Liputan6.com, Antartika - Menurut penelitian terbaru, pencairan lapisan es di Antartika Barat akan meningkat dan tidak bisa dihindari dalam beberapa dekade mendatang. Lapisan es yang mengambang ini, yang membentang dari lapisan es utama hingga lautan, memiliki peran vital dalam menahan gletser di belakangnya.
Namun, ketika lapisan es ini mulai mencair, hal tersebut berpotensi mempercepat pelepasan es di bawahnya, yang pada akhirnya akan menyebabkan lebih banyak es bermuara ke laut.
Melansir dari BBC, Senin (8/1/2024), hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa kenaikan permukaan laut di masa mendatang mungkin akan lebih signifikan dari perkiraan sebelumnya.
Advertisement
"Temuan kami tampaknya meningkatkan kemungkinan terlampauinya perkiraan kenaikan permukaan laut saat ini," ujar Dr. Kaitlin Naughten dari British Antarctic Survey (BAS), penulis utama laporan tersebut, kepada BBC.
Pada tahun 2021, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebuah badan iklim PBB, mengeluarkan proyeksi terbaru mengenai kenaikan permukaan laut di masa depan.
Laporan tersebut memproyeksikan rata-rata kenaikan permukaan air laut global di kisaran antara 0,28 meter dan 1,01 meter pada tahun 2100, dengan salah satu faktor utamanya adalah mencairnya gletser dan lapisan es. Meskipun kenaikan permukaan air laut sekitar satu meter mungkin terdengar tidak terlalu besar, hal tersebut berpotensi mengakibatkan ratusan juta orang di seluruh dunia berisiko mengalami banjir di wilayah pesisir.
Dampak Pemanasan Laut dan Gas Rumah Kaca terhadap Ketidakpastian Perubahan Lapisan Es Antartika Barat
Namun, IPCC juga menyebutkan bahwa kenaikan permukaan laut yang lebih besar bisa terjadi karena ketidakpastian yang tinggi dalam proses yang terkait dengan lapisan es, yang tidak dihitung secara langsung dalam perkiraannya.
Salah satu aspek ketidakpastian utama tersebut adalah bagaimana lapisan es berinteraksi dengan lautan.
Dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change, ini adalah penelitian pertama yang secara langsung mensimulasikan bagaimana lapisan es Antartika merespons pemanasan laut akibat berbagai tingkat emisi gas rumah kaca. Gas-gas tersebut dihasilkan saat bahan bakar fosil terbakar, yang merupakan penyebab utama perubahan iklim yang diakibatkan oleh manusia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laut Amundsen, yang berlokasi di lepas pantai Antartika Barat, akan menghangat sekitar tiga kali lebih cepat daripada tingkat historis selama abad ini. Hal tersebut akan mempercepat proses pencairan lapisan es.
Yang mengkhawatirkan, studi ini menyatakan bahwa pencairan lapisan es akan terjadi bahkan jika usaha manusia untuk mengurangi pemanasan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Namun, hal ini seharusnya bukan alasan untuk menghindari upaya pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, seperti yang disoroti oleh Dr. Naughten.
"Langkah-langkah yang kita ambil sekarang akan membantu memperlambat kenaikan permukaan laut dalam jangka panjang," ujar Dr. Naughten.
Para peneliti mengingatkan bahwa diperlukan penelitian tambahan guna memperkuat keyakinan terhadap hasil penelitian tersebut. Namun, hasil temuan tersebut memiliki signifikansi karena dampak pencairan lapisan es juga berpengaruh pada wilayah lain di Antartika Barat.
Advertisement
Peran Gletser dan Lapisan Es Antartika dalam Kenaikan Permukaan Laut
Lapisan es Antartika memiliki potensi untuk meningkatkan permukaan laut global hingga sekitar 58 meter jika meleleh sepenuhnya. Sebagian besar lapisan es ini terletak di Antartika Timur, yang telah tetap relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan tidak akan runtuh dalam waktu dekat.
Namun, sebagian besar lapisan es yang cukup besar, mampu meningkatkan permukaan laut sekitar 5 meter, berada di Antartika Barat. Daerah tersebut dianggap kurang stabil dan telah mengalami penurunan massa selama beberapa dekade terakhir.
Es yang ada di dasar benua Antartika biasanya mengalir menuju lautan, membentuk gletser yang menyambung hingga permukaan laut, di mana es tersebut mengapung dan membentuk lapisan es. Gletser tersebut memiliki peran penting dalam menahan massa es di belakangnya.
Namun, ketika air laut yang hangat menyebabkan lapisan es mencair, efek penahanannya berkurang. Hal itu mengakibatkan percepatan pencairan gletser di belakangnya. Akibatnya, lebih banyak es masuk ke laut karena mencair atau pecah membentuk gunung es.
Selain itu, berbeda dengan sebagian besar Antartika Timur, sebagian besar wilayah Antartika Barat terletak di bawah permukaan laut. Hal ini berarti gletser mungkin menyusut ke dalam perairan yang lebih dalam, mempercepat kehilangan es.
Situasi tersebut membuat Gletser Thwaites yang mengalir ke Laut Amundsen menjadi sangat mengkhawatirkan. Thwaites, yang juga disebut sebagai 'gletser kiamat' karena potensinya untuk meningkatkan permukaan laut global sekitar 65 cm jika meleleh sepenuhnya, sangat rentan terhadap pemanasan.
Penyusutan Batas Dasar Gletser dan Ancaman Kenaikan Permukaan Laut yang Tidak Terhindarkan
Batas dasar gletser, yang menandai titik di mana es tidak lagi bersentuhan dengan dasar batuan dan mulai mengambang, telah menyusut lebih dari 1 kilometer setiap tahunnya di beberapa tempat.
"Penelitian ini memperburuk prospek Gletser Thwaites karena kami mensimulasikan pencairan yang lebih cepat di bawah lapisan es yang terhubung," ujar Dr. Naughten kepada BBC.
Penulis studi mengindikasikan bahwa proses yang dipicu oleh pencairan lapisan es yang lebih cepat berpotensi mengakibatkan keruntuhan Lapisan Es Antartika Barat.
Namun, berbagai faktor lainnya juga akan mempengaruhi cara lapisan es bertindak sebagai respons terhadap pemanasan, dan seberapa cepat kenaikan permukaan laut akan terjadi. Hal tersebut termasuk elemen-elemen seperti hujan salju, pencairan es di permukaan, dan kecepatan aliran gletser.
Penting untuk dicatat bahwa faktor-faktor tersebut tidak dimasukkan secara langsung dalam penelitian terbaru ini.
Advertisement
Tantangan dan Harapan di Masa Depan
Sudah umum diketahui bahwa permukaan air laut akan terus meningkat dalam beberapa dekade dan abad mendatang. Hal tersebut disebabkan oleh fakta bahwa lapisan es memerlukan waktu yang sangat lama untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat pemanasan yang cepat dalam beberapa tahun terakhir, dan suhu yang terus meningkat akan terjadi di masa depan.
Namun, penelitian terbaru ini menegaskan gagasan bahwa kenaikan permukaan air laut mungkin terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya karena pencairan lapisan es yang semakin meningkat. Oleh karena itu, masyarakat di seluruh dunia harus bersiap untuk beradaptasi dengan perubahan ini.
"Nampaknya kita telah kehilangan kendali terhadap pencairan Lapisan Es Antartika Barat," ujar Dr. Naughten.
Seorang profesor oseanografi fisik di University of Southampton, Alberto Naveira Garabato, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyatakan bahwa temuan ini sangat serius.
Namun, peneliti menegaskan bahwa hal tersebut bukan alasan untuk menyerah. Langkah-langkah untuk memperlambat hilangnya es melalui pengurangan emisi gas rumah kaca dapat menjadi sangat penting dalam memberikan waktu kepada masyarakat untuk bersiap dan beradaptasi terhadap kenaikan permukaan air laut yang akan datang.
Menurut Prof. Naveira Garabato, hal tersebut harus dianggap sebagai peringatan.
"Masih ada harapan untuk menyelamatkan sisa-sisa Lapisan Es Antartika, yang memiliki potensi untuk meningkatkan permukaan laut sekitar 10 kali lipat, asalkan kita belajar dari kesalahan di masa lalu dan segera mulai mengurangi emisi gas rumah kaca," jelas Prof. Naveira Garabato.