China Tingkatkan Patroli di Dekat Taiwan Usai Insiden Kapal Tenggelam Tewaskan 2 Warganya

Sebuah kapal China yang membawa empat orang ketika terbalik pada Rabu (14/2) di dekat Kepulauan Kinmen saat dikejar oleh penjaga pantai Taiwan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 19 Feb 2024, 09:17 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2024, 09:17 WIB
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Liputan6.com, Beijing - China pada Minggu (18//2/2024) mengatakan akan meningkatkan patroli penegakan hukum di perairan dekat Taiwan, setelah dua warga negaranya tewas dalam insiden kapal yang melibatkan penjaga pantai Taiwan.

Sebuah kapal China yang membawa empat orang ketika terbalik pada Rabu (14/2) di dekat Kepulauan Kinmen saat dikejar oleh penjaga pantai Taiwan. Dua awak kapal kemudian dilaporkan meninggal.

Penjaga pantai China mengatakan pihaknya akan melakukan operasi patroli penegakan hukum secara rutin di wilayah tersebut. Demikian seperti dilansir CNA, Senin (19/2).

"Patroli tersebut dimaksudkan untuk lebih menjaga ketertiban operasi di perairan terkait dan melindungi keselamatan nyawa nelayan," ujar juru bicara penjaga pantai China Gan Yu.

Saling Menyalahkan

Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)
Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)

China mengecam Taiwan atas insiden tersebut dan mendesak mereka membebaskan dua awak kapal yang masih hidup dan ditahan.

Sebaliknya, Taiwan menyalahkan China, dengan mengatakan kapal itu "berada di perairan terlarang" di sekitar Kepulauan Kinmen – wilayah yang dikelola oleh Taiwan tetapi terletak sekitar 5 km dari Kota Xiamen di China.

 

Eskalasi Ketegangan

William Lai
Wakil Presiden Taiwan William Lai merupakan salah satu calon presiden dalam Pilpres Taiwan 2024. (Dok. AFP/ Sam Yeh)

Insiden pada Rabu itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan berjanji suatu hari nanti akan menguasai pulau yang mempunyai pemerintahan sendiri itu.

Pilpres Taiwan, yang diadakan pada Januari, dimenangkan oleh William Lai dari Partai Progresif Demokratik, yang dianggap oleh China sebagai "separatis".

Presiden China Xi Jinping dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan retorika penyatuan Taiwan dengan China. Di lain sisi, China telah meningkatkan kehadiran militernya di dekat Taiwan, mengerahkan pesawat tempur dan kapal angkatan laut di sekitar pulau itu hampir setiap hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya