Studi: Hidup Pasien Lebih Panjang Jika Dirawat oleh Dokter Wanita

Siapa sangka, dokter wanita ternyata bisa membuat umur pasiennya lebih panjang dibandingkan yang pria.

oleh Adanti Pradita diperbarui 22 Des 2016, 12:00 WIB
Diterbitkan 22 Des 2016, 12:00 WIB
Dokter wanita
Siapa sangka, dokter wanita ternyata bisa membuat umur pasiennya lebih panjang dibandingkan yang pria.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian yang telah dilancarkan oleh sejumlah ilmuwan di Harvard School of Public Health baru-baru menemukan fakta yang akan membuat banyak orang terkejut.

Seperti dimuat laman Live Science, Kamis (22/12/2016), penelitian yang dilakukan melalui analisis 1,5 juta data pasien rumah sakit seantero Amerika Serikat selama empat tahun, yaitu 2011 hingga 2014, menunjukkan bahwa pasien lansia yang dirawat oleh dokter wanita lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dalam waktu sebulan sejak dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan mereka yang telah mendapatkan perawatan intensif dari dokter pria.

Secara mendetil, temuan para ilmuwan fokus pada fakta bahwa pasien lansia yang dirawat oleh dokter wanita memiliki 4 persen risiko lebih rendah meninggal dibandingkan dengan yang ditangani oleh dokter pria. Terlebih lagi, mereka yang dirawat oleh dokter wanita memiliki 5 persen kemungkinan lebih kecil untuk sakit dan dirawat kembali di rumah sakit.

Alasannya? Dr. Ashish Jha, seorang profesor bidang kesehatan untuk Harvard School of Public Health, mengatakan bahwa “dokter wanita cenderung lebih patuh terhadap prosedur klinis yang memungkinkan pasien untuk sehat lebih lama. Kemudian mereka juga lebih mungkin mengadopsi metode perawatan preventif agar pasien lebih kebal tubuhnya menghadapi potensi datangnya penyakit itu kembali.”

Ia melanjutkan, yang paling menonjol dari semuanya adalah kelebihan wanita dalam berkomunikasi bersama pasien. Jiwa mengayomi wanita dinilai sangat berperan untuk membuat pasien lebih termotivasi hidup dan juga merasa aman secara lahir dan batin.

Ini merupakan teknik psikologis yang sangat mungkin tidak dikuasai sepenuhnya oleh para dokter pria. Temuan mengejutkan ini dipublikasikan secara resmi dalam jurnal JAMA Internal Medicine pada 19 Desember kemarin.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya