Liputan6.com, Moskow - Pemerintah Azerbaijan dan Amerika Serikat (AS) meyakini bahwa kecelakaan mematikan pesawat penumpang Azerbaijan disebabkan oleh rudal permukaan-ke-udara Rusia. Demikian menurut laporan media dan seorang pejabat AS pada Kamis (26/12/2024).
Pesawat Azerbaijan Airlines itu jatuh di dekat Kota Aktau di Kazakhstan, sebuah pusat minyak dan gas, pada Rabu (25/12), setelah menyimpang dari jalur yang penyebabnya tidak diketahui.
Advertisement
Baca Juga
Pesawat Embraer 190 itu seharusnya terbang dari ibu kota Azerbaijan, Baku, menuju Kota Grozny di Chechnya, Rusia, namun malah menyimpang jauh dari jalurnya melintasi Laut Kaspia.
Advertisement
Sebuah penyelidikan sedang dilakukan, dengan situs berita pro-pemerintah Azerbaijan, Caliber, mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan mereka meyakini bahwa pesawat tersebut dijatuhkan oleh rudal Rusia yang ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S.
Pernyataan ini juga dilaporkan oleh The New York Times, Euronews, dan kantor berita Turki Anadolu.
Beberapa ahli penerbangan dan militer mengatakan bahwa pesawat tersebut kemungkinan tertembak oleh sistem pertahanan udara Rusia secara tidak sengaja karena berada di area yang dilaporkan ada aktivitas drone Ukraina.
Seorang mantan ahli dari badan investigasi kecelakaan udara BEA Prancis menjelaskan bahwa puing-puing pesawat menunjukkan kerusakan yang signifikan, yang disebabkan oleh pecahan-pecahan kecil atau fragmen yang tersebar akibat ledakan atau tembakan. Dia berbicara secara anonim dan menjelaskan bahwa kerusakan tersebut mirip dengan yang terjadi pada pesawat Malaysia Airlines MH17, yang jatuh pada tahun 2014 setelah ditembak dengan rudal permukaan-ke-udara oleh pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur.
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip dari CNA pada Jumat (27/12), mengatakan kepada wartawan bahwa adalah hal yang salah untuk berspekulasi sebelum penyelidikan selesai dan ada kesimpulan resmi.
Ungkapan Belasungkawa Putin
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengumumkan Kamis sebagai hari berkabung dan membatalkan kunjungan yang dijadwalkan ke Rusia untuk pertemuan tidak resmi negara-negara dalam Commonwealth of Independent States (CIS), sebuah kelompok negara bekas Uni Soviet.
"Saya mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban kecelakaan ... dan berharap kesembuhan segera bagi yang terluka," kata Aliyev dalam unggahannya di media sosial pada Rabu.
Situs web Flight Radar menunjukkan pesawat tersebut menyimpang dari rute normalnya, melintasi Laut Kaspia, dan kemudian berputar di atas area tempat pesawat itu akhirnya jatuh di dekat Aktau.
Kazakhstan melaporkan bahwa pesawat tersebut membawa 37 penumpang Azerbaijan, enam orang Kazakhstan, tiga orang Kyrgyzstan, dan 16 orang Rusia.
Selain itu, Peskov mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menelepon Presiden Aliyev untuk menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan pesawat tersebut.
Advertisement