Liputan6.com, Jakarta Bibir dan lelangit sumbing menjadi persoalan yang harus diperhatikan orangtua. Hal ini dikarenakan bibir sumbing termasuk kelainan bawaan sejak lahir, yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak, terutama penglihatan, berbicara, dan mendengar. Satu-satunya cara memulihkannya yakni melalui operasi.
Baca Juga
Advertisement
Namun, setelah operasi, bukan berarti anak sudah pulih dan sehat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan orangtua pascaoperasi anak bibir dan lelangit sumbing. Anak harus menjalani pemeriksaan pendengaran dan kemampuan bicara.
"Waspadai, perkembangan bicara anak dan fungsi pendengaran. Anak itu kan mendengar suara dan menirukan apa yang kita bicarakan, terutama mulai usia 6 bulan (yang sudah bisa bubling, 'babababa'). Maka, pendengaran diperiksa. Kalau ada gangguan pendengaran, dokter THT (Telinga-Hidung-Tenggorokan) akan turun tangan," kata dr Luh Karunia Wahyuni, SpKFR (K) dari Divisi Pediatri, Departemen Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Saat diwawancarai usai acara Bulan Kepedulian Sumbing dan Kelainan Craniofacial di RSCM Kencana pada Kamis (27/7/2017), dr Luh melanjutkan, kalau fungsi pendengaran baik, maka anak akan mengikuti simulasi bahasa untuk melatih kemampuan bicara. Jika setelah operasi anak tidak bisa bicara, dokter akan memberikan solusi agar anak tetap bisa berkomunikasi.
"Anak bisa dilatih berkomunikasi lewat menggambar atau menggunakan bahasa isyarat. Tapi bahasa isyaratnya berbeda, bukan seperti untuk orang tuli. Misal, anak dilatih menunjuk pakai jari untuk meminta sesuatu," tambah dr Luh.
Pada dasarnya, rongga mulut dan telinga berada posisi yang sejajar. Bagi pasien bibir dan lelangit sumbing, hal ini bisa terjadi infeksi telinga tengah pascaoperasi. Akibatnya, kemampuan anak bicara dan mendengar bisa terganggu. Untuk itu, perlu dikontrol pendengaran dan kemampuan bicaranya.
Saksikan video menarik berikut ini: