Stok Raskin 1,5 Juta Ton, Aman Hingga Januari Tahun Depan

Pengentasan kemiskinan menjadi prioritas pemerintah. Salah satunya, dengan kartu sakti, yaitu Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

oleh Liputan6 diperbarui 08 Agu 2015, 22:32 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2015, 22:32 WIB
Cek Gudang Bulog, Mensos Pastikan Raskin Bebas Beras Plastik
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memastikan pasokan raskin di Sulawesi Selatan bebas beras plastik.

Liputan6.com, Jakarta Pengentasan kemiskinan menjadi prioritas pemerintah. Salah satunya, dengan kartu sakti, yaitu Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). “Siapa saja yang berhak mendapatkan kartu sakti tersebut merupakan tugas dari pak kades untuk melakukan verifikasi dan validasi (veri-vali) data setiap enam bulan sekali, ” ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di sela kunjungan kerja di Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (8/8/2015).

Tahap kedua Program Keluarga Harapan (PKH) tahun ini, lanjut Mensos, seorang anak SMA bisa mendapatkan bantuan PKH dengan bantun pokok Rp 500 ribu dan diberikan sekaligus tidak dalam empat termin. “Bantuan pokok PKH Rp 500 ribu dan diberikan sekaligus tidak bertahap. Bantuan tergantung dari elemen lain, seperti apa ada ibu hamil, ada balita, atau pun anak sekolah, ” katanya.

Kunjungan Mensos dilanjutkan dengan meninjau gudang Bulog di Kabupaten Lebak untuk memastikan ketersediaan beras raskin cukup guna memenuhi kebutuhan warga kurang mampu. “Di gudang Bulog Lebak ini, kami tidak menemukan beras impor dan semua beras berasal dari di wilayah Banten, ” tandasnya.

Secara nasional stok raskin aman hingga Januari tahun depan. Ada sekitar 1,5 juta ton, dimana kebutuhan raskin selama setahun itu kurang lebih 2,7 juta ton. “Jika ada pihak khwatir di masa kemarau ini akan berdampak berkurangnya stok raskin. Maka, melihat stok beras yang ada saya kira tidak beralasan kekurangan malah dijamin aman dan cukup, ” ucapnya.

Sementara itu, jembatan Asa di Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten itu merupakan bantuan dari masyarakat melalui stasiun televisi swasta nasional yang diharapkan membantu anak-anak pergi ke sekolah, mempermudah jalur ekonomi dan layanan kesehatan dari satu desa ke desa lainnya.

Masih ada lima jembatan asa lainnya yang menggalang dana dari masyarakat. Walaupun baru diresmikan masih terasa bergoyang-goyang, karena memang jembatan gantung. Dana yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 7,5 miliar dan jembatan asa di desa ini dibangun sepanjang delapan meter dengan lebar 1,2 meter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya