Kartu Lebaran, Lebih Menyentuh Hingga Lubuk Hati

Banyak orang mengira, mengirim kartu Lebaran adalah tradisi yang ketinggalan zaman di era digital ini.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Jul 2015, 14:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2015, 14:00 WIB
Kartu Lebaran
Ilustrasi Kartu Lebaran (Liputan6.com/Nasuri Suray)

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang mengira, mengirim kartu Lebaran adalah tradisi yang ketinggalan zaman di era digital ini. Kartu Lebaran dengan tulisan tangan dari pengirimnya memberikan sentuhan personal yang tak ada duanya dibandingkan dengan ucapan lewat media elektronik. Tak heran, kartu Lebaran masih tetap eksis hingga kini.

Hingga era tahun 90-an, setiap menjelang Lebaran, adalah masa panen mendapatkan kiriman kartu Lebaran. Semua orang sibuk mengirimkan ucapan Lebaran untuk kerabat sampai relasi bisnis.

Namun, kini tumpukan kartu itu semakin ditinggalkan. Sekarang masyarakat lebih senang mengirimkan ucapan singkat lewat ponsel. Sebagai ganti kartu Lebaran, kini dimulai sejak malam takbiran hingga beberapa hari setelah lebaran, ponsel tak henti-hentinya berbunyi.

 

 

Masih banyak yang kirim kartu lebaran

Masih banyak yang kirim kartu lebaran
Berbeda dengan kondisi di Tanah Air yang semakin meninggalkan kartu ucapan tradisional, di Negeri Paman Sam, masyarakatnya masih setia mengirim kartu ucapan saat hari-hari besar mereka. Data 2011 menyebutkan, hanya satu dari empat orang di AS yang tidak mengirimkan kartu ucapan. Sekitar 83 persen orang Amerika masih senang dengan tradisi bertukar kartu ucapan.

Masyarakat AS sempat berpikir bahwa kartu ucapan yang dicetak bakal ketinggalan zaman di era digital. Kenyataannya, kartu ucapan dalam bentuk kertas, tidak juga mati karena serbuan kartu ucapan digital.

Hallmark, salah satu produsen kartu ucapan terbesar di AS, melaporkan penjualan yang bagus selama tahun 2011. Mereka optimistis tahun ini juga akan mengalami penjualan meningkat menjelang hari raya.

Di AS, kartu ucapan memang masih juara. Analis perusahaan kartu ucapan itu mengatakan, dalam beberapa tahun ke belakang, rata-rata 1,5 miliar kartu ucapan yang diproduksi, berhasil dijual.

Artinya, di negeri itu terjual 20 kartu ucapan untuk setiap satu kartu digital yang terkirim. Dengan demikian, di Negeri Paman Sam yang lebih melek teknologi, ternyata bertukar kartu ucapan masih bertahan cukup bagus di zaman digital ini.

 

 

Personal

Personal 
Salah satu alasan masyarakat AS masih setia dengan kartu ucapan adalah sentuhan personal di dalamnya. Kartu ucapan dengan sentuhan personal tentu lebih berkesan di hati penerimanya. Ucapan yang ditulis tangan lebih memberi sentuhan personal dibandingkan dengan ucapan yang dicetak memakai mesin.

Percayalah, menerima ucapan yang personal ini rasanya pasti berbeda dengan ucapan digital. Tampaknya ada sesuatu yang tak tergantikan oleh ucapan versi digital.

Tak ada salahnya kita memelihara tradisi mengirim surat dan kartu ucapan untuk menyambung silaturahmi dengan kerabat dan rekan bisnis. Jangan sampai anak cucu kita tidak tahu cara berkirim surat tradisional karena sehari-hari mereka lebih akrab dengan teknologi digital.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya