Bukan ke Bulan, Kini AS Fokus Ingin Kirim Astronot ke Mars

Perwakilan badan antariksa AS menyatakan bahwa AS mampu mencapai Bulan dan Mars secara bersamaan.

oleh Benedikta Miranti T.V Diperbarui 11 Apr 2025, 20:10 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 20:10 WIB
3 Astronot Meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional
Roket Soyuz MS-11 bersiap meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) di Baikonur, Kazakhstan, Senin (3/12). Roket membawa astronot AS Anne McClain, kosmonot Rusia Оleg Kononenko, dan astronot CSA David Saint Jacques. (AP Photo/Dmitri Lovetsky)... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington D.C - NASA tengah bersiap memasuki babak baru eksplorasi luar angkasa.

Jared Isaacman, calon pemimpin badan antariksa AS yang diajukan oleh Presiden Donald Trump, menyatakan bahwa misi mengirim astronot ke Mars akan menjadi prioritas utama. Namun, ia menegaskan bahwa rencana kembali ke Bulan melalui program Artemis tetap relevan dan bisa dijalankan bersamaan.

"Kami akan memprioritaskan pengiriman astronot Amerika ke Mars," ujar Isaacman dalam sidang dengar pendapat dengan Senat, yang mengawasi proses pengangkatannya, seperti dikutip dari laman Malay Mail, Jumat (11/4/2025). 

Meski misi Artemis diumumkan pada masa jabatan pertama Trump, ia belakangan menunjukkan ketertarikan lebih besar terhadap Mars. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa negara lain, seperti China, bisa mengambil alih dominasi di Bulan jika Amerika terlalu fokus ke planet merah.

Namun, Isaacman—astronot dari SpaceX—menolak anggapan bahwa NASA harus memilih antara Mars atau Bulan.

"Saya tidak melihat ini sebagai pilihan sulit. Kita bisa melakukan keduanya secara paralel. Justru inilah alasan para pembayar pajak Amerika membiayai NASA sejak awal," katanya.

Isaacman menegaskan bahwa kembali ke Bulan tetap menjadi langkah awal, terutama untuk menilai manfaat ilmiah, ekonomi, dan keamanan nasional dari keberadaan permanen di permukaan Bulan.

 

Persaingan dengan China

FOTO: NASA Luncurkan Misi ke Planet Mars
Roket Atlas V United Launch Alliance yang mengangkut Mars Perseverance milik NASA diluncurkan dari Kompleks Peluncuran Antariksa 41 di Pangkalan AU Tanjung Canaveral, Florida, AS, 30 Juli 2020. Peluncuran ini untuk mencari tanda-tanda kehidupan masa lampau di Planet Merah. (Xinhua/NASA/Joel Kowsky)... Selengkapnya

Senator Texas, Ted Cruz, menyoroti nilai strategis Bulan bagi AS, terutama di tengah persaingan dengan China.

"Saya sulit membayangkan kesalahan yang lebih besar daripada menyerahkan Bulan kepada China Komunis," tegasnya. Negara bagian Cruz merupakan rumah bagi Johnson Space Center, pusat operasi utama NASA.

Meski begitu, Isaacman tetap optimistis. Ia percaya bahwa visi menuju Mars sesuai dengan ambisi Presiden Trump dan bisa dijalankan tanpa melewatkan Bulan.

"Kita bisa mengarahkan langkah menuju Mars sambil kembali ke Bulan sebelum China mendahului," katanya.

Selain aktif dalam misi luar angkasa, Isaacman juga dikabarkan pernah mencegah pemangkasan besar-besaran anggaran NASA oleh lembaga efisiensi pemerintah yang dipimpin oleh Elon Musk, sekutu dekatnya dan sosok sentral dalam pengembangan misi Mars melalui SpaceX.

Dengan visi ambisius ini, masa depan eksplorasi antariksa Amerika tampaknya akan lebih dinamis—mengarungi dua arah sekaligus: ke Bulan dan Mars.

Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan
Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya