Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian individu, rambut memang dianggap sebagai mahkota kecantikan, termasuk dalam meningkatkan penampilan dan rasa percaya diri. Akan tetapi, rambut rontok sering menjadi masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan cepat.
Terlebih jika penyebab kerontokan rambut salah satunya karena masalah kesehatan yang mendasarinya. Salah satunya karena penyakit autoimun.
Baca Juga
Melansir dari Healthshots, Jumat (13/12/2024), kondisi ini terjadi ketika sistem imun tubuh secara keliru menyerang jaringannya, termasuk folikel rambut. Penyakit autoimun dapat terjadi karena faktor genetik dan lingkungan.
Advertisement
Untuk itu, Anda perlu memahami jenis autoimun yang bisa menyebabkan kerontokan rambut. Hal ini agar memungkinkan Anda mengatasi masalah tersebut.
Jenis Autoimun yang Bisa Sebabkan Rambut Rontok
Berikut ini adalah beberapa jenis autoimun yang paling umum yang menyebabkan rambut rontok, antara lain:
1. Alopecia areata
Alopecia areata adalah penyakit autoimun yang menyebabkan rambut rontok dengan secara khusus menargetkan folikel rambut. Ketika sistem imun tidak berfungsi dengan baik, ia secara keliru mengidentifikasi folikel rambut sebagai penyerang asing.
Hal ini memicu respons peradangan, yang menyebabkan kerusakan dan penghancuran folikel rambut, seperti yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh StatPearls. Proses peradangan mengganggu siklus pertumbuhan rambut normal, menyebabkan rambut rontok di beberapa bagian.
Area yang terkena mungkin kecil atau besar, dan rambut rontok dapat terjadi di kulit kepala, janggut, alis, atau bagian tubuh lainnya.
Meskipun alopecia areata dapat membuat stres, penting untuk dicatat bahwa kondisi ini seringkali dapat sembuh dengan sendirinya atau dengan perawatan yang tepat. Dalam beberapa kasus, rambut dapat tumbuh kembali, tetapi mungkin tekstur atau warnanya berbeda.
2. Gangguan tiroid
Hormon tiroid berperan sebagai pengatur penting berbagai fungsi tubuh, termasuk pertumbuhan rambut. Ketika kelenjar tiroid tidak berfungsi dengan baik, baik dengan memproduksi terlalu sedikit (hipotiroidisme) atau terlalu banyak (hipertiroidisme) hormon tiroid, hal itu dapat mengganggu keseimbangan siklus pertumbuhan rambut.
Pada hipotiroidisme, kelenjar tiroid yang kurang aktif menyebabkan kekurangan hormon-hormon penting ini.
Ketidakseimbangan hormon ini dapat mengakibatkan pertumbuhan rambut lebih lambat, rambut menipis, dan rambut rontok lebih banyak. Rambut juga mungkin tampak kering, rapuh, dan kusam.
Sebaliknya, hipertiroidisme, yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang terlalu aktif, juga mengganggu siklus pertumbuhan rambut.
Hormon tiroid yang berlebih dapat mempercepat pertumbuhan rambut, tetapi juga dapat menyebabkan rambut rontok lebih awal, sehingga rambut menjadi lebih tipis, seperti yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cureus.
3. Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis (RA)Â adalah penyakit autoimun yang menyebabkan rambut rontok. Mekanisme spesifik yang menyebabkan rheumatoid menyebabkan rambut rontok masih dalam penelitian. Namun, mungkin ada banyak faktor yang terlibat.
"Salah satu penyebab yang diduga adalah peradangan persisten yang terkait dengan RA. Peradangan ini dapat memengaruhi beberapa organ dan jaringan, termasuk folikel rambut," jelas dokter kulit, Dr Seema Oberoi Lall.
Respons peradangan dapat merusak folikel rambut, yang mengakibatkan rambut menipis, patah, dan rontok.
4. Hashimoto’s disease
Ini adalah penyakit autoimun kronis yang menyebabkan rambut rontok dengan menyerang kelenjar tiroid, yang menyebabkan hipotiroidisme. Ketidakseimbangan hormon ini dapat berdampak signifikan pada kesehatan rambut.
Bila kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon yang cukup, siklus pertumbuhan rambut normal pun terganggu.
Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan rambut melambat, rambut menipis, dan rambut rontok bertambah banyak. Rambut juga tampak kering, rapuh, dan kusam.
"Selain itu, peradangan yang terkait dengan penyakit Hashimoto dapat menyebabkan rambut rontok," kata sang ahli.
Serangan sistem imun pada kelenjar tiroid dapat menyebabkan respons peradangan sistemik, yang memengaruhi banyak organ dan jaringan, termasuk folikel rambut. Peradangan ini dapat merusak folikel rambut, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menghasilkan rambut yang sehat.
Advertisement
5. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun rumit yang menyebabkan rambut rontok dengan memengaruhi beberapa organ, termasuk kulit dan folikel rambut.
Peradangan adalah salah satu penyebab paling umum SLE menyebabkan rambut rontok, seperti yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology.
Sistem imun menargetkan folikel rambut, menyebabkan respons peradangan yang menghancurkan struktur dan mengganggu siklus pertumbuhan alaminya. Hal ini dapat menyebabkan rambut menipis, melemah, atau rontok secara tidak merata.
Ditambah lagi, lesi kulit, terutama pada kulit kepala, dapat merusak batang rambut, sehingga rambut lebih sulit tumbuh kembali. Dalam keadaan yang parah, hal ini dapat menyebabkan rambut rontok permanen dan alopecia jaringan parut.
6. Discoid Lupus Erythematosus (DLE)
Discoid Lupus Erythematosus (DLE) adalah penyakit autoimun kronis yang menyebabkan rambut rontok. Meskipun terutama memengaruhi kulit, ia juga dapat merusak area yang ditumbuhi rambut, yang mengakibatkan rambut rontok, seperti yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lupus Science and Medicine.
Ketika DLE memengaruhi kulit kepala, ia dapat mengembangkan lesi kulit yang tidak biasa yang dikenal sebagai lesi diskoid. Lesi ini adalah area yang menonjol dan bersisik yang mungkin berwarna merah, merah muda, atau ungu. Lesi ini dapat meninggalkan bekas luka seiring waktu, yang menyebabkan kerusakan folikel rambut.
Bekas luka merusak atau menghancurkan folikel rambut, yang mengakibatkan rambut rontok permanen di area yang terkena. Tingkat keparahan rambut rontok pada DLE bervariasi menurut ukuran lesi kulit dan tingkat kerusakan pada folikel rambut.
Dalam beberapa situasi, rambut rontok bersifat ringan dan sementara, sementara dalam situasi lain, rambut rontok parah dan permanen.
Kenapa Autoimun Bisa Membuat Rambut Rontok?
Setelah mengetahui jenis autoimun, Anda tentu penasaran kenapa hal tersebut bisa terjadi. Berikut beberapa alasannya:
1. Mengalihkan serangan imun
Biasanya, sistem imun kita bertindak sebagai pembela proaktif, melindungi kita dari penyerang berbahaya seperti bakteri dan virus. Namun, pada penyakit autoimun, sistem pertahanan yang kuat ini gagal.
Alih-alih mengenali jaringan tubuh sebagai musuh, sistem ini secara keliru mengidentifikasinya sebagai ancaman asing, seperti yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Informed Health.
Kesalahan identifikasi ini menyebabkan serangan terarah pada sel-sel tubuh, termasuk folikel rambut. Dalam kasus rambut rontok, sistem imun menganggap folikel rambut sebagai penyusup, yang memicu respons peradangan.
Reaksi peradangan ini merusak folikel rambut, mengganggu siklus pertumbuhan normalnya, dan akhirnya menyebabkan rambut rontok.
Advertisement
2. Timbul peradangan atau inflamasi
Begitu sistem imun mengidentifikasi folikel rambut sebagai musuh, sistem ini melancarkan serangan besar-besaran. Serangan ini melibatkan pelepasan zat-zat inflamasi, seperti sitokin dan sel-sel imun lainnya, ke lokasi folikel rambut.
Respons inflamasi ini merupakan mekanisme pertahanan alami, tetapi dalam kasus ini, respons ini ditujukan terhadap jaringan tubuh. Peradangan merusak folikel rambut, mengganggu siklus pertumbuhan normalnya, dan melemahkan strukturnya, seperti yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Inflammation Research.
Kerusakan ini dapat menyebabkan rambut menipis, patah, dan akhirnya rambut rontok.
3. Kerusakan pada folikel rambut
Respons inflamasi yang dipicu oleh serangan sistem imun pada folikel rambut menyebabkan kerusakan signifikan pada struktur ini. Peradangan dapat menyebabkan kerusakan folikel rambut atau mengganggu kemampuannya untuk menghasilkan rambut baru.
"Siklus pertumbuhan rambut normal, yang melibatkan fase pertumbuhan, istirahat, dan kerontokan, terganggu. Folikel rambut dapat memasuki fase istirahat yang lama atau rambut rontok sebelum waktunya, yang mengakibatkan rambut rontok," kata sang ahli.
Dalam beberapa kasus, kerusakannya mungkin sangat parah sehingga folikel rambut hancur secara permanen, yang menyebabkan rambut rontok permanen.