Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

20 Persen Remaja Jabotabek Pernah Hubungan Intim

Edukasi seks untuk remaja pria juga penting demi meningkatkan mutu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

oleh Fitri Syarifah diperbarui 30 Sep 2014, 16:30 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2014, 16:30 WIB
Ilustrasi Hubungan seks
Ilustrasi Hubungan Seks (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Dalam upaya peningkatan kesehatan reproduksi, seharusnya tidak hanya remaja perempuan yang perlu mendapat edukasi seks tapi juga remaja laki-laki. Pasalnya, data Australian National University dan Puslitkes UI pada 2011, menemukan 20,9 persen remaja 17-24 tahun di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang pernah berhubungan intim pranikah.

Begitu disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti di sela-sela pemberian penghargaan MDGs bagi Kepala Daerah di Hotel Bidakara, Selasa (30/9/2014).

"Remaja laki-laki tak kurang pentingnya untuk diperhatikan. Kita tidak bisa memungkiri banyak remaja yang sudah melakukan hubungan seks pra-nikah. Pendidikan moral dan agama akan membantu remaja untuk menjadi pribadi yang kuat dalam akhlak," kata Wamenkes.

Selain itu, Wamenkes juga menekankan peran semua pihak dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan Generasi Berencana (Genre) untuk melakukan edukasi seks terus menerus tentang risiko kesehatan hamil dibawah umur.

Ditemui terpisah, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Fasli Jalal beranggapan bahwa tingginya remaja berhubungan seks pra-nikah akan ditekan melalui program ketahanan keluarga. Menurutnya, keluarga dan sekolah akan menjadi fondasi kuat dalam menjaga perilaku anak untuk tidak berperilaku seks bebas.

Selain itu, BKKBN akan bekerjasama dengan pihak sekolah untuk menyediakan ruang konseling remaja untuk edukasi seks di sekolah."BKKBN akan bentuk konseling remaja di sekolah, kampus agar mereka saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain. Kita bentuk peer education seperti kerja kelompok dimana pihak yang terlibat meliputi teman-teman, guru BK atau guru biologi, penjas, untuk memanajemen sekolah,

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya