Liputan6.com, Jakarta Kehamilan tidak diinginkan pada anak biasanya membuat orangtua merasa ini masalah yang kompleks. Namun baik terjadi karena perkosaan atau hubungan intim dengan pacarnya, dianjurkan untuk tidak menggugurkan kandungan.
Begitu disampaikan Psikolog Seksual, Zoya Amirin untuk Sekspedia-Liputan 6.com, ditulis Sabtu (14/2/2015). Menurutnya, risiko keguguran akan menyebabkan banyak masalah baik secara kesehatan fisik dan mental.
Baca Juga
"Memang tidak semudah dikatakan. Ada banyak orangtua yang merasa ini kompleks tapi jangan sampai Anda menggugurkan kandungan putri Anda karena malu apa yang akan dikatakan masyarakat tentang putri anda. Lebih bijak, pikirkan nasib putri anda," kata Zoya.
Advertisement
Zoya menuturkan, sekalipun putri Anda harus menggugurkan kandungannya, maka akan ada banyak risiko yang menghadang. "Bukan hanya kanker serviks, kemungkinan urat yang salah ke dukun beranak, obat dan sebagainya kadang bisa memperparah kondisi anak ke depan. Apalagi ketika dia siap menikah atau punya anak. Bisa jadi dia nggak bisa melahirkan lagi karena kondisi rahim yang sudah rusak."
"Kalau putrinya belum siap, Anda bisa membiarkan anak tetap sekolah lalu minta diadopsi. Ada banyak panti yang relatif mau menerima anak dalam kondisi hamil, bahkan membantu proses persalinan dan mencari orangtua asuh tepat setelah proses melahirkan," jelasnya.
Selain itu, kalaupun Anda ingin mengurus anak, selalu ada risiko karena masalahnya akan semakin kompleks. Namun Zoya menekankan, kalau bisa apapun yang Anda pillih, pikirkan dan tentukan kesiapan mental anak.
"Anda bisa datang ke Pusat Krisis Terpadu (PKT) RSCM untuk meminta bantuan. Bagi yang di luar Jakarta, biasanya ada banyak tempat yang disiapkan pemerintah yang dapat membantu persalinan di usia muda dn risiko pascalahir," ujarnya.
Satu hal lagi yang disampaikan Zoya, jangan memaksakan anak untuk menikah dengan orang yang menghamili dia. "Belum tentu pacarnya bisa bertanggung jawab atau bahkan jika kebatulan terjadi pemerkosaan diluar keinginan. Jangan salahkan anak anda. Tapi komunikasikan dengan baik dengan putri Anda karena selalu ada solusi. Setidaknya jangan aborsi demi kesehatan dan psikologisnya."