Menatap ke depan dengan matanya yang gelap, mulut terbuka lebar. Wajah itu seakan menjerit dalam diam.
Gambaran mengerikan itu bukan tentang rupa manusia, melainkan penampakan -- atau tepatnya ilusi optik-- yang muncul pada permukaan instalasi baja dari puing menara kembar World Trade Centre (WTC) yang hancur lebur akibat teror.
Penampakan wajah itu ada pada instalasi 'Impact Steel', balok baja yang koyak, berkarat, dan terpelintir yang diambil dari titik di mana pesawat pertama -- American Airlines Penerbangan 11, ditabrakkan ke Menara Utara WTC pada 11 September 2001, pukul 08.46 waktu setempat. Tepatnya, di antara Lantai 93 sampai 99.
Lalu, 17 menit kemudian, pesawat kedua -- American Airlines Penerbangan 77 -- yang juga dibajak menabrak Menara Utara WTC.
Wajah itu ditemukan pekerja konstruksi yang sedang memberi sentuhan akhir pada bangunan National September 11 Memorial and Museum, yang didirikan dengan dana US$ 715 juta, untuk mengenang 2.997 korban yang tewas dalam serangan teror paling dahsyat dalam sejarah Amerika Serikat.
Seperti dikabarkan Daily Mail, 4 Desember 2013, sejumlah pekerja mengaku melihatnya. Lainnya mengatakan tidak. Apakah wajah itu bisa terlihat atau tidak, tergantung pencahayaan dan dari sudut mana ia dilihat.
Sejumlah pekerja punya nama julukan bagi penampakan tersebut: Angel of 9/11 -- Malaikat 9/11,
Kabar wajah menakutkan itu baru tersiar luas saat surat kabar Inggris, The Sun memajang fotonya di sebuah artikel, menyebutnya sebagai "gambar yang akan menghantui dunia."
"Orang sering menemukan makna dalam tragedi, khususnya serangan 11 September," kata Anthony Guido, juru bicara museum kepada CNN. "Baja yang bengkok akibat tabrakan pesawat ini penting secara historis untuk dimasukkan dalam museum, untuk membantu menceritakan kisah teror 9/11 pada pengunjung dari seluruh dunia."
Penjelasan Ilmiah
Meski benar 'Impact Steel' adalah dampak tabrakan pesawat, namun diragukan bahwa Malaikat 9/11 juga disebabkan hal yang sama.
"Penampakan itu diduga kuat bukan hasil tabrakan pesawat, namun akibat faktor cuaca," demikian Liputan6.com kutip dari NBC News.
Setelah serangan teror terjadi -- garam, oksidasi, dan kelembaban di permukaan logam akan berpengaruh pada bagaimana balok baja itu berkarat. Demikian ujar ilmuwan material dari Carnegie Mellon University, P. Chris Pistorius.
"Korosi atmosferik sangat sensitif terhadap iklim mikro," kata dia kepada NBC News. "Sebenarnya, sulit bagi permukaan seperti itu untuk berkarat secara seragam. Lebih mungkin untuk membentuk pola."
Hal senada disampaikan ilmuwan lain. "Jika lapisan baja bertumpuk satu sama lain, seperti yang tampaknya telah terjadi dengan puing 9/11. Kelembaban bisa terjadi di sejumlah area dan meninggalkan segala macam pola yang berbeda," kata Thomas Eagar, ahli dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Pikiran manusia juga berperan dalam menemukan 'wajah' pada baja bengkok yang berkarat. Sebuah fenomena yang dikenal sebagai pareidolia menjelaskan mengapa manusia melihat tampilan wajah dalam benda mati.
Hal yang sama menjelaskan, mengapa kita mungkin akan melihat wajah-wajah mirip manusia di tempat tak biasa, seperti di Bulan, permukaan Mars, tembok, bahkan roti panggang.
Michael Shermer yang menulis "The Believing Brain: From Ghosts and Gods to Politics and Conspiracies", terkait Malaikat 9/11 , mengatakan bahwa bentuk yang bisa terlihat seperti dua mata dan mulut akan merangsang area otak yang berfungsi untuk mengenali wajah. (Ein)
Gambaran mengerikan itu bukan tentang rupa manusia, melainkan penampakan -- atau tepatnya ilusi optik-- yang muncul pada permukaan instalasi baja dari puing menara kembar World Trade Centre (WTC) yang hancur lebur akibat teror.
Penampakan wajah itu ada pada instalasi 'Impact Steel', balok baja yang koyak, berkarat, dan terpelintir yang diambil dari titik di mana pesawat pertama -- American Airlines Penerbangan 11, ditabrakkan ke Menara Utara WTC pada 11 September 2001, pukul 08.46 waktu setempat. Tepatnya, di antara Lantai 93 sampai 99.
Lalu, 17 menit kemudian, pesawat kedua -- American Airlines Penerbangan 77 -- yang juga dibajak menabrak Menara Utara WTC.
Wajah itu ditemukan pekerja konstruksi yang sedang memberi sentuhan akhir pada bangunan National September 11 Memorial and Museum, yang didirikan dengan dana US$ 715 juta, untuk mengenang 2.997 korban yang tewas dalam serangan teror paling dahsyat dalam sejarah Amerika Serikat.
Seperti dikabarkan Daily Mail, 4 Desember 2013, sejumlah pekerja mengaku melihatnya. Lainnya mengatakan tidak. Apakah wajah itu bisa terlihat atau tidak, tergantung pencahayaan dan dari sudut mana ia dilihat.
Sejumlah pekerja punya nama julukan bagi penampakan tersebut: Angel of 9/11 -- Malaikat 9/11,
Kabar wajah menakutkan itu baru tersiar luas saat surat kabar Inggris, The Sun memajang fotonya di sebuah artikel, menyebutnya sebagai "gambar yang akan menghantui dunia."
"Orang sering menemukan makna dalam tragedi, khususnya serangan 11 September," kata Anthony Guido, juru bicara museum kepada CNN. "Baja yang bengkok akibat tabrakan pesawat ini penting secara historis untuk dimasukkan dalam museum, untuk membantu menceritakan kisah teror 9/11 pada pengunjung dari seluruh dunia."
Penjelasan Ilmiah
Meski benar 'Impact Steel' adalah dampak tabrakan pesawat, namun diragukan bahwa Malaikat 9/11 juga disebabkan hal yang sama.
"Penampakan itu diduga kuat bukan hasil tabrakan pesawat, namun akibat faktor cuaca," demikian Liputan6.com kutip dari NBC News.
Setelah serangan teror terjadi -- garam, oksidasi, dan kelembaban di permukaan logam akan berpengaruh pada bagaimana balok baja itu berkarat. Demikian ujar ilmuwan material dari Carnegie Mellon University, P. Chris Pistorius.
"Korosi atmosferik sangat sensitif terhadap iklim mikro," kata dia kepada NBC News. "Sebenarnya, sulit bagi permukaan seperti itu untuk berkarat secara seragam. Lebih mungkin untuk membentuk pola."
Hal senada disampaikan ilmuwan lain. "Jika lapisan baja bertumpuk satu sama lain, seperti yang tampaknya telah terjadi dengan puing 9/11. Kelembaban bisa terjadi di sejumlah area dan meninggalkan segala macam pola yang berbeda," kata Thomas Eagar, ahli dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Pikiran manusia juga berperan dalam menemukan 'wajah' pada baja bengkok yang berkarat. Sebuah fenomena yang dikenal sebagai pareidolia menjelaskan mengapa manusia melihat tampilan wajah dalam benda mati.
Hal yang sama menjelaskan, mengapa kita mungkin akan melihat wajah-wajah mirip manusia di tempat tak biasa, seperti di Bulan, permukaan Mars, tembok, bahkan roti panggang.
Michael Shermer yang menulis "The Believing Brain: From Ghosts and Gods to Politics and Conspiracies", terkait Malaikat 9/11 , mengatakan bahwa bentuk yang bisa terlihat seperti dua mata dan mulut akan merangsang area otak yang berfungsi untuk mengenali wajah. (Ein)