Liputan6.com, Beijing - Awal tahun 2024, sebuah studi penting menemukan bahwa mikroplastik, serpihan kecil plastik yang terlepas dari potongan plastik yang lebih besar telah ditemukan di lebih dari 50% deposit lemak dari arteri yang tersumbat dalam tubuh manusia.
Ini adalah data pertama dari penelitian sejenis yang menghubungkan mikroplastik dengan dampaknya pada kesehatan manusia.
Baca Juga
Sekarang, sebuah studi baru dari peneliti di China melaporkan bahwa mereka menemukan mikroplastik dalam gumpalan darah yang diangkat melalui operasi dari arteri di jantung dan otak, serta pembuluh darah dalam di kaki bagian bawah.
Advertisement
Dilansir dari Science Alert, Minggu (14/7/2024), penelitian ini hanya sebuah penelitian kecil, yang melibatkan 30 pasien. Tidak sebanyak dalam penelitian plak arteri yang diterbitkan pada bulan Maret yang melibatkan sebanyak 257 pasien selama 34 bulan.
Namun, sebagaimana tim yang dipimpin Italia menemukan bahwa keberadaan mikroplastik dalam lapisan plak meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke pada orang yang mengalaminya, tim dari China juga menemukan hubungan potensial antara tingkat mikroplastik dalam gumpalan darah dan tingkat keparahan penyakit yang diderita seseorang.
Adapun ke-30 pasien yang terlibat dalam penelitian ini menjalani operasi untuk menghilangkan gumpalan darah setelah mengalami stroke, serangan jantung, atau trombosis vena dalam, suatu kondisi di mana gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah vena dalam, biasanya terjadi di kaki atau panggul.
Â
Hasil Penelitian
Rata-rata usia para pasien adalah 65 tahun dan mereka memiliki berbagai latar belakang kesehatan dan gaya hidup, termasuk kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, tekanan darah tinggi, atau diabetes.
Para pasien ini menggunakan produk plastik setiap hari dalam kehidupan mereka. Selain itu, para pasien tersebut berasal dari berbagai wilayah, dengan pembagian yang hampir seimbang antara mereka yang tinggal di daerah pedesaan dan perkotaan.
Para peneliti menemukan Mikroplastik dengan beragam bentuk dan ukuran dalam 24 dari 30 gumpalan darah yang diteliti.
Penemuan ini dilakukan menggunakan teknik analisis kimia. Dan jumlah atau konsentrasi mikroplastik yang ditemukan bervariasi di setiap gumpalan darah.
Dalam pengujian juga ditemukan jenis plastik yang sama seperti yang terdeteksi dalam penelitian yang dipimpin oleh Italia mengenai plak arteri, yaitu polivinil klorida (PVC) dan polietilena (PE).
Hal ini tidak mengejutkan karena PVC, yang sering digunakan dalam konstruksi, dan PE, yang utamanya digunakan dalam pembuatan botol dan tas belanja, adalah dua jenis plastik yang paling umum diproduksi dan digunakan.
Advertisement
Tingkat D-Dimer yang Lebih Tinggi
Studi baru ini juga mendeteksi poliamida 66 (polimer termoplastik semi-kristal transparan) dalam gumpalan darah, plastik yang umum digunakan dalam kain dan tekstil. Dari 15 jenis yang diidentifikasi dalam penelitian ini, PE adalah plastik yang paling umum ditemukan, yang terdiri dari 54 persen partikel yang dianalisis.
Para peneliti juga menemukan bahwa orang dengan tingkat mikroplastik yang lebih tinggi dalam gumpalan darah mereka juga memiliki tingkat D-dimer yang lebih tinggi daripada pasien yang tidak terdeteksi adanya mikroplastik dalam gumpalan darahnya.
D-dimer adalah fragmen protein yang dilepaskan ketika gumpalan darah pecah, biasanya tidak ada dalam plasma darah. Kadar D-dimer yang tinggi pada tes darah dapat mengindikasikan adanya gumpalan darah, yang membuat para peneliti menduga bahwa mikroplastik mungkin saja berkumpul bersama dalam darah dan membuat pembekuan darah tersebut menjadi lebih buruk.
Diperlukan Penelitian Lebih Lanjut
Terlepas dari hasil yang telah ditemukan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki hal tersebut lebih detail, penelitian ini tidak mengukur mikroplastik dalam darah pasien dan sebagai penelitian observasional, penelitian ini hanya dapat menunjukkan kemungkinan hubungan, bukan penyebab.
"Temuan ini menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menjadi faktor risiko potensial yang terkait dengan kesehatan pembuluh darah," tulis Tingting Wang, seorang dokter-ilmuwan di Rumah Sakit Afiliasi Pertama dari Shantou University Medical College di China, dan rekan-rekannya dalam makalah penelitian mereka.
"Penelitian di masa depan dengan jumlah sampel yang lebih besar sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasi sumber paparan dan memvalidasi kecenderungan yang diamati dalam penelitian ini," tambahnya.
Advertisement