16 Oktober 1813: Pertempuran Leipzig, Awal Kandasnya Kekaisaran Napoleon Bonaparte

Pertempuran yang terjadi di Leipzig, Jerman, pada tanggal 16 Oktober tersebut berakhir dengan mundurnya pasukan Napoleon Bonaparte dan tewasnya 38.000 prajurit Prancis.

oleh Siti Syafania Kose diperbarui 16 Okt 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2024, 06:00 WIB
The Battle of Leipzig
Lukisan "The Battle of Leipzig" karya tahun 1815 oleh seniman Rusia Vladimir Moshkov yang menunjukkan Pertempuran Leipzig pada 16 Oktober 1813. (Wikimedia Commons/Vladimir Moshkov)

Liputan6.com, Leipzig - Pada tanggal 16 Oktober 1813, di tengah-tengah Perang Napoleon, pasukan koalisi yang meliputi Rusia, Prusia, Austria, dan Swedia mulai menyerang pasukan Prancis di dekat Leipzig, Saxony, di Jerman. Pada Pertempuran Leipzig ini ada lebih dari 500 ribu tentara dari segala penjuru Eropa.

Pertempuran Leipzig ini menjadi bentrokan kekaisaran yang menentukan nasib pemerintahan benua itu selama lebih dari 50 tahun ke depan.

Koalisi pasukan Rusia, Prusia, Austria, dan Swedia itu pada akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte dalam pertempuran terbesar dan paling berdarah pada Perang Napoleon, yang membuka jalan bagi kejatuhan kaisar Prancis tersebut.

Melansir dari History.com, pertempuran Leipzig merupakan pertempuran terbesar di Eropa sebelum Perang Dunia I. Pada pertempuran yang berujung pada kekalahan di pihak Napoleon Bonaparte tersebut, Prancis menderita sekitar 38.000 korban jiwa, sementara pasukan koalisi juga mengalami kerugian besar, dengan sekitar 55.000 orang terbunuh atau terluka. 

Hari pertama dalam pertempuran itu, pada 16 Oktober, berakhir dengan imbang. Posisi-posisi penting Prancis berhasil direbut, namun pasukan Napoleon tetap bertahan. 

Keesokan harinya, serangan balik Prancis mengalami sedikit keberhasilan. Tetapi kedatangan pasukan koalisi baru dan jumlah korban yang terus bertambah membuat pasukan Napoleon mundur.

Pada tanggal 18 Oktober, pasukan koalisi mengepung pihak Prancis, mereka mengambil alih kendali dan memaksa pihak Prancis untuk mundur. Pada hari keempat pertempuran berturut-turut, pihak koalisi melancarkan serangan kembali saat mengejar Napoleon dan pasukannya yang mundur.

Selama mundurnya pasukan Prancis, salah satu jenderal Napoleon memberikan sebuah perintah untuk menghancurkan jembatan di atas Sungai Elster. Namun, perintah tersebut gagal dan menyebabkan ribuan orang Prancis tewas dan sekitar 30.000 orang ditangkap. 

Kekalahan telak ini mengakhiri kekuasaan Kekaisaran Prancis di sebelah timur Sungai Rhine. Hal bersejarah ini menandai awal berakhirnya kekuasaan Napoleon dan dianggap sebagai titik balik utama dalam Perang Napoleon.

Napoleon pun terpaksa membatalkan rencananya untuk menaklukkan seluruh Eropa. Ia juga terus dikejar oleh tentara koalisi. Pada tahun 1814, mereka memasuki Paris dan memaksa sang kaisar untuk turun tahta dan mengasingkan diri di Pulau Elba. 

Pasal Terakhir Kongres Wina, yang ditandatangani pada tanggal 9 Juni 1815, menghasilkan penggambaran ulang peta politik Eropa dan membentuk keseimbangan kekuatan Eropa yang baru yang berlangsung selama lebih dari 50 tahun.

Latar Belakang Pertempuran Leipzig

napoleon bonaparte
Lukisan "The Emperor Napoleon in His Study at the Tuileries" karya tahun 1812 oleh Jacques-Louis David yang menunjukkan Napoleon Bonaparte. (Wikimedia Commons/Jacques-Louis David)

Pertempuran Leipzig terjadi sebagai bagian dari Perang Napoleon.

Perang Napoleon adalah serangkaian konflik besar yang berlangsung dari 1803-1815 yang dipicu oleh kekuatan militer Napoleon dan ambisinya untuk menguasai dan mendominasi Eropa, dalam persaingan untuk mendapatkan sumber daya ekonomi, penguasaan koloni dan rute perdagangan, serta faktor politik lainnya. 

Upaya Napoleon pada awalnya berhasil. Setelah menjadi terkenal selama Revolusi Prancis, pria yang menyatakan diri sebagai Kaisar Prancis ini memimpin Grande Armée-nya menuju kemenangan, menguasai wilayah di benua tersebut, mulai dari Spanyol hingga Polandia.

Meskipun Napoleon mengalami kemunduran yang serius, termasuk kekalahan dalam Pertempuran Trafalgar tahun 1805, ia terus memperluas kekaisarannya hingga Pertempuran Leipzig yang sangat penting.

Setelah mengalami kekalahan besar dalam invasinya ke Rusia pada 1812, pasukan Napoleon menipis. Karena itu, Napoleon mulai mengandalkan prajurit-prajurit baru yang belum berpengalaman, saat ia merencanakan serangan ke Jerman pada 1813. Selain orang Prancis, pasukan Napoleon termasuk para prajurit dari Polandia, Italia, dan Konfederasi Rhine di Jerman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya