Pria India Nyamar Jadi Polisi Demi Beri Contekan Ujian ke Saudara Perempuannya

Seorang pria India ditangkap karena menyamar sebagai petugas polisi untuk membantu saudara perempuannya menyontek pada ujian sekolah.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Mar 2024, 19:40 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2024, 19:40 WIB
Kata Benda dalam Bahasa Inggris yang Ada di Sekolah (Sumber: Pixabay)
Kata Benda dalam Bahasa Inggris yang Ada di Sekolah (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, New Delhi - Seorang pria India ditangkap karena menyamar sebagai petugas polisi untuk membantu saudara perempuannya menyontek pada ujian sekolah.

Higher Secondary Certificate (HSC) of Exams adalah momen penting bagi siswa di seluruh negara bagian Maharashtra di India.

Kejadian bermula ketika seorang pria berusia 24 tahun memasuki Sekolah Menengah Shahbabu Urdu di kota Patur dengan mengenakan seragam polisi berwarna khaki, dikutip dari laman Oddity Central, Kamis (1/3/2024).

Tujuannya membantu seorang siswa lulus ujian dengan memberikan lembar contekan.

Caranya, dengan menyusup ke pusat ujian dengan dalih mengawasi para siswa dan memberikan informasi yang dibutuhkan adiknya untuk lulus ujian.

Hanya saja hal tersebut tidak berjalan sesuai rencana.

Khandare berhasil memasuki Sekolah Menengah Shahbabu Urdu dengan mudah dan langsung bersiap untuk melaksanakan rencananya.

Namun, inspektur polisi yang asli tiba untuk menangani keamanan selama ujian tersebut. Agar tidak terlihat bodong, polisi palsu itu berusaha memberi hormat kepada polisi yang asli.

Namun sikap canggungnya langsung menimbulkan kecurigaan.

Polisi asli langsung memeriksa seragam pria berusia 24 tahun itu secara menyeluruh, mereka melihat segala macam ketidakkonsistenan.

Pertama, mereka melihat papan nama di seragamnya salah. Kemudian kualitas seragamnya masih jauh dari yang diinginkan.

Setelah melakukan pemeriksaan ditemukan banyak lembar contekan yang ditujukan untuk saudara perempuannya, yang sedang mengikuti ujian.

Polisi palsu berusia 24 tahun itu ditahan dan didakwa menyamar sebagai pegawai pemerintah. Dia sekarang berisiko menghabiskan waktu di balik jeruji besi karena aksinya.

Ujian Berakhir 90 Detik Lebih Awal, Siswa di Korea Selatan Minta Ganti Rugi Rp238 Juta

FOTO: Siswa Korea Selatan Ikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi
Para siswa menunggu dimulainya ujian masuk perguruan tinggi di Seoul, Korea Selatan, Kamis (3/12/2020). Di tengah pandemi COVID-19, pejabat Korea Selatan mendesak orang untuk tetap di rumah karena sekitar setengah juta siswa mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi. (Kim Hong-Ji/Pool Photo via AP)

Bicara soal ujian, ada hal menarik lainnya yang terjadi di negara lain.

Sekelompok siswa di Korea Selatan baru-baru ini menggugat pemerintah lantaran ada seorang guru yang mereka mengakhiri ujian 90 detik lebih awal dari yang seharusnya.

Suneung, ujian masuk perguruan tinggi di Korea Selatan, terkenal begitu panjang dan sulit, dan implikasinya benar-benar mengubah hidup.

Hasil dari Suneung tidak hanya menentukan penempatan siswa di perguruan tinggi, namun juga pilihan karir dan hubungan percintaan mereka ke depannya, dikutip dari laman Oddity Central.

Jadi tidak mengherankan jika semua orang, mulai dari siswa dan keluarga hingga pemerintah Korea Selatan menanggapi Suneung dengan sangat serius.

 

Siswa Harus Berkonsentrasi

FOTO: Ujian Masuk Perguruan Tinggi di Korea Selatan
Siswa mengikuti ujian masuk perguruan tinggi tahunan di sebuah sekolah di Seoul, Korea Selatan, Kamis (18/11/2021). Bagi warga negara Korea Selatan, ujian masuk perguruan tinggi dianggap sebagai hal yang sangat penting. (JUNG YEON-JE/POOL/AFP)

Selama ujian delapan jam, Korea Selatan menutup wilayahnya dan menunda pembukaan pasar saham untuk membantu siswa berkonsentrasi.

Jadi ketika seorang guru baru-baru ini mengakhiri ujiannya 90 detik lebih awal, hal tersebut merupakan masalah besar dengan konsekuensi hukum yang serius.

Insiden itu terjadi di tempat ujian di ibu kota Seoul, pada akhir ujian Suneung bahasa Korea tahap pertama.

Tampaknya, bel berbunyi 90 detik lebih awal dari yang seharusnya, dan pengawas mengambil kertas siswa meskipun mereka memprotes.

Namun pihak fakultas mengakui kesalahan tersebut sebelum ujian berikutnya dimulai dan berusaha memperbaikinya dengan memberikan waktu satu setengah menit pada istirahat makan siang.

Sayangnya, siswa hanya diperbolehkan menandai kolom kosong yang tersisa di kertasnya, tidak boleh mengubah jawaban yang sudah ada.

Infografis Ragam Tanggapan Sekolah Gelar PTM Terbatas 100 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Sekolah Gelar PTM Terbatas 100 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya