Diplomasi Sambal Meriahkan Bukber Ramadan Bareng Dubes Inggris Dominic Jermey

Pada kesempatan bukber tersebut, dimeriahkan dengan Dubes Dominic Jermey membuat sambal kenari asal Maluku bersama Meiliati Batubara dari NUSA Gastronomy.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 07 Mar 2025, 21:10 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2025, 21:10 WIB
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Dominic Jermey dalam acara iftar atau buka puasa Ramadan bersama (bukber) di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Kamis (6/3/2025). (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Dominic Jermey dalam acara iftar atau buka puasa Ramadan bersama (bukber) di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Kamis (6/3/2025). (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ada hal tak biasa di acara iftar atau buka puasa Ramadan bersama (bukber) yang diadakan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Dominic Jermey. Ia mengusung diplomasi sambal menjelang azan magrib pertanda waktu berbuka puasa tiba.

Pada kesempatan bukber tersebut, dimeriahkan dengan Dubes Jermey membuat sambal kenari asal Maluku bersama Meiliati Batubara dari NUSA Gastronomy.

Dubes Jermey mengaku dirinya suka makanan pedas dan sangat menyukai sambal. Oleh sebab itu ia merasa bersemangat saat membuat sambal jenis baru yakni sambal kenari.

“Saya sangat suka sambal, dan bagi saya bukan makan namanya kalau tidak ada sambal,” kata Dubes Dominic Jermey dalam acara iftar Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Jakarta, Kamis (6/3/2025)

Dubes Jermey kemudian menceritakan awal perjalanan diplomasi sambal dirinya, 25 tahun lalu saat berkunjung ke Indonesia untuk pertama kalinya.

"Perjalanan saya mengenai sambal di Flores. Pertama kali, saya merasa sangat menyukai makanan itu. Salah satu makanan yang saya sangat sukai itu saya ingat 25 tahun yang lalu, ketika pertama kali datang ke Indonesia. Saya sangat menikmati sambal pada saat itu. Jadi saya berpikir ketika ke Indonesia, ingin memiliki kesempatan untuk melawat sebanyak 17 ribu pulau (untuk mencoba sambalnya)," tutur Dubes Jermey.

"Jadi, menikmati sambal dan diplomasi sambal, mencoba sambal baru di setiap tempat yang saya melawat, ini adalah cara yang bagus untuk melihat Indonesia. Ini juga adalah cara yang indah untuk mengenali orang-orang karena semua orang ingin berbicara tentang sambal mereka. Ini adalah diplomasi kuliner," imbuhnya lagi.

 Pada kesempatan bukber puasa Ramadan tersebut, Dubes Jermey juga mengatakan bahwa sejauh ini rasa sambal yang paling disukainya adalah sambal rujak yang disantapnya bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Jawa Timur.

“Ke mana pun saya pergi, entah di Banda Aceh, Bali, Lombok, Jawa atau di Maluku, saya mencoba sambal. Semua orang di Indonesia punya sambal favorit masing-masing,” ungkap Dubes Jermey.

Hal lain yang juga jadi sorotan adalah momen Dubes Dominic Jermey berpantun.

"Jalan-jalan ke Mangga Dua, jangan lupa beli markisa. Waktu azan magrib akan segera tiba, saya ucapkan selamat berbuka puasa," ucapnya disambut ucapan "cakep" dari para hadirin dan riuh tepuk tangan.

 

Sorot Kerja Sama Sektor Ekonomi, Pendidikan, Keamanan hingga Pendidikan

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Dominic Jermey dalam acara iftar atau buka puasa Ramadan bersama (bukber) di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Kamis (6/3/2025). (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Dominic Jermey dalam acara iftar atau buka puasa Ramadan bersama (bukber) di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Kamis (6/3/2025). (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)... Selengkapnya

Dubes Dominic Jermey mengatakan bahwa tahun 2025 adalah tahun penting bagi Inggris dan Indonesia. "Karena kami ingin meletakkan pondasi yang kuat, memfasilitasi kemitraan yang kuat antara Inggris dan Indonesia," ucapnya.

Ia mengatakan hal itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Inggris pada November tahun 2024 lalu. "Presiiden Praboeo dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer sepakat itu merevitalisasi dan memperkuat hubungan."

Dubes Jermey mengatakan kemitraan strategis baru tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di kedua negara, meningkatkan sektor pertahanan dan keamanan, serta mempercepat kemajuan dalam mengatasi krisis iklim dan alam.

“Kemitraan ini kami fokuskan ke banyak sektor, termasuk kesehatan dan pendidikan, perubahan iklim, alam dan transisi energi yang didukung oleh dana pembangunan Inggris sebesar 200 juta poundsterling (Rp4,1 triliun),” kata Dubes Jermey.

Dubes Jermey juga menyinggung peresmian universitas gabungan antara Deakin University Lancaster University Indonesia (DLI) di Bandung, Jawa Barat, menggarisbawahi bahwa kampus tersebut merupakan bukti komitmen Inggris untuk terus meningkatkan kemitraan dengan Indonesia di sektor pendidikan. "Ini adalah bukti nyata komitmen kami untuk terus  meningkatkan kemitraan dengan Indonesia di sektor pendidikan," tegasnya.

Dia juga menyebutkan bahwa bulan lalu, Indonesia dan Inggris meluncurkan proyek kerja sama infrastruktur hijau “Melaju” dengan pendanaan sekitar 24,5 juta poundsterling (Rp515 miliar).

Proyek Melaju dirancang dengan empat pilar utama, yakni pengembangan kebijakan, pengembangan dan pelaksanaan proyek, mobilisasi keuangan dan investasi, serta kolaborasi dan kemitraan.

"Pemerintah Indonesia dan Inggris pada 20 Januari 2025 meluncurkan proyek kerja sama infrastruktur berkelanjutan bernama Melaju guna mendorong pembangunan di Indonesia sekaligus meningkatkan upaya mengatasi tantangan perubahan iklim. Melaju dibangun atas dasar kolaborasi yang sudah ada, seperti UK PACT dan program Future Cities, yang mencerminkan komitmen untuk menghubungkan masyarakat, memungkinkan kesejahteraan, dan mengatasi tantangan mendesak seperti perubahan iklim," papar Dubes Jermey.

Dengan menggunakan kata Melaju, sambung Dubes Jermey, Inggris ingin menjadikan proyek tersebut tonggak penting untuk meningkatkan hubungannya dengan Indonesia, terutama di sektor infrastruktur yang berkelanjutan karena kedua negara berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi kedua bangsa, katanya.

Untuk mendorong tujuan tersebut, Proyek Melaju dirancang dengan empat pilar utama, yakni pengembangan kebijakan, pengembangan dan pelaksanaan proyek, mobilisasi keuangan dan investasi, serta kolaborasi dan kemitraan.

Dalam hal pengembangan kebijakan, Inggris menjadikan Proyek Melaju sebagai upaya memperkuat sistem regulasi, meningkatkan kapasitas, dan membangun keahlian yang dibutuhkan untuk meletakkan dasar bagi infrastruktur berkelanjutan dan pertumbuhan hijau.

Pada pilar berikutnya, yakni pengembangan dan pelaksanaan proyek, Inggris berharap proyek tersebut benar-benar dapat dilaksanakan.

Untuk mencapai tujuan itu, Dubes Jermey menilai perlu ada persiapan yang cermat melalui kerja sama dengan mitra pemerintah guna memastikan bahwa proyek tersebut dapat dirancang dengan baik dan dapat mengakses pendanaan yang diperlukan.

Pada kesempatan tersebut, Dubes Jermey juga menyampaikan perkembangan mobilisasi keuangan dan investasi. Menurutnya, Inggris ingin memastikan pendanaan, yang sering kali menjadi kendala dalam proyek infrastruktur berkelanjutan, dengan memobilisasi sumber daya keuangan dari sektor publik dan swasta. Ini berarti memanfaatkan ekosistem keuangan kelas dunia di Inggris dan melibatkan organisasi seperti UK Export Finance, British International Investment, dan sektor swasta yang lebih luas untuk memastikan bahwa proyek tersebut mendapatkan pendanaan yang dibutuhkan untuk mewujudkannya.

Sementara itu, perihal kolaborasi dan kemitraan, Inggris ingin mendorong terciptanya jaringan yang dinamis, yang mendorong inovasi berkelanjutan, dengan meningkatkan dialog lintas jaringan pemangku kepentingan yang luas.

Dubes yang pernah bertugas di Afghanistan dan Uni Emirat Arab (UAE) itu mengatakan hubungan antara masyarakat juga penting, termasuk berbagi pengalaman dan pertukaran budaya. “Itulah sebabnya acara buka puasa malam ini sangat istimewa. Kita merayakannya dengan semangat persahabatan dan juga berbagi selera melalui takjil,” kata Jermey seraya mengakui takjil sebagai kata baru baginya.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya