Dua Astronot Tidak Lagi Kembar Setelah Turun ke Bumi

Ketika salah satu dari mereka pulang dari luar angkasa, saudara kembar ini tidak lagi menjadi kembar. Bagaimana bisa?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Mar 2018, 12:30 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2018, 12:30 WIB
Ilustrasi Astronot Kembar (iStockphoto)
Semula astronot Scoot dan Mark Adalah Saudara Kembar. Namun, Status Kembar Langsung Hilang Begitu Scoot Turun ke Bumi. Mereka pun Tidak Lagi Jadi Anak Kembar (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Hal unik terjadi pada seorang astronot kembar di Amerika Serikat. Scott Kelly, yang sebelumnya punya saudara kembar, menjadi tidak mirip lagi setelah turun ke bumi.

Dikutip dari New York Post pada Kamis, 15 Maret 2018, National Aeronautics and Space Administration (NASA) menemukan, DNA kembar Kelly berubah saat dia kembali ke bumi.

Menurut NASA, tujuh persen gen di tubuh Kelly mengalami perubahan yang tidak terduga.

Tim peneliti mengatakan, hal itu terjadi setelah Kelly tinggal selama nyaris satu tahun di luar angkasa, dalam sebuah proyek NASA bernama "Twins Study".

Kelly menyampaikan hal ini di Twitternya. Dia bercanda bahwa ini merupakan kabar baik.

"Saya baru saja membaca ini di artikel. Ini bisa jadi kabar baik! Saya tidak harus memanggil @ShuttleCDRKelly saudara kembar saya lagi,"

ungkap Scott di akunnya StationCDRKelly.

Menurut NASA, 340 hari yang dihabiskan Scott di orbit bisa menjadi gambaran tentang apa yang disebut ilmuwan sebagai "gen ruang angkasa".

Saudara kembar Scott, Mark, juga merupakan mantan astronot yang saat ini lebih banyak menghabiskan waktu di bumi untuk penelitian ini.

 

 

Simak juga video menarik berikut ini: 

Bentuk Pertahanan Diri di Luar Angkasa dan Pengaruhnya terhadap Anak Kembar

3 Astronot NASA Mendarat dengan Kapsul Luar Angkasa di Kazakhstan
Kapsul ruang angkasa Rusia Soyuz MS-06 membawa tiga astronot NASA dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan mendarat di Kazakh, Zhezkazgan, Kazakhstan, Rabu (28/2). (Foto Alexander Nemenov/Pool Photo via AP)

Menurut Christopher Mason, peneliti tentang kembar dan profesor di Weill Cornell Medical College, Amerika Serikat, ketika tubuh menemukan sesuatu yang asing, respons kekebalan tubuh diaktifkan.

"Tubuh berpikir tentang alasan untuk mempertahankan diri. Kita tahu berada di luar angkasa bukan pengalaman yang menyenangkan. Ini adalah bentuk molekul tubuh dalam merespons hal itu," kata Mason, seperti dikutip dari Live Science.

Mason menambahkan, memahami tentang gen luar angkasa ini penting untuk merencanakan misi antariksa yang lebih lama.

"Ini adalah batu loncatan yang signifikan, untuk misi tiga tahun menuju Mars," kata Mason.

Lebih dari 200 periset di 30 negara bagian ikut andil dalam analisis hasil tes Kelly bersaudara. Mereka mencari penyebab yang bisa mengubah DNA Kelly, seperti cuaca, metabolisme, mikrobioma, dan proses fisiologis lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya