Demo ke Pemerintah, Petani di India Nekat Mogok Makan 44 Hari

Petani tersebut nekat memprotes pemerintah India untuk menuntut reformasi pertanian dan jaminan harga minimum bagi petani.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Jan 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2025, 15:00 WIB
Potret Petani India Saat Beraktivitas di Sawah
Seorang petani berjalan sambil bekerja di sawah di pinggiran Gauhati, India, Jumat (30/7/2021). Hampir 60% penduduk India menggantungkan mata pencahariannya dari pertanian. (AP Photo/Anupam Nath)

Liputan6.com, New Delhi - Jagjit Singh Dallewal, seorang petani berusia 68 tahun yang menderita kanker prostat, menolak untuk menghentikan aksi mogok makannya meski kesehatannya semakin memburuk. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes kepada pemerintah India untuk memenuhi tuntutan reformasi pertanian dan jaminan harga minimum bagi petani.

Dilansir Independent, Kamis (8/1/2025), Dallewal telah berpuasa selama lebih dari 40 hari di sebuah kamp darurat di Khanauri, Punjab. Kondisinya dikabarkan kritis setelah ia pingsan saat berpidato di depan para pengunjuk rasa pada Sabtu lalu.

Dokter telah menyarankan agar Dallewal segera dirawat di unit perawatan intensif, tetapi ia menolak.

"Reformasi pertanian lebih penting daripada tubuh dan hidup saya," katanya kepada sesama pemimpin petani, Abhimanyu Kohar.

Tekanan darahnya dilaporkan sangat rendah di angka 75/45. Para pendukungnya terus berupaya menjaga sirkulasi darahnya dengan memijat kakinya.

Dallewal, yang merupakan pemimpin Sanyukt Kisan Morcha (koalisi lebih dari 40 serikat petani), telah menyerahkan seluruh harta miliknya kepada keluarganya, sebagai tanda kesiapannya untuk mengorbankan nyawa jika tuntutan para petani tidak dipenuhi.

Tuntutan Petani India

Potret Petani India Saat Beraktivitas di Sawah
Sejumlah perempuan bekerja di sawah di pinggiran Gauhati, India, Jumat (30/7/2021). Hampir 60% penduduk India menggantungkan mata pencahariannya dari pertanian. (AP Photo/Anupam Nath)

Aksi mogok makan ini adalah bagian dari gelombang baru protes petani di India. Para petani menuntut pemerintah untuk memenuhi 13 poin utama, termasuk: jaminan hukum harga minimum untuk hasil panen; penghapusan utang petani; kompensasi bagi keluarga petani yang meninggal dunia akibat bunuh diri atau selama aksi protes sejak 2020.

Jaminan harga minimum adalah tuntutan utama, di mana petani meminta skema ini diperluas untuk lebih banyak jenis hasil panen. Meski pemerintah India mencabut tiga undang-undang kontroversial pada 2021 setelah aksi protes besar-besaran, para petani menuding bahwa janji untuk memenuhi tuntutan lainnya belum dipenuhi.

Pada Desember 2024, protes kembali dimulai dengan aksi pawai menuju Delhi. Namun, para petani dihentikan di luar ibu kota dan mendirikan kamp-kamp darurat di jalan raya penghubung Punjab-Delhi.

 

Surat Terbuka Kepada Pemerintah

Petani Tebu
Seorang petani membawa tebu untuk dijual di pabrik gula di Modinagar di Ghaziabad, New Delhi, (31/1). Pemerintah India akan fokus pada sektor pertanian dalam anggaran tahunannya yang dirilis pada 1 Februari. (AFP Photo/Prakash Singh)

Pada Desember lalu, Dallewal menerbitkan surat terbuka kepada Perdana Menteri Narendra Modi, menyebutkan bahwa jaminan harga minimum adalah hak hidup bagi para petani.

"Untuk menghentikan kematian petani, saya memutuskan untuk mengorbankan nyawa saya," tulisnya dalam surat itu.

Kondisi kritis Dallewal telah menarik perhatian Mahkamah Agung India, yang mengirimkan tim yang dipimpin oleh hakim pensiunan Nawab Singh untuk mengunjunginya.

Hakim Singh menyampaikan kekhawatiran pengadilan atas kesehatan Dallewal. Namun, petani tersebut menegaskan bahwa dirinya tidak akan berhenti hingga pemerintah menunjukkan kepedulian terhadap nasib petani.

"Saya tidak membutuhkan puasa jika pemerintah memenuhi tuntutan kami," kata Mr. Dallewal.

"Saya meminta pengadilan membawa isu ini kepada pemerintah agar segera diselesaikan."

Infografis Skor Indeks Persepsi Korupsi 2022 Melorot, Respons Jokowi dan KPK. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Skor Indeks Persepsi Korupsi 2022 Melorot, Respons Jokowi dan KPK. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya