Dengan Satu Kaki, Sabar Gorky Taklukkan Puncak Carstensz

Sabar Gorky, seorang pendaki gunung yang hanya memiliki kaki kiri, berhasil mendaki gunung-gunung di dunia, termasuk puncak Carstensz

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Agu 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 20:00 WIB
Sabar Gorky
Sabar Gorky, seorang pendaki gunung yang hanya memiliki kaki kiri, berhasil mendaki gunung-gunung di dunia, termasuk puncak Carstensz

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang beranggapan bahwa penyandang disabilitas tidak dapat melakukan kegiatan aktivitas fisik yang berat. Namun pandangan ini tidak berlaku bagi Sabar Gorky. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, dia tidak pantang menyerah untuk membuktikan bahwa anggapan masyrakat mengenai disabilitas salah.

Sabar Gorky merupakan seorang pendaki gunung yang hanya memiliki kaki kiri, kaki kanannya sudah diamputasi akibat kecelakaan kereta api pada tahun 1996. Hal ini tidak pernah membuat dia berpikir, kekurangan yang dimilikinya menghalangi hobinya.

Mendaki gunung bukanlah hal mudah, apalagi mencapai tujuh puncak tertinggi di masing-masing benua. Setiap pendaki pasti memiliki harapan untuk menginjakkan kaki di puncak tertinggi. Impian ini tak terkecuali dimiliki oleh Sabar Gorky.

"Motivasi naik gunung dari diri sendiri dan untuk membuktikkan bahwa pandangan orang mengenai difabel tidak berguna itu salah" kata Gorky dalam acara Festival Prestasi Indonesia, Selasa, (22/8/17).

Cibiran orang mengenai dirinya selama ini salah. Dia telah membuktikkan bahwa seorang tunadaksa pun bisa mendaki gunung, dengan keterbatasan yang dia miliki dia mampu menaklukkan tiga puncak gunung, yaitu Gunung Elbrus di Rusia, Gunung Carstenz di Papua, dan Gunung Kilimanjaro di Tanzania.

Sabar mengatakan bahwa persiapan yang dia lakukan sebelum mendaki gunung sama, hanya berbeda teknik, kalau pendaki lainnya berlari dia menggunakan sepeda. Dia membutuhkan waktu sembilan jam untuk menaklukkan puncak gunung, namun hal ini bukan masalah besar baginya.

Semangat Sabar Gorky untuk membuktikan bahwa orang-orang dengan keterbatasan fisik tidak boleh dipandang sebelah mata, dapat menjadi motivasi kita untuk tidak mudah menyerah karena memiliki kekurangan. (Michelle Tania)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya