Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia telah memberikan dampak signifikan pada sistem kelautan global, termasuk melemahnya Arus Sirkumpolar Antartika (ACC). ACC, yang mengalir searah jarum jam di sekitar benua Antartika, adalah arus laut terbesar di dunia, dengan angkutan rata-rata yang diperkirakan mencapai 100-150 juta meter kubik per detik.
Arus ini memainkan peran penting dalam mengatur iklim global dan mendukung ekosistem laut yang kaya di wilayah tersebut. Melansir laman Nature pada Jumat (07/03/2025), penelitian terbaru menunjukkan bahwa mencairnya es di sekitar Antartika dapat menyebabkan perlambatan ACC hingga 20 persen pada 2050.
Fenomena ini dipicu oleh peningkatan aliran air tawar dari es yang mencair. Fenomena ini mengurangi salinitas dan densitas air laut di sekitar Antartika.
Advertisement
Baca Juga
Perubahan ini mengganggu proses tenggelamnya air padat yang kaya oksigen ke dasar laut, yang dikenal sebagai Air Dasar Antartika. Akibatnya, sirkulasi termohalin global, yang bergantung pada perbedaan suhu dan salinitas untuk menggerakkan arus laut, menjadi terganggu.
Sirkulasi termohalin, sering disebut sebagai "sabuk konveyor laut", adalah jaringan arus yang membentang di lautan dunia dan bertanggung jawab atas distribusi panas, karbon, oksigen, dan nutrisi. Gangguan pada sirkulasi ini dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam iklim global, termasuk naiknya permukaan laut, perubahan pola cuaca, dan gangguan pada ekosistem laut.
Perlambatan ACC juga dapat mempengaruhi distribusi nutrisi di lautan. Arus ini berperan dalam membawa nutrisi dari dasar laut ke permukaan melalui proses yang disebut upwelling.
Nutrisi ini mendukung produksi fitoplankton, yang merupakan dasar dari rantai makanan laut. Dengan melemahnya ACC, proses upwelling dapat terganggu, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi populasi ikan, mamalia laut, dan burung laut yang bergantung pada fitoplankton sebagai sumber makanan utama mereka.
Selain itu, perubahan dalam ACC dapat mempengaruhi pola cuaca global. Arus ini berperan dalam mengatur distribusi panas di lautan, yang mempengaruhi sistem tekanan atmosfer dan, pada akhirnya, pola angin dan curah hujan.
Â
Cuaca Ekstrem
Perubahan dalam distribusi panas ini dapat menyebabkan fenomena cuaca ekstrem yang lebih sering dan intens, seperti badai, kekeringan, dan banjir. Dampak lain dari melemahnya ACC adalah peningkatan pemanasan laut.
Dengan berkurangnya sirkulasi air dingin dari Antartika ke lautan lainnya, suhu permukaan laut dapat meningkat. Pemanasan ini tidak hanya mempengaruhi kehidupan laut tetapi juga dapat mempercepat pencairan es di wilayah kutub lainnya, seperti Arktik, yang selanjutnya berkontribusi pada kenaikan permukaan laut global.
Kenaikan permukaan laut merupakan ancaman serius bagi komunitas pesisir di seluruh dunia. Banyak kota besar dan wilayah pertanian terletak di daerah pesisir yang rendah, dan kenaikan permukaan laut dapat menyebabkan banjir, erosi pantai, dan intrusi air asin ke sumber air tawar.
Dampak ini dapat mengakibatkan perpindahan penduduk, kerugian ekonomi, dan tantangan besar bagi perencanaan dan pembangunan infrastruktur. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat laju perubahan iklim.
Selain itu, penelitian lebih lanjut tentang dinamika ACC dan sirkulasi termohalin diperlukan untuk memahami dampak potensial dari perubahan ini dan mengembangkan strategi adaptasi yang efektif.
(Tifani)
Advertisement
