Serangan Jantung Diam-diam Berakibat Lebih Fatal

Gejala serangan jantung tidak berasal dari nyeri pada dada atau tangan dan kaki yang basah karena keringat saja.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 30 Des 2015, 11:00 WIB
Diterbitkan 30 Des 2015, 11:00 WIB
Serangan Jantung Secara Diam-Diam Berakibat Lebih Fatal
Gejala serangan jantung tidak berasal dari nyeri pada dada atau tangan dan kaki yang basah karena keringat saja.

Liputan6.com, Jakarta Tidak semua serangan jantung ditandai dengan nyeri dada atau keringat berlebihan pada telapak tangan dan kaki seperti pada umumnya.

Ada beberapa kemungkinan serangan jantung terjadi secara 'diam-diam.' Bahkan ada beberapa kasus kematian akibat serangan jantung tanpa gejala. Penelitian baru dari National of Health (NIH) menunjukkan hal tersebut.

Para peneliti merekrut lebih dari 1.800 orang berusia 45 tahun dan orang-orang berusia di atas 45 tahun yang bebas dari penyakit jantung, kemudian mencermati keadaan jantung mereka 10 tahun kemudian.

Terdapat 8 persen dari peserta penelitian menunjukkan bukti adanya kerusakan jaringan pada jantung mereka. Kerusakan yang terjadi hampir tidak dirawat dan diketahui. Bahkan hampir setengah dari mereka mengalami serangan jantung mendadak.

"Dalam beberapa kasus, pasien yang memiliki gejala jantung tidak dapat merasakannya, sehingga mereka tidak segera melakukan pemeriksaan ke dokter," kata penulis studi David Bluemke, MD, Ph.D., direktur radiology and imaging sciences di NIH Clinical Center, dikutip dari laman Men's Health, Rabu (30/12/2015).

Serangan jantung yang terjadi diam-diam atau "Silent Heart Attack" ini dirasakan menyerang bagian perut (gangguan pencernaan) bahkan flu, yang tidak tampak seperti penyakit jantung pada umumnya. Namun, hal ini dapat menyebabkan serangan jantung mendadak, yang berakibat jantung dapat berhenti bekerja secara tiba-tiba.

Riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau memiliki faktor risiko lain seperti obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes atau merokok juga berpotensi besar. Untuk mencegahnya, berkunjung ke dokter ahli sesering mungkin dan dapatkan perawatan sejak dini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya