Mirisnya Kondisi Kampung Idiot di Ponorogo

Ada ratusan orang, baik tua dan muda, yang memiliki keterbelakangan mental tinggal di Kampung Idiot yang ada di beberapa desa di Ponorogo.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 30 Mar 2016, 16:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2016, 16:00 WIB
kampung idiot
Ada ratusan orang, baik tua dan muda, yang memiliki keterbelakangan mental tinggal di Kampung Idiot yang ada di beberapa desa di Ponorogo.

Liputan6.com, Jakarta Sebutan 'kampung idiot' disematkan masyarakat pada beberapa desa di Ponorogo, Jawa Timur. Penyebutan kampung idiot karena ada ratusan orang, baik tua dan muda, yang memiliki keterbelakangan mental tinggal di Sidoharjo, Karangpatihan, dan Krebet ini.

Mereka yang memiliki masalah keterbelakangan mental tersebut kondisinya amat memprihatinkan. Mereka hidup di bawah garis kemiskinan sehingga tak heran jika ada tinggal di sebuah rumah berdinding kayu, berlantai tanah. Pada beberapa orang ada yang dikurung dalam ruangan gelap maupun dirantai. 

Tubuh mereka sebagian kurus akibat menderita kekurangan gizi. Lalu mereka juga mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran. Kondisi miris ini pun menjadi sorotan media asing asal Inggris, Daily Mail dalam laporannya pada 28 Maret 2016.

Sijum misalnya, wanita berusia 40 tahun ini mengalami kondisi Down's Syndrome. Ia tidak bisa banyak bergerak dan untuk makan harus disuapi oleh ibunya. Beda lagi cerita dengan Saimun, pria berusia 45 tahun ini sudah 20 tahun kakinya diikat -- dipasung-- oleh orangtuanya karena ia mengalami gangguan jiwa.

Penduduk lokal dan pemerintah mengatakan hal tersebut terjadi karena pernikahan sedarah, kekurangan gizi dan kekurangan yodium.

Diperkirakan sekitar 400 orang mengalami kondisi disabilitas psikososial di Ponorogo. Pemasungan memang kerap jadi cara yang dilakukan keluarga terhadap anggota keluarganya dengan keterbelakangan mental. Padahal hal ini sudah dilarang pemerintah Indonesia sejak 1977.

foto: Andrea Star Reese

Berdasarkan data dari Human Rights Watch (HRW) terdapat ribuan orang Indonesia yang alami gangguan mental dipasung.

"Tidak seharusnya ada orang dibelenggu pada 2016 ini. Orang mengatakan kepada kami bahwa hal tersebut seperti hidup di neraka," jelas peneliti laporan tersebut, Kriti Sharma.
Seorang fotografer asal Amerika Serikat menunjukkan potret pilu korbang pemasungan di Indonesia

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya