Liputan6.com, Jakarta Penyandang Down syndrome (DS) bisa berdaya jika diberi kesempatan sesuai kemampuannya. Salah satunya menjadi karyawan kafe.
Hal ini disadari oleh pemilik kafe Kopi Kamu, Rocky J. Pesik. Ide mempekerjakan penyandang disabilitas di kafenya berawal dari sang adik yang dikaruniai anak dengan down syndrome.
Baca Juga
Hal ini membuat Rocky merasa tidak asing dengan kondisi tersebut. Hal itu membuatnya tak terlalu ragu untuk mempekerjakan orang down syndrome di kedai kopi miliknya.
Advertisement
Kopi Kamu adalah salah satu kedai kopi di bilangan Jalan Wijaya, Jakarta Selatan (Jaksel). Tidak hanya satu, ada tujuh pekerja dengan down syndrome yang saat ini bekerja di coffee shop tersebut, mulai dari barista hingga pelayannya.
“Kayaknya spontan saja untuk mempekerjakan orang dengan down syndrome,” ujar Rocky melansir laman resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Sabtu (12/4/2025).
Menurut Rocky, awalnya ia bertemu dengan anak-anak dengan down syndrome yang tergabung dalam Persatuan Orang Tua dengan Anak Down Syndrome (Potads).
“Mereka (anak-anak down syndrome) ini juga bisa membuat kopi. Bahkan, saat itu saya sampai tanya kalau mau beli kopi mereka di mana,” kenang Rocky.
Tak Asing dengan Kondisi Down Syndrome
Secara pribadi, Rocky mengaku tidak asing dengan down syndrome mengingat keponakannya memiliki kondisi serupa.
“Saya merasa tidak bersekat dengan anak down syndrome karena adik saya juga punya anak Down syndrome,” tambah Rocky.
Anak-anak dengan down syndrome yang bekerja di Kopi Kamu juga memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan anak-anak pada umumnya. Ini karena mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan keterampilan sebelumnya di Potads.
“Jadi, ketika mereka bekerja mereka sudah sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja, rekan kerja, dan dinamika kerja,” Rocky menambahkan.
Advertisement
Melatih Kemandirian Anak dan Kesiapan Orangtua
Saat ini setidaknya ada tujuh pekerja dengan down syndrome yang bekerja di Kopi Kamu. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan pekerja biasa. Anak-anak ini biasanya bekerja setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.
“Ada pegawai yang mengawasi kerja mereka karena tetap mereka tidak bisa dilepas sendiri,” tambah Rocky.
Menurut Rocky, mempekerjakan pegawai dengan down syndrome adalah langkah yang baik untuk melatih kemandirian. Bukan hanya kemandirian anak tapi juga kesiapan orangtua untuk membiarkan anak-anaknya berinteraksi dengan masyarakat umum.
“Terkadang, orangtua justru yang harus mempersiapkan diri untuk mempercayakan anaknya bekerja,” tutup Rocky.
