Liputan6.com, Jakarta Vibrator kini menjadi salah satu mainan seks. Padahal, vibrator awalnya ditemukan karena dokter kelelahan membuat wanita mengalami orgasme.
Semua bermula ketika dokter di zaman Victoria dihadapkan pada wanita yang menderita gangguan saraf dengan gejala kecemasan, mudah tersinggung, dan perut kembung. Dan dokter zaman dahulu mengaitkannya dengan kandungan wanita.
Dokter memilih pengobatan pijat panggul (pelvic massage) untuk menginduksi serangan tiba-tiba. Menurut dokter zaman itu, pasien bisa sehat lagi jika mengalami orgasme. Sayangnya, teknik pengobatan pijat panggul membuat dokter sibuk dan membutuhkan tenaga fisik berkali-kali lipat.
Advertisement
Dr. J. Mortimer Granville kemudian menciptakan vibrator yang menghemat tenaga di tahun 1880-an, ketika penemuan elektromekanisnya telah dipatenkan. Awalnya vibrator murni digunakan sebagai alat medis, vibrator dibatasi untuk instalasi permanen dalam operasi dokter.
Namun vibrator menjadi sangat populer ketika wanita zaman Victoria dan Edwardian berusaha untuk mendapatkan perangkat tersebut secara pribadi dan "memindahkannya" dari ruang operasi ke kamar mereka. Perangkat tersebut kemudian digunakan juga untuk dunia kecantikan dan kesenangan.
Berbagai pengobatan dengan vibrator menjadi populer termasuk pengobatan Polar Cub untuk menyingkirkan keriput serta meredakan sakit kepala seperti dilansir Mashable, Rabu (1/6/2016).
Orang juga bisa mengobati diri mereka di kamar pribadi atau pengobatan bisa dilakukan orang lain.
Vibrator saat itu terbukti efektif menyegarkan tubuh dan otot, mengatur aliran darah. Jenis Shelton Vibrator digunakan dokter untuk menyembuhkan lebih dari 200 penyakit, termasuk ketulian, sakit kepala, insomnia, sakit pinggang, gugup, neuralgia, neurasthenia, paralysis, dan terkilir. Dan pada akhir abad ke-19, perangkat ini menarik perhatian massa.