Bila SBY Ingin Melindungi Cucunya, Segera Aksesi FCTC

Kurang dari tiga puluh hari masa kerjanya, Pemerintahan SBY belum juga mengaksesi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 15 Sep 2014, 13:00 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2014, 13:00 WIB
Ini Alasan Perokok dan Penjualan Rokok Stabil dalam 25 Tahun
Ada banyak alasan bagi perokok untuk merokok

Liputan6.com, Jakarta Jika Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ingin melindungi kesehatan kedua cucunya, serta seluruh anak-anak di Indonesia, diimbau untuk segera mengaksesi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).

Sebab, kurang dari tiga puluh hari masa kerjanya, Pemerintahan SBY belum juga mengaksesi kerangka kerja pengendalian produk tembakau.

Demikian disampaikan salah seorang Pengurus Komisi Nasional Pengendalian Tembakau Indonesia, Kartono Mohammad dalam Konferensi Pers 'Urgensi FCTC Untuk Perlindungan Anak' di Hotel Akmani, Jl. Wahid Hasyim, Jakarta, pada Senin (15/9/2014)

"Sudahlah, retifikasi saja FCTC itu. Karena buat dia sudah tidak ada beban. Kan masa jabatannya sudah mau habis. Nothing to loss saja," kata Kartono.

Kartono menambahkan, SBY tidak perlu takut akan dimusuhi oleh industri rokok. Sebab, selepas SBY tidak menjabat lagi sebagai pemimpin negara, industri rokok tidak akan melihat sosoknya sebagai 'teman',"Dia dianggap barang bekas, bukan teman, dan tidak bisa dimanfaatkan lagi."

Apalagi, lanjut Kartono, bila SBY ingin menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Persekutuan Bangsa Bangsa (PBB). Sudah pasti, terlebih dulu SBY patuh terhadap kesepakatan yang dilakukan PBB, termasuk FCTC.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya