Liputan6.com, London - Raja George VI meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya saat sedang berada di Sandringham House.
Pengumuman resmi dari Sandringham diberikan pada pukul 10.45 waktu setempat. Dalam pernyataannya, Istana Inggris mengatakan: "Raja pensiun dalam kondisi kesehatan seperti biasa, namun meninggal dalam tidurnya."
Dia menghembuskan napas terakhir pada usia 56 tahun, dan diketahui menderita masalah paru-paru.
Advertisement
Putri Elizabeth yang berada di Kenya langsung menjadi Ratu pada usia 25 tahun, dikutip dari laman BBC, Selasa (6/2/2024).
Ratu Elizabeth II sudah diberitahu tentang kematian ayahnya, dan bersiap untuk kembali ke London, namun badai petir sempat menunda keberangkatan pesawatnya.
Dia diharapkan kembali besok sorenya dan akan mengambil Sumpah Kerajaan untuk aksesinya ke takhta
"Saat ini kami tidak dapat melakukan apa pun selain bersedih," kata PM Inggris kala itu, Winston Churchill.
Kabinet bertemu pagi itu juga setelah Perdana Menteri, Winston Churchill diberitahu tentang berita duka tersebut, terkait implikasi konstitusional.
House of Commons juga telah ditangguhkan sebagai tanda penghormatan untuk mendiang raja.
Ketika berita kematian Raja menyebar, semua bioskop dan teater ditutup, dan program-program BBC dibatalkan kecuali buletin berita.
Bendera di setiap kota dikibarkan setengah tiang, dan aktivitas olahraga dibatalkan.
Kerumunan orang mulai berkumpul di luar Istana Buckingham pada sore hari, ketika para diplomat dari seluruh dunia tiba dengan mobil dinas untuk menuliskan belasungkawa mereka di buku pengunjung.
Pada pukul 21.00 waktu setempat, polisi mendesak para pelayat yang jumlahnya semakin banyak agar kembali keluar dari gerbang dan ke trotoar. Meski cuaca sangat dingin dan hujan, kerumunan orang yang diam dan menangis itu tetap bertahan hingga hari mulai gelap.
Berita itu disambut dengan keterkejutan dan kesedihan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, Presiden Truman, dalam pernyataan resmi dari Gedung Putih, memberikan penghormatan kepada Raja.
Dia berkata, "Sampai akhir masa pemerintahannya, dia ikut menanggung semua kesulitan rakyat Inggris yang pemberani."
"Sebagai imbalannya, dia menerima cinta dan pengabdian dari rakyat seluruh Persemakmuran yang melampaui hubungan biasa antara seorang Raja dan rakyatnya."
Baik Senat AS maupun Dewan Perwakilan Rakyat memilih untuk menundanya demi menghormati kematian Raja.
Jenazah Raja George akan disemayamkan di Westminster Hall mulai 11 Februari 1952, hingga pemakaman.