Liputan6.com, Tokyo - Mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membagikan "resep rahasia" bagaimana Indonesia berhasil memulihkan ekonomi Indonesia dari keterpurukan pasca-krisis. Hal ini diungkapkannya di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi.
"Saat saya masuk tahun 2004, pertumbuhan ekonomi hanya 4%. Dalam setahun, kami berhasil menaikkannya menjadi 5,1%, dan itu terjaga selama 10 tahun," ungkap SBY di hadapan para mahasiswa Indonesia dan akademisi Jepang dalam acara bedah buku "Standing Firm for Indonesia's Democracy" di KBRI Tokyo, Jepang, Jumat (7/3/2023) seperti dikutip dari keterangan pers KBRI Tokyo, Minggu (9/3).
Baca Juga
Presiden ke-6 RI ini menjelaskan kondisi menantang yang dihadapinya saat itu. "Mengapa investasi rendah? Karena situasi kita waktu itu tidak ada keamanan, tidak ada stabilitas sosial, iklim investasi buruk, tidak ada kepastian hukum, kurangnya infrastruktur."
Advertisement
"Investment climate was so poor. Siapa mau investasi di Indonesia? Yang ada capital outflow, rupiah terguncang," tambahnya.
SBY kemudian mengungkapkan empat komponen utama yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, yaitu meningkatkan konsumsi rumah tangga. "Kalau pengangguran banyak, PHK terjadi, daya beli rendah, tidak akan ada pertumbuhan," kata SBY. Belanja pemerintah juga ditingkatkan. Presiden ke-6 RI ini menegaskan, "Jaga government spending yang efektif."
Selain itu, "ekspor harus mengalir, jangan lebih tinggi impornya dibanding ekspornya," tegas SBY. Terakhir, investasi, "Termasuk hilirisasi dan industrialisasi yang harus berhasil," kata mantan presiden RI itu.
Saat ditanya tentang kondisi ekonomi saat ini, SBY optimis pemerintah Presiden Prabowo bisa mengatasi tantangan. "Saya yakin pemerintah ini bisa, Presiden Prabowo bisa. Masih ada sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya politik maupun ekonomi, untuk mengatasi situasi dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi kita."
Pada kesempatan tersebut, SBY juga membagikan pandangannya tentang Indonesia masa depan. "Tetaplah optimis memandang Indonesia. Masa depan bisa saja ada masa-masa mendung, tapi Indonesia adalah negara yang hebat."
Respons Dubes RI untuk Jepang Soal Pencapaian Ekonomi di Era SBY
Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Ahmadi, dalam sambutannya menyoroti pencapaian ekonomi di era SBY. "Pada kepemimpinan Pak SBY, ekonomi kita berhasil tumbuh rata-rata 6%, pengangguran turun dari 10% menjadi 5,7%, dan kemiskinan dari 16,7% menjadi 11%."
"Itu berarti kira-kira 8,6 juta orang pada periode Bapak SBY berhasil dikeluarkan dari kemiskinan," tambah Dubes Heri.
Dr. Wahyu Prasetiawan, salah satu editor buku "Standing Firm for Indonesia's Democracy", menyoroti bahwa pada masa SBY, "Demokrasi dan pertumbuhan ekonomi berjalan seiringan. Itu prestasi yang harus kita hormati."
"Pada masa SBY, kita melihat dolar itu Rp9.000. Setiap saya pergi ke bandara, orang yang pergi umroh itu banyak sekali. Sekarang kita nggak melihat itu," tambahnya.
Sebagai informasi, buku "Standing Firm for Indonesia's Democracy" merupakan hasil wawancara mendalam dengan para akademisi Jepang, yang menggali pengalaman dan pemikiran SBY selama memimpin Indonesia di masa transisi demokrasi.
Advertisement
