Masyarakat Jakarta Masih Ada yang Belum Paham Lupus

Di Jakarta, edukasi mengenai penyakit seribu wajah ini masih belum maksimal.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Mei 2016, 17:30 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2016, 17:30 WIB
Lupus
Di Jakarta, edukasi mengenai penyakit seribu wajah ini masih belum maksimal.

Liputan6.com, Jakarta Antusiasme masyarakat untuk mendapatkan pemahaman mengenai lupus dirasa belum menyeluruh meski sudah membaik. Bahkan di Jakarta, edukasi mengenai penyakit seribu wajah ini masih belum maksimal.

Begitu disampaikan Ketua Yayasan Lupus Indonesia, Tiara Savitri saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (10/5/2016).

"Dampaknya sudah mulai bergerak tapi tetap, masih banyak orang yang belum mengerti apa itu lupus. Masih ada yang menganggap lupus menular dan tidak bisa bekerja. Untuk itu saya nggak akan berhenti untuk menyebarluaskan informasi mengenai lupus," katanya.

Menurut Tiara, stigma yang terjadi pada pasien lupus bukan hanya ada di Indonesia melainkan seluruh dunia. Tak jarang, ketika seseorang didiagnosis lupus, dia juga akan dianggap tidak mampu bekerja padahal orang dengan lupus (Odapus) bisa hidup layaknya orang biasa.

"Susah sekali orang lupus yang dianggap tidak bisa bekerja dan akhirnya susah naik jabatan. Seringnya dipindahkan dan jabatannya tidak jadi," ujar Tiara.

Lupus merupakan penyakit kronik menahun yang dikenal dengan gangguan autoimun. Pada kondisi ini, produksi antibodi yang seharusnya normal menjadi berlebihan. Dan antibodi ini tidak lagi berfungsi untuk menyerang virus, kuman, bakteri yang ada dalam tubuh, tetapi justru menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri.

Penyebabnya, hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun bukan penyakit yang terjadi akibat virus, kuman atau bakteri. Diduga, ada hubungannya dengan genetik, hormon dan lingkungan. Ibu juga menurunkan risiko lupus sekitar 7 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya