Pengertian
Rambut rontok dalam dunia medis disebut sebagai alopesia. Kerontokan merupakan kondisi umum yang memang terjadi pada semua orang. Itu sebabnya kerontokan dianggap normal bila jumlah helai yang rontok tidak lebih dari 100 helai per hari.
Namun kerontokan bisa menjadi masalah bila jumlah yang rontok lebih dari 100 helai per hari dan tak terkendali. Sebab rambut rontok yang tak terkendali merupakan awal kebotakan. Jika merasa kerontokan yang Anda alami sudah demikian menganggu, konsultasikan pada dokter untuk penanganan segera.
Diagnosis
Penentuan diagnosis rambut rontok dilakukan dengan pemeriksaan kulit kepala. Ada beberapa cara untuk menggolongkan jenis kerontokan rambut. Cara paling mudah adalah dengan membedakan area rambut yang rontok sebagai berikut:
1. Rambut rontok sebagian (patchy hair loss), umumnya karena:
- Alopesia areata, kebotakan terjadi dimulai dengan menyerupai area lingkaran kecil. Atau ada pula yang berbentuk seperti koin yang bisa diakobatkan oleh penyakit autoimun.
- Alopesia traksi, kerontokan yang menyebabkan rambut menipis karena efek terlalu sering atau terlalu kuat kucir ekor kuda atau kepang.
- Trichotillomanis, kerontokan karena kebiasaan memutar atau menarik rambut
- Tinea capitis, kerontokan karena infeksi jamur
- Sifilis sekunder
2. Rambut rontok secara menyeluruh (diffuse hair loss), umumnya karena:
- Alopesia pola, merupakan pola bentuk M pada pria dan penipisan menyeluruh pada wanita.
- Alopesia karena obat.
- Kurang nutrisi atau malnutrisi protein.
- Alopesia karena penyakit sistemik, seperti kanker, penyakit endokrin, dan gangguan kesehatan lain.
- Telogen effluvium, kerontokan cepat setelah melahirkan, demam, penurunan berat badan yang drastis, stres, dan sejenisnya.
Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan kondisi rambut rontok untuk mencari tahu penyebab utama masalah kerontokan. Tes bisa dilakukan secara menyeluruh –meliputi tes darah untuk memeriksa kadar Hb, zat besi, vitamin B, fungsi kelenjar tiroid, hingga biopsi kulit kepala.
Gejala
Kerontokan rambut yang tidak normal umumnya dapat dikenali dari kondisi rambut berguguran yang mendadak lebih banyak dari biasanya. Meski demikian, gejala pada tiap jenis kerontokan juga berbeda-beda.
Pola alopesia pada pria dan wanita, misalnya, biasanya muncul saat seseorang berusia di atas 35 tahun atau ketika masuk ke masa menopause. Polanya khas, yaitu berupa pola huruf M, terjadi di seputar ubun-ubun dan samping kepala pria. Sedang pada wanita, pola penipisan rambut terjadi di bagian atas kepala.
Sementara kerontokan karena kemoterapi biasanya terjadi secara menyeluruh. Bahkan bukan hanya rambut kepala, tapi juga rambut pada wajah dan tubuh. Selain itu ada pula kerontokan mendadak, banyak, dan drastis yang biasanya terjadi akibat stres yang cukup berat.
Pengobatan
Beberapa tipe rambut rontok, seperti telogen effluvium, tidak membutuhkan pengobatan khusus. Sebab kerontokan bisa berhenti sendiri dan rambut mulai tumbuh dalam waktu enam bulan kemudian. Kerontokan juga dapat berhenti ketika kondisi stres penyebab kerontokan telah mereda.
Asupan nutrisi –seperti seng, vitamin B, asam folat, zat besi dan kalsium, adalah jenis asupan yang baik dan dianjurkan untuk mengatasi rambut rontok. Beberapa studi menunjukkan asupan vitamin D juga berdampak positif. Vitamin biotin diketahui dapat merangsang pertumbuhan rambut.
Masalah kerontokan rambut dapat juga diatasi dengan konsumsi obat-obatan –seperti propecia (finasteride) dan rogaine (minoxidil)– maupun dengan metode implan atau trasnplantasi rambut. Rogaine dapat digunakan oleh pria dan wanita. Namun, perlu diingat bahwa obat-obatan tersebut harus diminum terus untuk mendapatkan efeknya. Bila konsumsi obat dihentikan, rambut bisa rontok kembali.
Rambut rontok karena masalah autoimun, seperti alopesia areata, biasanya perlu diobati dengan steroid –baik suntikan, krim, gel, atau salep. Terapi imun juga dapat dilakukan dengan cara merangsang pertumbuhan rambut dengan menyebabkan reaksi alergi yang disengaja pada daerah kulit yang terkena.
Pada beberapa kondisi terkadang dibutuhkan penggunaan rambut palsu yang sementara waktu dapat membantu menutupi kerontokan dan menambah rasa percaya diri.
Penyebab
Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab kerontokan rambut, baik karena fisik maupun masalah emosional, di antaranya:
- Penuaan atau aging
- Riwayat keluarga
- Stres
- Perubahan hormonal seperti hamil, pubertas dan menopause
- Kadar vitamin yang rendah
- Kekurangan protein karena diet ketat
- Peyakit tiroid, diabetes, dan sindrom down
- Anemia karena kekurangan zat besi
- Penyakit autoimun seperti alopesia areata
- Kemoterapi
Pencegahan
Bisakah kerontokan dicegah? Kerontokan rambut dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:
- Perawatan rambut dengan baik, seperti pemberian vitamin rambut
- Cuci rambut dan jaga kebersihan rambut secara rutin
- Asupan nutrisi yang baik dan seimbang
- Pengendalian stress dengan baik
- Pengobatan terhadap masalah medis penyebab kerontokan rambut
Berita Terbaru
Ciri Orang Meninggal karena Asam Lambung: Kenali Gejala dan Penanganannya
12 Tempat Wisata Ekstrem di Indonesia yang Menguji Adrenalin, Kamu Berani Coba?
Membuka Wawasan Mahasiswa tentang Peran dan Transformasi Profesi di Dunia Digital
Jelang Libur Nataru 2024/2025, Terminal Kalideres Gencar Lakukan Ramp Check
Ciri-Ciri Virus: Karakteristik, Struktur, dan Dampaknya
Fungsi Relay pada Motor: Komponen Kecil dengan Peran Besar
Dampak Barang Mewah dan Layanan Premium Kena PPN 12 Persen
Ciri-Ciri Hewan Vivipar: Contoh Beserta Proses Perkembangbiakannya
BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2025 Kian Seret, Apa Penyebabnya?
Ide Hampers Natal yang Unik dan Berkesan untuk Orang Terkasih, Jadikan Momen Lebih Spesial
5 Pernyataan Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane saat Hendak Dipulangkan ke Filipina
Ciri-Ciri Historiografi Kolonial dan Dampaknya Terhadap Penulisan Sejarah Indonesia