Liputan6.com, Jakarta Individu dengan Down syndrome memiliki potensi masing-masing yang bisa dikembangkan. Dengan pendidikan yang tepat, anak Down syndrome bisa memaksimalkan potensi tersebut, bahkan bisa mandiri.
Salah satu bidang yang dapat diajarkan pada anak Down syndrome adalah kemampuan menjadi barista. Seperti yang diajarkan di Rumah Ceria Down Syndrome (RCDS) milik Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS).
Baca Juga
RCDS adalah ruang hangat bagi para orangtua untuk saling berbagi pengalaman merawat anak dengan Down syndrome.
Advertisement
Setiap minggunya, berbagai macam kelas digelar untuk melatih keterampilan anak-anak dengan Down syndrome. Dari Senin sampai Sabtu, mereka dapat mengikuti berbagai pilihan kelas, seperti angklung, kerajinan tangan, yoga, karate, musik, hingga barista dan sebagainya.
Menurut Ketua Yayasan POTADS, Eliza Octavianti Rogi, program atau kelas barista sudah diajarkan di RCDS sejak 2018.
“Awalnya kami melihat saat itu coffee shop sedang booming dan kami melihat dengan kemampuan yang dimiliki anak-anak Down syndrome sepertinya mereka bisa melakukan pekerjaan barista ini,” kata Eliza mengutip laman resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Selasa (25/3/2025).
Pelatihan Barista bagi Anak Down Syndrome Cukup Menantang
Eliza tak memungkiri bahwa pelatihan barista memang cukup menantang. Mengingat, selama ini anak-anak penyandang Down syndrome cenderung belajar dan dibekali dengan keterampilan di bidang seni dan olahraga.
Bukan tanpa alasan, gerakan-gerakan dalam seni dan olahraga, seperti yoga dan karate, menurut Eliza, tidak hanya bisa menggali potensi dan kompetensi anak-anak Down syndrome, tetapi juga dapat mendukung tumbuh kembang mereka.
Sementara itu, Fransiskus Satriawan selaku pengajar barista di RCDS mengatakan awal melatih anak-anak Down syndrome memang cukup menantang. Namun, perlahan pria yang akrab disapa Frans, menemukan cara yang efektif untuk melatih anak-anak Down syndrome tersebut.
"Untuk hasilnya tentu akan sangat bergantung dengan kemampuan dari anak-anak ini, termasuk lama waktu pembelajarannya," ujar Frans yang menekankan metode pengulangan dalam setiap pembelajaran yang ia berikan.
Advertisement
Mulai dengan Hal yang Paling Mudah
Untuk melatih anak-anak Down syndrome ini, Frans memulainya dari hal yang termudah, yakni dengan mengenalkan alat-alat yang digunakan secara sederhana.
Anak-anak Down syndrome ini juga diajarkan bagaimana mencampur dan meramu setiap bahan-bahan minuman.
"Baru setelah itu mereka diperkenalkan dengan mesin espresso," ujar Frans.
Kerja Sama dengan Kedai Kopi
Hingga saat ini, lanjut Frans, sudah banyak anak-anak Down syndrome yang berhasil mandiri dengan profesinya sebagai barista.
Pihak RSDS juga sudah bekerja sama dengan salah satu kafe di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan untuk mempekerjakan peserta didiknya.
"Pekerjaan di coffee shop itu kan ada beragam dan untuk penempatannya biasanya akan disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing siswa ini," tambah Frans.
Selain rutin melayani para pengunjung kafe, POTADS juga rutin menjual kopi buatan anak-anak dengan Down syndrome melalui sistem prapesan (preorder).
Advertisement
