Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN akan digelar pada 7-11 Oktober 2024, dengan Laos sebagai pemegang keketuaannya pada tahun ini.
Rencananya, akan ada 17 kepala negara atau pemerintahan yang akan hadir, serta Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN dan Sekjen PBB. Amerika Serikat (AS) dan Rusia rencananya akan diwakili oleh menteri luar negeri (menlu) nya, sementara Myanmar akan diwakili oleh Permanent Secretaru dari Kementerian Luar Negeri.
Baca Juga
Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) Sidharto R. Suryodipuro mengatakan, delegasi Indonesia akan dipimpin oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.
Advertisement
Presiden Joko Widodo (Jokowi) absen tahun ini karena tengah melakukan persiapan transisi pemerintahan.
KTT ASEAN yang diselenggarakan di Viantiane akan meliputi sejumlah rangkaian pertemuan yang terdiri dari ASEAN Inter-Parliamentary Assembly, ASEAN Plenary, ASEAN Plus Three Summit hingga East Asia Summit.
Para pemimpin ASEAN juga akan melakukan pertemuan dengan sejumlah negara yang menjadi mitra wicaranya seperti Australia, Kanada Republik Rakyat Tiongkok (RRT), India, Jepang, Republik Korea dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF), pertemuan yang digagas Indonesia dalam keketuaannya tahun lalu, juga turut digelar.
"Ini adalah outlook dari geopolitik dan geoekonomi ASEAN, yang intinya ASEAN adalah kawasan yang terbuka, inklusif dan semua negara mitra juga diuntungkan dari stabilitas kawasan," tutur Sidharto dalam pernyataan pers bersama media, Jumat (4/10/2024).
Prioritas Utama Indonesia
Dalam pertemuan negara-negara kawasan Asia Tenggara itu, Indonesia akan menyampaikan pencapaian dan tindak lanjut dari hasil keketuaan pada tahun lalu.
"Salah satunya tadi saya sampaikan tentang AOIP yang keseluruhannya merupakan konsep tentang tatanan kawasan, bagaimana kita meningkatkan kapasitas ASEAN sebagai pusat pertumbuhan," jelas Sidharto.
Indonesia, sebut dia, juga akan mendiskusikan bagaimana mempertahankan ASEAN sebagai epicentrum of growth atau pusat pertumbuhan, sesuai dengan tema yang diangkat dalam keketuaan tahun lalu.
"Konsep pusat pertumbuhan itu terdiri dari beberapa aspek seperti mempersiapkan diri menghadapi kejutan masa depan seperti food security, energy security, health dan financial stability," kata Sidharto.
Ia juga menuturkan bahwa Indonesia akan mengangkat isu tentang bagaimana menciptakan sumber pertumbuhan baru lewat ekonomi digital, ekonomi biru dan kecerdasan buatan (AI).
Advertisement
Harapkan 78 Dokumen
Sidharto menyebut ada 78 outcome documents yang diharapkan dari pertempuan pemimpin ASEAN itu.
"Di antaranya adalah ASEAN Leaders Declaration, yang kita gagas adalah tentang AOIP," sebut dia.
Dalam hal ini, AOIP mempersiapkan ASEAN menjadi kawasan yang siap menghadapi masa depan dunia dalam hal politik, keamanan, ekonomi dalam segi yang komprehensif dan inklusif.
"Saya mencatat bahwa mekanisme ASEAN hingga saat ini adalah satu-satunya mekanisme di inovasi yang bersifat inklusif, yang menghadirkan semua major powers di satu meja," paparnya.
Isu Palestina Turut Dibahas
Isu Palestina juga akan turut dibahas dalam pertemuan itu dan Ma'ruf Amin sebagai ketua delegasi Indonesoa akan menyampaikan pernyataannya.
"Karena ini menyangkut pelindungan warga sipil, bantuan kemanusiaan dan penghormatan atas hukum internasional," tambah Sidharto.
"Tetapi juga perlu diingat bahwa masalah Palestina ini juga berdampak penting pada penergahan norma dan hukum internasional yang sangat penting untuk kawasan kita."
Advertisement