Pasien IGD seperti Bayi Debora Harus Cepat Ditangani

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengharapkan, jangan sampai ada kasus kematian bayi Debora lainnya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 13 Sep 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2017, 12:00 WIB
Bayi Meninggal
Ilustrasi Foto Kematian Bayi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ikut menyayangkan kematian bayi Debora. Bayi Debora meninggal saat ditangani dokter di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat.

Pasien gawat darurat seharusnya memerlukan penanganan yang khusus. Penanganan ini berbeda dari pasien pada umumnya.

"Seharusnya pasien emergency (gawat darurat) itu melewati 'lorong khusus' (yang berbeda dengan pasien umum lainnya. Mereka perlu perlakuan khusus, yang membutuhkan kecepatan dalam penanganan medis," jelas Ketua IDI Prof DR Dr Ilham Oetama Marsis, SpOG(K) ketika ditemui di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, ditulis Rabu (13/9/2017).

Dengan melalui jalur gawat darurat, seharusnya pasien dapat tertangani dengan baik. Penanganan medis pasien gawat darurat yang cepat ini demi keselamatan nyawa pasien.

Simak video menarik berikut ini:

Jangan terulang lagi

Kematian bayi Debora memberikan pembelajaran berharga. IDI tidak ingin kasus tersebut terulang kembali.

"Kami tidak menginginkan kasus kematian, seperti bayi Debora terjadi lagi. Artinya, jangan sampai ada lagi kasus Debora dua, Debora tiga atau lainnya," tambah Prof Marsis.

IDI juga akan memanggil dokter yang menangani bayi Debora untuk mengklarifikasikan persoalan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya