Liputan6.com, Jakarta Stroke merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Stroke juga penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker.
Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian nomor satu untuk pasien berusia 45 tahun ke atas. Berdasarkan data di RSCM, jenis stroke yang paling banyak dijumpai adalah stroke iskemik, yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak atau iskemia otak.
Pada stroke iskemik, terjadi kematian sel akibat kurangnya aliran darah, daerah tersebut disebut infark. Daerah di sekitar infark mengalami penurunan aliran darah dan gangguan metabolisme, namun belum mengalami kematian sel. Daerah tersebut dinamakan daerah penumbra, dan menjadi target terapi stroke.
Apabila tidak dilakukan pengobatan yang tepat, daerah penumbra akan mengalami kematian sel, yang menyebabkan kecacatan dan kematian pada pasien stroke.
Kondisi daerah penumbra dipengaruhi oleh kecepatan aliran darah yang ditentukan oleh pompa jantung dan diameter pembuluh darah, serta kekentalan (viskositas) darah.
Advertisement
Viskositas darah ditemukan pada banyak pasien stroke iskemik akut, dapat mencapai > 40% pasien, dan berperan penting dalam menentukan luaran. Oleh karena itu, kondisi ini perlu segera diatasi.
Namun, hingga saat ini pemeriksaan viskositas darah masih sulit untuk dilakukan, karena masalah biaya dan fasilitas yang belum terjangkau oleh semua kalangan.
Karena itu, staf pengajar Departemen Neurologi FKUI-RSCM dr. Al Rasyid, SpS(K) mengembangkan alat pengukur viskositas yang praktis.
Penelitian ini dijalankan sekaligus sebagai langkah untuk meraih gelar doktor dengan disertasi berjudul “Efektivitas Mikrokapiler Digital Sebagai Alat Ukur Nilai Viskositas Darah Untuk Prediksi Prognosis Stroke Iskemik Akut”
Penelitian ini membuat sebuah alat pengukur viskositas yang praktis, murah, dan mudah dibawa – bawa sehingga dapat digunakan oleh semua kalangan, termasuk di daerah terpencil dengan fasilitas yang terbatas. Alat tersebut dinamakan Mikrokapiler Digital (MD), yang memiliki presisi dan akurasi sangat tinggi.
Tidak hanya mengembangkan alat ukur, penelitian ini juga mengamati peran komponen – komponen darah lainnya terhadap viskositas darah dan plasma, serta peran viskositas darah dan plasma terhadap luaran stroke iskemik akut yang diukur menggunakan beberapa indikator: NIHSS, mRS, IL-6, dan NSE. Dari hasil penelitian, fibrinogen merupakan faktor yang paling berperan terhadap viskositas darah dan plasma.
Viskositas darah juga merupakan faktor yang paling berperan terhadap tampilan klinis pasien stroke iskemik, yang dinilai dengan NIHSS dan mRS.
Ini dijelaskan oleh mekanisme bahwa hiperviskositas darah menyebabkan perlambatan aliran darah lebih lanjut pada daerah penumbra, sehingga bila tidak diatasi akan menyebabkan kematian sel dan perluasan daerah infark, sehingga memperburuk tampilan klinis pasien.
Faktor yang terbukti berperan terhadap perburukan IL-6 adalah viskositas darah dan DM, sedangkan faktor yang berperan terhadap perburukan NSE adalah HDL-kolesterol.