Saat Keseleo, Lebih Baik ke Tukang Urut atau Fisioterapi?

Keseleo atau cedera pergelangan kaki (span ankle) sering kali dialami orang saat berolahraga bisa diobati dengan fisioterapi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 15 Nov 2016, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2016, 21:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda mengalami keseleo saat asyik berolahraga? Keseleo atau cedera pergelangan kaki (span ankle) sering kali dialami orang saat berolahraga.

Tanpa memeriksakan diri ke dokter, sebenarnya Anda bisa mengobati keseleo dengan fisioterapi. Namun, Anda harus mengecek dulu, apakah pergelangan kaki terdapat keretakan.

Anda boleh saja melakukan pemeriksaan rontgen. Hasil pemeriksaan keseleo akan dilihat para fisioterapis untuk tindakan terapi yang cocok dilakukan. Di klinik fisioterapi, pasien tak perlu merasa khawatir. Para fisioterapis sudah berpengalaman menangani kasus keseleo, yang lebih banyak dialami orang.

Hal tersebut diakui fisioterapis, Febry Aryusman saat ditemui Health-Liputan6.com di tempat kerjanya, JETS Physiocare Center, Selasa (15/11/2016).

Lokasi JETS yang berada di Senayan Trade Center, Jakarta ini dikhususkan bagi orang yang mengalami cedera otot saat berolahraga. Pasien yang datang ke JETS lebih banyak mengalami keseleo.

"Untuk cedera span ankle, pasien melakukan pemulihan dari grade 1, 2, dan 3. Hal pertama perlu dihilangkan nyeri dan bengkaknya terlebih dahulu. Kita bisa menggunakan modalitas berupa gelombang suara dan TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation)dengan arus listrik ke daerah bengkak untuk menghilangkan bengkak dan nyeri.

Setelah nyeri dan bengkak hilang, pasien masuk ke bagian exercise untuk mengembalikan dia ke lapangan lagi. Latihan pertama yang dilakukan itu sesuai kebutuhan pasien. Misal, kalau keseleo berarti pertama kali melatih otot-otot di sekitar pergelangan kaki terlebih dahulu.

Saat otot pergelangan kaki pasien sudah kuat, fisioterapi yang dilakukan akan masuk ke ranah spesifik olahraga pasien. Pasien yang keseleo ketika lari dapat melatih otot kaki dengan lari dan lompat. Contoh lainnya, pasien keseleo saat bermain basket, otot tubuh dilatih layaknya digunakan untuk menembak bola.

Proses Pemulihan

Tahap akhir setelah melakukan exercise, pasien mendapatkan evaluasi dari para terapis, apakah pasien mampu kembali ke lapangan dengan tambahan exercise yang dilakukan di rumah atau pasien justru memerlukan bantuan memakai alat bantu ke lapangan.

"Untuk beberapa kasus, pasien bisa melakukan exercise di rumah. Pemulihan cedera itu harus dilakukan tiap hari supaya goal periodnya (jangka waktu pemulihan) berjalan singkat. Misal, cedera hari ini, untuk pemulihan bisa satu hingga dua minggu ke depan," katanya.  

"Kalau orang yang sudah bekerja dan berumah tangga kan tiap hari tidak bisa ke sini (JETS), kita kasih program ke pasien untuk dilakukan di rumah. Minimal ke sini itu seminggu tiga kali. Untuk evaluasi cedera, exercise apa yang akan ditambahkan di rumah atau yang akan dilakukan di sini," kata Febry.

Latihan jinjit untuk menguatkan otot pergelangan kaki

Exercise pasien yang dilakukan di rumah berupa latihan jinjit dengan dua kaki. Bila otot kaki sudah dirasa nyaman, latihan jinjit dengan satu kaki. Latihan jinjit agar terjadi penguatan di daerah pergelangan kaki.

"Latihan jinjit dilakukan secara repetisi (hitungan jumlah). Misal, 10-12 kali lalu pasien boleh istirahat 1 menit. Setelah itu kembali melakukan hal itu. Latihan dilanjutkan dengan jalan jinjit dan jalan tumit. Ankle harus sering digerakin biar enak. Keseleonya kan di daerah sendi yang biasanya sakit. Kenapa disuruh gerakin ankle? Karena di daerah sendi itu pasien cenderung takut untuk menggerakkan," jelas Febry.

Selama di rumah, pasien harus menggerakkan pergelangan kaki agar tidak ada keterbatasan sendi, sendi kembali menyambung dan normal. Usai menuntaskan serangkaian latihan jinjit dan jalan tumit, pergelangan kaki dikompres es. Untuk lama waktu pemulihan, Febry mengatakan, tergantung kondisi tiap pasien.

"Pasien yang sama-sama keseleo tapi kita punya problem masing-masing. Apa yang diperlukan tetap saja berbeda. Jenis olahraga yang dilakukan juga pengaruh. Tiap pasien tidak bisa disamakan. Fisioterapis juga harus juga ingat, pasien si A, B, C yang keseleo itu karena olahraga apa," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya