa, hingga CSO.

Mereka semua berkumpul untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam upaya memajukan ekonomi biru.

“AIS Blue Economy High Level Dialogue adalah langkah penting dalam menjaga kesetaraan dan memastikan negara-negara pulau dan kepulauan dapat meraih manfaat penuh dari pertumbuhan ekonomi biru yang berkelanjutan. Kami berharap dialog ini akan menghasilkan solusi yang inovatif untuk tantangan ekonomi biru di masa depan,” tutupnya. (Sekretariat AIS/TR/Elvira Inda Sari)

Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia
Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya