Jutaan Rumah di Indonesia Tak Layak Huni

Hingga kini masih ada jutaan rumah di Indonesia yang statusnya tidak layak huni.

oleh Kusmiyati diperbarui 28 Feb 2014, 13:33 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2014, 13:33 WIB
Rumah Kumuh
Rumah Kumuh

Liputan6.com, Jakarta Memiliki rumah yang nyaman menjadi impian banyak orang, tidak terkecuali masyarakat yang berada di wilayah perbatasan atau pelosok Nusantara. Namun sayang impian tersebut hanya dirasakan segelintir orang. Pasalnya, masih ada jutaan rumah di Indonesia berstatus tidak layak huni.

Dari 16 provinsi yang sudah ditelusuri Tim Ekspedisi Kemanusiaan Kelompok Marjinal (EKKM) 2014 Kementerian Sosial Republik Indonesia sejak 25 Januari 2014 masih ditemukan masalah tersebut. "Masih ada 3,2 juta rumah di Indonesia berstatus tidak layak huni. Untuk itu kami terus berupaya menggandeng banyak pihak untuk melakukan tindakan salah satunya dengan bedah rumah," kata Menteri Sosial, Dr. Salim Segaf Al Jufri, MA, Jumat (28/2/2014).

Menurut Salim Segaf, masyarakat di Indonesia khususnya yang berada di daerah perbatasan atau pinggiran untuk memiliki rumah layak huni masih mimpi. "Untuk punya rumah yang layak huni buat mereka masih hanya mimpi dengan pendapatan mereka yang sangat rendah misalnya Rp 20 ribu per hari. Di sisi lain karakter orang Indonesia itu selalu bisa menerima apa yang sudah dimiliki, mereka pasrah," kata Mensos.

Selain itu banyak masyarakat yang memiliki semangat untung saling berbagi tanpa memikirkan diri mereka sendiri. "Ini yang merupakan aset bangsa yang perlu dijaga. Andai semua pihak memiliki semangat berbagi maka masalah sosial yang satu ini dapat diatasi sedikit semi sedikit. Semuanya harus saling bergandeng tangan bekerja sama," kata Mensos.

Semangat berbagi menurut Salim Segaf tidak perlu menunggu kaya. "Kenyataannya dengan tenaga, pikiran, berakhlak dan niat semangat berbagi itu bisa terlaksana. Tidak perlu menunggu kaya untuk berbagi, banyak masyarakat yang terlibat di kegiatan bedah rumah tim EKKM mungkin dia tidak punya rumah layak tetapi mereka ingin membantu masyarakat khususnya kaum marjinal memiliki rumah," kata Salim Segaf.

Menurut Ketua Ekspedisi sekaligus Direktur Direktoraf Jenderal Rehabilitasi Orang Dengan Kecacatan Kemensos, Nahar, SH, Msi rumah layak huni ialah yang tidak berisiko gangguan kesehatan."Setiap daerah yang kami sambangi masih banyak rumah tidak layak huni maksudnya bocor atau tidak ada MCK yang membuat munculnya berbagai penyakit yang menyerang mereka. Ini perlu upaya dari semua pihak untuk membantu mengatasi hal ini," kata Nahar.

Nahar berharap masyarakat dan pemerintah daerah memprioritaskan rumah layak huni untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat. "Karena tidak selalu ada bakti sosial atau pemberian bantuan dari pusat ataupun dari lembaga sosial lainnya maka itu pemerintah daerah dan masyarakatnya perlu meningkatka kesadaran terkait rumah layak huni," kata Nahar.

(Mia/Mel)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya