5 Cara Hormon Ganggu Penampilan

Hormon ini bekerja tanpa henti mengontrol semua aspek kesehatan fisik dan seksual. Tapi, hormon bisa memengaruhi tubuh.

oleh Melly Febrida diperbarui 01 Feb 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2015, 13:00 WIB
Ketombe, Primadonanya Masalah Rambut
Masalah rambut bermacam-macam, mulai dari rontok, pecah-pecah, dan yang primadona adalah ketombe.

Liputan6.com, Jakarta Kita tentu tahu hormon dibutuhkan di tubuh untuk beroperasi. Hormon ini bekerja tanpa henti mengontrol semua aspek kesehatan fisik dan seksual. Tapi, hormon bisa memengaruhi tubuh seperti pubertas, menopause.

Selain itu, hormon juga bisa memengaruhi suasana hati kita, membuat jerawat, serta rambut jadi rusak.

"Sebagian besar dari kita tahu bagaimana hormon mempengaruhi suasana hati, pencernaan, ngidam, tidur dan dorongan seksual, tetapi kenyataannya yang terjadi antara molekul sinyal di otak rumit, seperti FSH dan LH, ovarium dan kelenjar adrenal yang sebenarnya bisa berdampak pada setiap sel tunggal di dalam tubuh kita "" kata Suzanne Gilberg-Lenz, MD., OB-GYN dan Integratif Serta pengobatan holistik seperti dilansir Yourtango, Minggu (1/2/2015).

Inilah beberapa cara hormon mengganggu penampilan Anda:

1-3



1. Kulit bersih, berpikir

Pernah Anda mengalami suatu hari Anda bermaksud meletakkan sampo kering di rambut dan malah menaruh minyak goreng? Otak Anda hanya tak di tempat yang tepat. Gilberg-Lenz mengatakan fungsi kognitif berkaitan erat dengan hormon kita.

"Kita lebih ekspresif secara lisan pada paruh pertama siklus kita karena meningkatkan ekstrogen dan bisa memengaruhi penampilan," kata Gilberg-Lenz.

Ia mencontohkan saat hamil. Progesteron meningkat untuk mempertahankan kehamilan, tapi progesteron juga hormon wanita yang dominan di paruh kedua siklus, mulai dari ovulasi hingga fase luteal.

Ada juga bukti bahwa pada pertengahan siklus-saat kita yang paling subur, kulit kita lebih indah dan kita merasa tubuh ini lebih baik, ini menyebabkan kita merasa dan bertindak lebih seksi.

2. Jerawat


"Hormon berperan besar dalam mengembangkan jerawat," kata Dr David E Bank, Dermatologis dan Asisten Profesor Klinis di Columbia Presbyterian Medical Center.

Hormon menyebabkan kelenjar minyak membesar dan memproduksi lebih banyak minyak selama pubertas dan selama masa-masa remaja.

Naik turun hormonal sangat berhubungan dengan jerawat. Joshua Zeichner, dari Icahn School of Medicine, Mount Sinai, lonjakan umumnya terjadi di pertengahan menstruasi, kelenjar minyak di kulit bereaksi. Hormon menyebabkan kelenjar berlebihan, memproduksi minyak.

Ini berarti lebih banyak makanan yang menyebabkan bakteri penyebab jerawat dan bisa menyumbat pori-pori.

Terapi hormonal, seperti pil KB dan spironolactone, mencegah hormon yang  mempengaruhi kulit dan dapat mengontrol jerawat.

3. Berat badan bertambah


Kenaikan berat badan dikendalikan tak hanya faktor gaya hidup dan emosi, tapi hormon yang berbeda di tubuh," kata dokter kulit Jessica J Krant, MD, MPH, pendiri Art of Dermatology LCC di New York.

"Fungsi tiroid rendah, atau hipotiroidisme, dapat menyebabkan peningkatan berat badan karena kelenjar tiroid menjalankan tingkat metabolisme dasar tubuh, sehingga perlambatan berarti kurang efisien dalam pengolahan energi dan menjadi lebih berat.

"Kortisol, hormon stres tubuh, memberitahu tubuh untuk mempersiapkan masa perselisihan, dan karena tubuh kita menafsirkan kelaparan, ini juga memicu bertambahnya berat badan," kata Krant menjelaskan.

Akhirnya, leptin dan ghrelin bekerja sebagai pasangan yang berlawanan. Leptin mengatakan tubuh kita merasa kenyang, dan ghrelin mengatakan bahwa kita lapar.

"Studi menunjukkan bahwa setelah tidur malam yang buruk, tingkat ghrelin yang tinggi untuk 24 jam berikutnya," kata Krant.

4-5


4. Kulit kering

Kulit kering kebanyakan dipengaruhi lingkungan dan usia, tapi hormon tiroid bisa ikut bagian.

Hypothyroidism yang tak diobati bisa menyebabkan kulit sangat kering. Kulit kering bisa menjadi tambah gatal dan menggaruk bisa menyebabkan ruam dan masalah lain. Karena tingkat estrogen yang lebih rendah dalam menopause, kulit juga bisa menjadi lebih tipis, lebih rapuh, dan kering.

5. Rambut rontok

Rambut menipis, rambut rontok atau kehilangan sinar rambut terkadang dikaitkan degan hipotiroidisme. Rambut sehat membutuhkan banyak vitamin dan mineral, sehingga tak hanya hormon.

Stres kronis bisa menyebabkan rambut rontok dan menipis, karena kurangnya vitamin juga meningkatkan tingkat kortisol di tubuh.

"Estrogen dan testosteron juga berperan, terutama dalam androgenetic, "pola" rambut rontok pada pria / wanita," kata Krant.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya