Tumor Payudara yang Diidap Pevita Pearce Bisa Disembuhkan

Bisahkah sembuh tumor payudara yang diidap Pevita Pearce? Begini penjelasan pakarnya

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 13 Apr 2016, 11:30 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2016, 11:30 WIB
[Bintang] Pevita Pearce
Pevita Pearce sebelum operasi tumor payudara di Malaysia (Instagram/@pevpearce)

Liputan6.com, Jakarta Pevita Pearce kembali mengunggah satu video di akun Snapchat pribadi. Kali ini ia memberitahu para pengikut dan penggemar, operasi pengangkatan tiga tumor di payudara berjalan lancar. Ia juga mengucapkan terimakasih atas semua doa dan dukungan selama ini.

"Guys, jadi operasinya sudah selesai. Alhamdulillah operasinya berjalan lancar. Pengangkatannya juga lancar. Terimakasih atas doanya. Love you," kata Pevita Pearce.

Menurut Anggota Komite Penanggulangan Kanker Nasional Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Drajat R Suardi SpB(K)Onk yang tak terlibat dalam operasi pengangkatan tumor Pevita, tiga tumor yang diidap Pevita Pearce tidaklah ganas. Pembesaran tumor juga tidak terlampau cepat. "Karena pembesaran tumor jinak ini bisa saja tiga sampai enam bulan satu mili membesarnya. Bila diangkat secara total maka tingkat kesembuhan adalah 100 persen," kata Drajat kepada Health Liputan6.com, Rabu (13/4/2016). 

Proses operasi yang dijalani pasien dengan tumor payudara seperti Pevita juga tidak lama. Drajat mengatakan, proses secara keseluruhan sejak dibius lalu tersadar kembali hanya memakan waktu selama satu jam. "Proses operasi makan waktu (untuk satu tumor) 30 menit," ujar Drajat.

Saking canggihnya peralatan pengangkatan tumor di payudara, pasien yang dioperasi menggunakan teknik operasi one day care (ODC) tidak memerlukan perawatan. Pemulihan cukup sehari, keesokan harinya sudah bisa pulang ke rumah. Namun, pasien yang ingin kembali melakukan aktivitas berat seperti olahraga, diminta istirahat dulu selama dua minggu.

"Karena sebenarnya, dua minggu kita butuhkan untuk penyembuhan kulit luka operasi. Yang dioperasi 'kan wanita usia muda. Tidak mungkin kita bikin operasinya yang jelek, karena kelak dia akan menikah takutnya tidak percaya diri. Maka itu kita perlakukan teknik yang utama adalah estetika dan kosmetik, yang perlu perlakuan luka yang lebih luas," kata Drajat menerangkan.

Bagi seorang dokter, jelas Drajat, mengobati seseorang bukan hanya penyakitnya saja tapi memandang manusia secara keseluruhan. Kita juga memikirkan bagaimana agar pasien lebih percaya diri di masa datang.

"Kalau mau jahitan biasa, yang besok mau renang dipersilakan, ada. Tapi hasilnya tidak maksimal," kata Drajat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya