Liputan6.com, Balakot - Sejarah mencatat ada serangan udara di Kota Balakot, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, dari Indian Air Force (IAF) atau Angkatan Udara India pada 26 Februari 2019. Misi dengan nama sandi Operation Bandar (Operasi Bandar) ini melibatkan pasukan Ketujuh dan Kesembilan IAF.
Menurut pemberitaan India Today yang dikutip Rabu (26/1/2025), sebanyak 16 pesawat tempur dikerahkan dalam operasi tersebut. Enam di antaranya dipersenjatai rudal Spice 2000 dan Crystal Maze. Pesawat-pesawat tersebut melintasi Line of Control (LoC) atau Garis Kontrol dan Pakistan Occupied Kashmir/PoK (Kashmir yang Diduduki Pakistan) untuk menyerang kamp pelatihan kelompok teroris Jaish-e-Mohammed (JeM) di Balakot. Sementara itu, empat pesawat lainnya tetap berada di wilayah India sebagai cadangan.
Pada 26 Februari sekitar pukul 03.30 pagi waktu setempat, jet tempur lepas landas dari Pangkalan Udara Gwalior dan memasuki PoK. Pesawat-pesawat ini menghancurkan kamp pelatihan teroris Jaish-e-Mohammed di Balakot. Seluruh operasi berlangsung sekitar 21 menit, dari pesawat memasuki wilayah PoK hingga kembali ke India.
Advertisement
Pada hari yang sama, pemerintah India mengkonfirmasi serangan udara tersebut dan menyebutnya sebagai serangan antisipasi yang ditujukan ke kamp pelatihan teroris. Serangan udara ini merupakan serangan pertama yang dilakukan India terhadap Pakistan sejak Perang India-Pakistan tahun 1971.
Sebagai informasi, serangan udara Balakot dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada 40 Central Reserve Police Force /CRPF atau anggota Pasukan Cadangan Polisi Pusat yang gugur dalam serangan teroris di Pulwama pada 19 Februari 2019, salah satu serangan teror paling mematikan di India.