Hampir tengah malam di Berlin, namun kota itu tak pekat dengan gelap. Di setiap jalan api mengamuk tak terkendali, artileri Rusia terus membombardir, makin mendekat ke pusat kekuasaan Reich Ketiga -- Nazi Jerman.
Malam itu, 27 April 1945, tak ada seorang pun di Jerman yang berpikir, Nazi masih bisa bertahan. Pun dengan seorang pria yang berada di sebuah bunker. Ia tahu benar, perang akan berakhir. Dia adalah Adolf Hitler.
Menatap pahlawannya, Raja Prusia Frederick Agung yang punya otak militer brilian, Hitler tahu benar kemenangan tak akan berbalik ke pihaknya.
Hal yang disebut 'senjata ajaib' tak pernah ada, tentaranya yang hebat dan luar biasa lebih sekadar kenangan daripada daging dan senjata. Tinggal fantasi.
Kala itu, Sang Fuhrer punya 3 pilihan.
Pertama, membiarkan dirinya ditangkap Rusia, namun penghinaan yang bakal didapat jelas tak terkira. Atau bunuh diri. Tapi siapa yang akan menggantikannya. Bisa jadi Reich Keempat bangkit dan sosoknya diperlukan untuk memimpin. Yang tersisa adalah pilihan ketiga: kabur.
Demikian diungkap dalam buku berjudul Grey Wolf: The Escape Of Adolf Hitler karya penulis Inggris Gerrard Williams dan Simon Dunstan.
Segalanya telah dipersiapkan oleh kepala Gestapo, Heinrich Muller, termasuk dua jasad yang memakai pakaian Hitler dan istrinya, Eva Braun -- yang penampakan mirip benar dengan yang asli.
Saat jam di kantornya berdentang tepat tengah malam, Hitler berpaling ke bawahannya dan mengangguk. Sekitar 20 menit kemudian, 3 sosok muncul dari terowongan rahasia: Hitler, Eva, dan sang ipar Hermann Fegelein.
Menghindari ledakan dan tembakan, mereka cepat-cepat menuju Hohenzollerndamm lewat pusat Berlin. Menuju sebuah pesawat Junkers-52 yang dipiloti Kapten Peter Baumgart, pilot Luftwaffe yang berpengalaman.
Hitler dan para pengiringnya masuk dalam pesawat, dan bahkan sebelum mereka bisa duduk, pesawat lepas landas menuju utara. Kala itu Sang Fuhrer sama sekali tak melongok jendela, enggan melihat kehancuran yang diakibatkannya. Ia menuju sebuah kehidupan baru, dunia baru: Argentina.
Dari Jerman, Hitler menempuh rute berliku. Wajar karena ia adalah buron paling dicari di seluruh dunia. Setelah mendarat di Denmark, ia terbang ke Spanyol di mana Jenderal Franco menyiapkan sebuah pesawat untuk membawanya ke Kepulauan Canary.
Dari sana, Hitler naik kapal selam ke perairan Argentina, di mana ia mendarat di dekat pelabuhan kecul di Necochea, 300 mil selatan ibukota Buenos Aires.
Setelah itu, Hitler tak pernah meninggalkan Argentina. Ia hidup bersama Eva Braun dan punya 2 anak perempuan. Cita-citanya mendirikan Reich Keempat tak pernah kesampaian.
Akhirnya, setelah 17 tahun bersembunyi, Hitler dikabarkan meninggal pada 13 Februari 1962, di usia 1962.
Bagi kebanyakan dari kita, kisah di atas adalah fantasi belaka. Namun, tak sedikit yang memercayainya.
Teori Liar
Baru-baru ini, buku yang mengungkap dugaan Hitler mati tua di Argentina, menjadi subyek tudingan plagiarisme.
Jurnalis Argentina, Abel Basti, dari kota Patagonian Bariloche -- di mana sejumlah pensiunan Nazi tinggal, mengklaim Williams dan Dunstan mengambil data penelitiannya dan menuntut kompensasi.
Namun, kedua penulis itu menolak tuduhan tersebut. "Basti sama sekali tidak menciptakan gagasan Hitler masih hidup di Argentina," kata Williams seperti dimuat Daily Mail, Senin (28/10/2013). "Buku-buku soal itu bisa dilacak tahun 1953 dan 1987. Kami tidak menjiplak karya orang lain."
Gerrard Williams menambahkan, ada sejumlah versi soal pelarian Hitler. Isu itu bahkan beredar sejak Mei 1945.
Dalam tahun-tahun setelah perang, tidak ada bukti kuat bahwa Hitler telah tewas. Tak ada bukti fisik yang meyakinkan.
Keberadaan fragmen tengkorak diduga Hitler yang ditemukan Rusia di dekat bunker, tidak diketahui oleh Barat sejak 1968. Bahkan, pada 2009, uji DNA menguak: sejatinya itu adalah tengkorak perempuan.
Selain itu, segera setelah perang, intelijen AS dan Inggris menerima laporan yang tak terhitung soal pelarian Sang Fuhrer.
Pada September 1945 bahkan muncul klaim, Hitler dan sekretaris pribadinya, Martin Bormann, naik kapal pesiar mewah di Hamburg dan berlayar ke pulau rahasia di lepas pantai Schleswig - Holstein .
Informasi bahkan muncul lewat mimpi. Kedutaan Inggris di Kopenhagen memberitahu Departemen Luar Negeri bahwa seorang wanita Denmark melapor bahwa temannya bermimpi Hitler menyamar sebagai biarawan di Spanyol.
Pada Desember 1945, AS mendapat 'informasi terpercaya' bahwa Hitler naik kapal selam ke Kepulauan Majorca, tempat ia tinggal di hotel dengan sekelompok ilmuwan nuklir. Lalu ada klaim bahwa ia hidup sebagai seorang pertapa di sebuah gua di Italia, atau menjadi gembala di Pegunungan Alpen, Swiss.
Ada yang menyatakan bahwa ia menyembunyikan dirinya di Antartika, atau bahkan lebih jauh lagi -- Bulan! Semua laporan ini , tidak peduli seberapa konyol, dianggap serius dan diselidiki. Satu demi satu terkuak, teori-teori itu tak berdasar.
Sejumlah pihak menduga, segala teori itu adalah bagian dari kampanye disinformasi Soviet. Sebab, mereka menduga Sekutu menyembunyikan Hitler. Kampanye palsu itu untuk menguak apa yang mereka kira sebagai kebenaran
Pada Juli 1945, Komandan Rusia, Marshall Georgi Zhukov mengklaim bahwa karena tubuh Hitler masih belum ditemukan, "dia bisa melarikan diri di saat-saat terakhir." Bahkan Jenderal Eisenhower, mantan komandan tertinggi Sekutu, mengutarakan hal senada.
"Kami belum bisa menggali bukti nyata dari kematian Hitler. Banyak orang percaya bahwa ia melarikan diri dari Berlin," kata Eisenhower di tahun 1952.
Setelah perang, sejarawan sekaligus anggota MI6, Hugh Trevor - Roper ditugaskan untuk menyelidiki kematian Hitler. Dia bicara dengan para saksi yang berada di bunker selama hari-hari terakhir Hitler.
Mereka semua mengatakan hal yang sama: Hitler bunuh diri, dan jasadnya serta tubuh kaku Eva Braun dikremasi dengan bensin
Apakah mungkin semua orang berbohong serempak dan merahasiakannya sampai mati? Bahwa Hitler bunuh diri di bunker adalah versi yang diyakini sampai saat ini.
Williams dan Dunstan mempertahankan teori bahwa Hitler dan Braun yang ditemukan di bunker pada kenyataannya adalah palsu. Menurut Anda? (Ein/Yus)
Malam itu, 27 April 1945, tak ada seorang pun di Jerman yang berpikir, Nazi masih bisa bertahan. Pun dengan seorang pria yang berada di sebuah bunker. Ia tahu benar, perang akan berakhir. Dia adalah Adolf Hitler.
Menatap pahlawannya, Raja Prusia Frederick Agung yang punya otak militer brilian, Hitler tahu benar kemenangan tak akan berbalik ke pihaknya.
Hal yang disebut 'senjata ajaib' tak pernah ada, tentaranya yang hebat dan luar biasa lebih sekadar kenangan daripada daging dan senjata. Tinggal fantasi.
Kala itu, Sang Fuhrer punya 3 pilihan.
Pertama, membiarkan dirinya ditangkap Rusia, namun penghinaan yang bakal didapat jelas tak terkira. Atau bunuh diri. Tapi siapa yang akan menggantikannya. Bisa jadi Reich Keempat bangkit dan sosoknya diperlukan untuk memimpin. Yang tersisa adalah pilihan ketiga: kabur.
Demikian diungkap dalam buku berjudul Grey Wolf: The Escape Of Adolf Hitler karya penulis Inggris Gerrard Williams dan Simon Dunstan.
Segalanya telah dipersiapkan oleh kepala Gestapo, Heinrich Muller, termasuk dua jasad yang memakai pakaian Hitler dan istrinya, Eva Braun -- yang penampakan mirip benar dengan yang asli.
Saat jam di kantornya berdentang tepat tengah malam, Hitler berpaling ke bawahannya dan mengangguk. Sekitar 20 menit kemudian, 3 sosok muncul dari terowongan rahasia: Hitler, Eva, dan sang ipar Hermann Fegelein.
Menghindari ledakan dan tembakan, mereka cepat-cepat menuju Hohenzollerndamm lewat pusat Berlin. Menuju sebuah pesawat Junkers-52 yang dipiloti Kapten Peter Baumgart, pilot Luftwaffe yang berpengalaman.
Hitler dan para pengiringnya masuk dalam pesawat, dan bahkan sebelum mereka bisa duduk, pesawat lepas landas menuju utara. Kala itu Sang Fuhrer sama sekali tak melongok jendela, enggan melihat kehancuran yang diakibatkannya. Ia menuju sebuah kehidupan baru, dunia baru: Argentina.
Dari Jerman, Hitler menempuh rute berliku. Wajar karena ia adalah buron paling dicari di seluruh dunia. Setelah mendarat di Denmark, ia terbang ke Spanyol di mana Jenderal Franco menyiapkan sebuah pesawat untuk membawanya ke Kepulauan Canary.
Dari sana, Hitler naik kapal selam ke perairan Argentina, di mana ia mendarat di dekat pelabuhan kecul di Necochea, 300 mil selatan ibukota Buenos Aires.
Setelah itu, Hitler tak pernah meninggalkan Argentina. Ia hidup bersama Eva Braun dan punya 2 anak perempuan. Cita-citanya mendirikan Reich Keempat tak pernah kesampaian.
Akhirnya, setelah 17 tahun bersembunyi, Hitler dikabarkan meninggal pada 13 Februari 1962, di usia 1962.
Bagi kebanyakan dari kita, kisah di atas adalah fantasi belaka. Namun, tak sedikit yang memercayainya.
Teori Liar
Baru-baru ini, buku yang mengungkap dugaan Hitler mati tua di Argentina, menjadi subyek tudingan plagiarisme.
Jurnalis Argentina, Abel Basti, dari kota Patagonian Bariloche -- di mana sejumlah pensiunan Nazi tinggal, mengklaim Williams dan Dunstan mengambil data penelitiannya dan menuntut kompensasi.
Namun, kedua penulis itu menolak tuduhan tersebut. "Basti sama sekali tidak menciptakan gagasan Hitler masih hidup di Argentina," kata Williams seperti dimuat Daily Mail, Senin (28/10/2013). "Buku-buku soal itu bisa dilacak tahun 1953 dan 1987. Kami tidak menjiplak karya orang lain."
Gerrard Williams menambahkan, ada sejumlah versi soal pelarian Hitler. Isu itu bahkan beredar sejak Mei 1945.
Dalam tahun-tahun setelah perang, tidak ada bukti kuat bahwa Hitler telah tewas. Tak ada bukti fisik yang meyakinkan.
Keberadaan fragmen tengkorak diduga Hitler yang ditemukan Rusia di dekat bunker, tidak diketahui oleh Barat sejak 1968. Bahkan, pada 2009, uji DNA menguak: sejatinya itu adalah tengkorak perempuan.
Selain itu, segera setelah perang, intelijen AS dan Inggris menerima laporan yang tak terhitung soal pelarian Sang Fuhrer.
Pada September 1945 bahkan muncul klaim, Hitler dan sekretaris pribadinya, Martin Bormann, naik kapal pesiar mewah di Hamburg dan berlayar ke pulau rahasia di lepas pantai Schleswig - Holstein .
Informasi bahkan muncul lewat mimpi. Kedutaan Inggris di Kopenhagen memberitahu Departemen Luar Negeri bahwa seorang wanita Denmark melapor bahwa temannya bermimpi Hitler menyamar sebagai biarawan di Spanyol.
Pada Desember 1945, AS mendapat 'informasi terpercaya' bahwa Hitler naik kapal selam ke Kepulauan Majorca, tempat ia tinggal di hotel dengan sekelompok ilmuwan nuklir. Lalu ada klaim bahwa ia hidup sebagai seorang pertapa di sebuah gua di Italia, atau menjadi gembala di Pegunungan Alpen, Swiss.
Ada yang menyatakan bahwa ia menyembunyikan dirinya di Antartika, atau bahkan lebih jauh lagi -- Bulan! Semua laporan ini , tidak peduli seberapa konyol, dianggap serius dan diselidiki. Satu demi satu terkuak, teori-teori itu tak berdasar.
Sejumlah pihak menduga, segala teori itu adalah bagian dari kampanye disinformasi Soviet. Sebab, mereka menduga Sekutu menyembunyikan Hitler. Kampanye palsu itu untuk menguak apa yang mereka kira sebagai kebenaran
Pada Juli 1945, Komandan Rusia, Marshall Georgi Zhukov mengklaim bahwa karena tubuh Hitler masih belum ditemukan, "dia bisa melarikan diri di saat-saat terakhir." Bahkan Jenderal Eisenhower, mantan komandan tertinggi Sekutu, mengutarakan hal senada.
"Kami belum bisa menggali bukti nyata dari kematian Hitler. Banyak orang percaya bahwa ia melarikan diri dari Berlin," kata Eisenhower di tahun 1952.
Setelah perang, sejarawan sekaligus anggota MI6, Hugh Trevor - Roper ditugaskan untuk menyelidiki kematian Hitler. Dia bicara dengan para saksi yang berada di bunker selama hari-hari terakhir Hitler.
Mereka semua mengatakan hal yang sama: Hitler bunuh diri, dan jasadnya serta tubuh kaku Eva Braun dikremasi dengan bensin
Apakah mungkin semua orang berbohong serempak dan merahasiakannya sampai mati? Bahwa Hitler bunuh diri di bunker adalah versi yang diyakini sampai saat ini.
Williams dan Dunstan mempertahankan teori bahwa Hitler dan Braun yang ditemukan di bunker pada kenyataannya adalah palsu. Menurut Anda? (Ein/Yus)