Liputan6.com, Washington D.C - NASA tengah bersiap memasuki babak baru eksplorasi luar angkasa.
Jared Isaacman, calon pemimpin badan antariksa AS yang diajukan oleh Presiden Donald Trump, menyatakan bahwa misi mengirim astronot ke Mars akan menjadi prioritas utama. Namun, ia menegaskan bahwa rencana kembali ke Bulan melalui program Artemis tetap relevan dan bisa dijalankan bersamaan.
Baca Juga
"Kami akan memprioritaskan pengiriman astronot Amerika ke Mars," ujar Isaacman dalam sidang dengar pendapat dengan Senat, yang mengawasi proses pengangkatannya, seperti dikutip dari laman Malay Mail, Jumat (11/4/2025).
Advertisement
Meski misi Artemis diumumkan pada masa jabatan pertama Trump, ia belakangan menunjukkan ketertarikan lebih besar terhadap Mars. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa negara lain, seperti China, bisa mengambil alih dominasi di Bulan jika Amerika terlalu fokus ke planet merah.
Namun, Isaacman—astronot dari SpaceX—menolak anggapan bahwa NASA harus memilih antara Mars atau Bulan.
"Saya tidak melihat ini sebagai pilihan sulit. Kita bisa melakukan keduanya secara paralel. Justru inilah alasan para pembayar pajak Amerika membiayai NASA sejak awal," katanya.
Isaacman menegaskan bahwa kembali ke Bulan tetap menjadi langkah awal, terutama untuk menilai manfaat ilmiah, ekonomi, dan keamanan nasional dari keberadaan permanen di permukaan Bulan.
Persaingan dengan China
Senator Texas, Ted Cruz, menyoroti nilai strategis Bulan bagi AS, terutama di tengah persaingan dengan China.
"Saya sulit membayangkan kesalahan yang lebih besar daripada menyerahkan Bulan kepada China Komunis," tegasnya. Negara bagian Cruz merupakan rumah bagi Johnson Space Center, pusat operasi utama NASA.
Meski begitu, Isaacman tetap optimistis. Ia percaya bahwa visi menuju Mars sesuai dengan ambisi Presiden Trump dan bisa dijalankan tanpa melewatkan Bulan.
"Kita bisa mengarahkan langkah menuju Mars sambil kembali ke Bulan sebelum China mendahului," katanya.
Selain aktif dalam misi luar angkasa, Isaacman juga dikabarkan pernah mencegah pemangkasan besar-besaran anggaran NASA oleh lembaga efisiensi pemerintah yang dipimpin oleh Elon Musk, sekutu dekatnya dan sosok sentral dalam pengembangan misi Mars melalui SpaceX.
Dengan visi ambisius ini, masa depan eksplorasi antariksa Amerika tampaknya akan lebih dinamis—mengarungi dua arah sekaligus: ke Bulan dan Mars.
Advertisement
