10 Komplikasi Paling Umum Usai Operasi Plastik

Demi memiliki penampilan yang lebih menarik, orang rela menjalani operasi plastik. Namun, jika Anda berpikir operasi, pikirkan risikonya.

oleh Melly Febrida diperbarui 06 Feb 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2015, 21:00 WIB
Operasi Plastik
Daily Mail

Liputan6.com, Jakarta Demi memiliki penampilan yang lebih menarik, orang rela menjalani operasi plastik. Namun, jika Anda berpikir untuk operasi plastik, pertimbangkan dulu manfaat dan risikonya.

Seperti kebanyakan operasi, komplikasi operasi plastik lebih sering terjadi pada orang-orang tertentu. Misalnya, orang yang mengalami obesitas dan orang tua juga lebih rentan terhadap komplikasi.

Anda dapat mengurangi risiko Anda dengan pemeriksaan ke dokter Anda dan menyelidiki fasilitas di mana operasi akan terjadi.

Berikut beberapa komplikasi yang paling umum dialami usai bedah kosmetik seperti dilansir HealthLine, Jumat (6/2/2015):

1-5


1. Hematoma

Hematoma merupakan kantong darah yang membesar, memar dan menyakitkan. Ini terjadi 1-6 persen pada operasi pembesaran payudara dan merupakan komplikasi yang paling umum setelah facelift.

Hematoma merupakan risiko yang dialami hampir pada semua operasi dan pengobatan terkadang diperlukan operasi tambahan untuk mengeringkan darah.

2. Kerusakan saraf

Kerusakan saraf bisa dialami usai operasi. Mati rasa dan kesemutan umum dialami operasi plastik dan ini tanda-tanda kerusakan saraf. Kebanyakan wanita mengalami perubahan dalam sensitivitas setelah operasi pembesaran payudara dan 15 persen kehilangan sensasi puting secara permanen.

3. Infeksi

Meskipun perawatan pascaoperasi meliputi langkah-langkah mengurangi risiko infeksi, namun salah satu komplikasi ini lebih umum terjadi pada operasi platik.

Pada operasi payudara, selulitis (infeksi kulit) terjadi pada 2 sampai 4 persen.

Dalam beberapa kasus, infeksi dapat internal dan berat.

4. Deep Vein thrombosis dan Pulmonary Embolism

Deep Vein Thrombosis (DVT) merupakan kondisi di mana ada gumpalan darah di vena dalam, yang biasanya di kaki. Ketika gumpalan pecah dan berjalan ke paru-paru, ini dikenal dengan emboli paru. Meskipun jarang, komplikasi ini berakibat fatal.

5. Jaringan parut

Bedah biasanya menghasilkan beberapa jaringan parut. Sejak operasi kosmetik berupaya untuk memperbaiki penampilan Anda, bekas luka bisa sangat mengganggu.
Jaringan parut hipertrofik, misalnya, merupakan bekas luka abnormal yang berwarna merah dan tebal yang terjadi pada 2-5 persen dari prosedur pembesaran payudara.

6-10


6. Umumnya Ketidakpuasan Penampilan

Meskipun sebagian besar orang puas dengan hasil pascaoperasi, kekecewaan dengan hasilnya mungkin terjadi.

Orang-orang yang menjalani operasi payudara mungkin mengalami masalah contouring atau asimetri, sementara mereka yang menjalani operasi wajah bisa tidak menyukai hasilnya.

7. Kerusakan Organ

Liposuction bisa memicu traumatis bagi organ internal. Perforasi visceral atau tusukan dapat terjadi ketika probe bedah kontak dengan organ-organ internal. Perbaikan cedera ini dapat memerlukan operasi tambahan. Perforasi juga dapat berakibat fatal.

8. Komplikasi anestesi

Anestesi adalah praktik yang memungkinkan pasien untuk menjalani operasi tanpa merasakannya.

Anestesi umum, ketika obat yang digunakan membuat Anda tidak sadar, kadang-kadang dapat menyebabkan komplikasi. Ini termasuk infeksi paru-paru, stroke, serangan jantung, dan kematian.

Risiko anestesi yang lebih umum termasuk bangun bingung dan disorientasi, dan menggigil. Sebuah komplikasi yang kurang umum adalah kesadaran anestesi, atau terbangun di tengah operasi.

9. seroma

Seroma adalah suatu kondisi yang terjadi ketika serum dari darah di bawah permukaan kulit, terjadi pembengkakan dan rasa sakit. Ini terlihat seperti lepuhan besar. Hal ini dapat terjadi setelah operasi apapun, dan merupakan komplikasi yang paling umum dari tummy tuck.

Karena seromas dapat terinfeksi, mereka sering dikeringkan dengan jarum, yang secara efektif menghilangkan mereka, meskipun ada kemungkinan kambuh.

10. Kehilangan Darah

Kehilangan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan bisa mematikan.

Kehilangan darah dapat terjadi saat di meja operasi, tetapi juga secara internal, setelah operasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya