Sunita Williams, Astronaut Perempuan NASA yang Terancam Terdampar di ISS

Kedua astronaut NASA sudah terjebak selama tiga minggu di ruang angkasa hingga saat ini. Salah satu astronaut yang terjebak adalah Sunita Williams, astronaut perempuan NASA.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 04 Jul 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2024, 05:00 WIB
Patung Astronaut Raksasa
Sahabat Fimela bisa melihat patung astronot yang terbuat dari High Pressure Laminates (HPL) dan Sheet Mirror Series TACO di east mall Grand Indonesia. (Foto: Dokumentasi/Naela Marcelina)

Liputan6.com, Jakarta - Dua astronaut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) terancam terjebak di ruang angkasa. Mereka tidak bisa pulang setelah pesawat Boeing Starliner yang mereka tumpangi mengalami kebocoran.

NASA mengumumkan kedua astronaut harus berada di luar angkasa lebih lama dari perkiraan pada 18 Juni 2024. Pasalnya, ada pemeriksaan yang harus mereka jalani terkait kebocoran pesawat tersebut.

Melansir laman NASA pada Rabu (03/07/2024), kedua astronaut NASA sudah terjebak selama tiga minggu di ruang angkasa hingga saat ini. Salah satu astronaut yang terjebak adalah Sunita Williams, astronaut perempuan NASA.

Sunita (Suni) L. Williams lahir di Euclid, Ohio, Amerika Serikat (AS) pada 19 September 1956. Ia adalah lulusan sarjana Ilmu Fisika di US Naval Academy pada 1987.

Sunita Williams melanjutkan pendidikan di bidang Manajemen Teknik di Florida Institute of Technology pada 1995. Kariernya di bidang penerbangan berawal dari tahun 1987 ketika Williams ditugaskan sebagai Ensign (pangkat junior) di Angkatan Laut AS.

Selama kariernya di Angkatan Laut AS, ia telah mencatat lebih dari 3000 jam terbang dengan lebih dari 30 pesawat yang berbeda. Williams kemudian terpilih sebagai astronaut NASA pada Juni 1998 dan mulai melakukan pelatihan pada Agustus di tahun yang sama.

Setelah masa pelatihan dan evaluasi, Williams bekerja di Moskwa, Rusia di Badan Antariksa Rusia. Ia berkontribusi dalam Ekspedisi 1, yakni kunjungan jangka panjang pertama di ISS selama 136 hari.

Usai menyelesaikan misi tersebut, Williams bekerja di cabang robotika pada bagian Robotic Arm and the follow-on Special Purpose Dexterous Manipulator. Pada 2006 hingga 2007, Williams tercatat menjadi anggota kru Ekspedisi 14 dan menjabat sebagai Insinyur Penerbangan.

Saat berada di dalam pesawat, ia pernah memecahkan rekor dunia untuk wanita dengan empat kali berjalan di luar angkasa dengan total waktu 29 jam 17 menit. Williams pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Kantor Astronaut dan mendukung misi jangka panjang sebagai Insinyur Penerbangan untuk Ekspedisi 32 dan Komandan Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk Ekspedisi 33.

Selama dua misi tersebut, Williams telah menghabiskan waktu selama 322 hari di luar angkasa. Ia tercatat sebagai astronaut perempuan kedua yang memiliki waktu berjalan terlama di ruang angkasa dengan durasi tinggal selama 50 jam dan 40 menit.

Saat ini, Williams sedang bertugas menjalankan misi ketiganya di ISS sebagai pilot misi uji terbang awak di pesawat Starliner. Dikutip dari laman Britannica pada Rabu (03/07/2024), Williams merupakan astronot keturunan India kedua yang terbang ke luar angkasa setelah Kalpana Chawla.

 

Misi Starliner

Melansir laman Space pada Rabu (03/07/2024), astronaut NASA Barry Wilmore dan Sunita Williams tiba di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menggunakan pesawat Boeing Starliner pada 6 Juni 2024. Mereka seharusnya hanya berada sekitar delapan hari di luar angkasa.

Namun, kerusakan pada pesawat membuat kepulangan mereka tertunda. Wilmore dan Williams harus berada di luar angkasa selama 20 hari. Barry Wilmore dan Sunita Williams bergabung dengan program penerbangan ke luar angkasa menggunakan Boeing Crew Space Transportation (CST)-100 Starliner.

Pada 2014, NASA menyuruh Boeing dan SpaceX mengirim kru mereka ke ISS dari Amerika Serikat dalam periode waktu tiga tahun. Sayangnya, target waktu itu tidak terpenuhi.

SpaceX mengirimkan pesawat luar angkasa Crew Dragon berpenumpang pada 2020 setelah satu uji terbang tanpa awak. Penerbangan berawak Starliner terlaksana pada 2024 dengan dua pengujian tanpa awak.

Wilmore dan Williams menjadi astronaut yang mencoba penerbangan pertama Boeing Starliner ke ISS. Mereka berangkat pada 5 Juni 2024, tiba sehari setelahnya, dan dijadwalkan pulang seminggu kemudian.

Namun, Starliner yang mereka tumpangi terkena masalah. Pesawat itu mengalami kebocoran helium.

Selain itu, lima dari 28 mesin pendorong pesawat mati saat mendekati ISS. Empat pendorong bisa dinyalakan tapi satunya dibiarkan mati.

Starliner memiliki banyak helium yang tersisa. Hal ini membuat kedua astronaut aman saat pesawat tersebut meluncur di atmosfer Bumi.

Starliner membutuhkan sekitar tujuh jam helium untuk mendarat di Bumi. Namun, pesawat itu kini hanya memiliki helium sekitar 70 jam untuk berada di luar angkasa selama berhari-hari.

Meski begitu, Boeing tetap menunda kepulangan para astronaut untuk meninjau data dari peluncuran pesawat sebelum dapat kembali ke Bumi. Starliner sebenarnya dirancang untuk misi enam bulan di luar angkasa.

Namun saat ini, pesawat tersebut baru bisa berlabuh di ISS maksimal 45 hari. Pengembalian ke Bumi diperkirakan akan berlangsung sekitar enam jam dan menargetkan lokasi Gurun Utah, New Meksiko atau lokasi cadangan lain tergantung kondisi cuaca setempat.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya