Tak Semua Orang Boleh Menggunakan Kawat Gigi

Tidak sembarang orang boleh menggunakan kawat gigi atau behel.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 15 Des 2015, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2015, 10:00 WIB
Jangan Buru-buru Pasang Behel Pada Anak
Pemasangan behel pada anak baru bisa dilakukan jika kondisi giginya sudah permanen.

Liputan6.com, Jakarta Tidak sembarang orang boleh menggunakan kawat gigi atau behel. Jika tidak memiliki keluhan berupa maloklusi atau hanya untuk sekadar gaya-gayaan saja, hindari menggunakan kawat gigi. Pada dasarnya, kawat gigi digunakan untuk memperbaiki susunan gigi.

Menurut pengurus IKORTI Komda Jaya drg Dwi Anie Lestari, Sp.Ort dalam diskusi 'Formula Orthodontic: Gigi Indah, Rapi, dan Tetap Sehat' di Kawasan Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (14/12/2015), maloklusi merupakan kondisi bertemunya gigi atas dan bawah dalam keadaan yang tidak baik. "Seperti gigi berantakan, tonggos, cameh, renggang, dan gingsul," kata dia menerangkan. 

Penggunaan behel tengah jadi tren di kalangan anak muda. Hanya saja, tidak sedikit di antara mereka yang mengawat giginya dengan alasan ingin tampil cantik. Namun, mereka tidak menyadari ada beberapa efek yang mungkin timbul dari pemakaian yang asal-asalan. Apalagi jika pemasangan behel dilakukan bukan oleh dokter spesialis ortodonti.

"Perawatan ini tahunan bukan bulanan. Paling cepat dua tahun. Jadi, kalau ada pasien yang datang lalu bilang di luar sana ada perawatan yang lebih cepat, itu tanda perawatan tidak sampai selesai. Apalagi kalau sudah pasang behel kondisinya semakin parah, jelas itu tidak berhasil sama sekali," kata dia menerangkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya