Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Cek, Reaksi Alergi Sperma pada Pria dan Wanita

Saat berhubungan seks, pria atau wanita bisa mengalami reaksi alergi sperma.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Apr 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2018, 21:00 WIB
Keturunan, kesuburan dan pembuahan (iStockphoto)
Ilustrasi sperma (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Alergi sperma atau human seminal plasma hypersensitivity adalah suatu kondisi yang dialami pria atau wanita sebagai reaksi alergi. Hal ini disebabkan protein yang terkandung pada sperma. Alergi sperma adalah kondisi yang tergolong langka.

Reaksi alergi pada wanita bisa berupa gatal, nyeri, bengkak, dan kemerahan pada vagina (biasanya di vulva, di dalam dan di luar kanal vagina). Sementara itu, reaksi alergi sperma pada pria juga serupa, yang terjadi pada batang penisnya setelah dia ejakulasi.

Jika setelah berhubungan seks dan selalu mengalami reaksi di atas, maka Anda harus tahu, kalau Anda alergi terhadap sperma.

"Alergi sperma adalah kondisi yang sangat langka. Reaksi terjadi karena protein dalam sperma, bukan karena spermanya. Baik pria maupun wanita bisa alergi," kata konsultan pengobatan seksual, Anup Dhir, dikutip dari Doctor NDTV, Selasa (3/4/2018).

Simak video menarik berikut ini:

Tidak dapat diobati

Keturunan, kesuburan dan pembuahan (iStockphoto)
Ilustrasi sperma (iStockphoto)

Dhir menambahkan, alergi sperma tidak dapat diobati, tapi dapat dicegah.

"Tidak ada pengobatan untuk alergi sperma. Satu-satunya ya tindakan pencegahan yang harus dilakukan. Sebagai contoh, gunakan kondom saat berhubungan seks. Wanita dapat minum obat anti-alergi sebelum berhubungan seksual," tambah Dhir.

Alergi sperma juga dapat memengaruhi kesuburan seseorang. Untuk itu, perlu prosedur pemeriksaan di laboratorium untuk mencegah pengaruhnya pada kesuburan.

Permasalahan akan muncul saat merencanakan kehamilan, karena pasangan tentu tidak menggunakan kondom. Untuk mencegah kondisi ini, pasien dapat mencoba prosedur baru yang dikenal sebagai desensitisasi.

"Sampel sperma yang sudah dicairkan dipaparkan ke tubuh penderita alergi setiap 15 sampai 20 menit. Prosedur ini bersifat sementara (untuk meredakan alergi). Kemudian pasangan harus terlibat dalam seks rutin setelah prosedur," Dhir melanjutkan.

Perlu diingat juga, wanita bisa jadi alergi terhadap sperma seorang pria, tapi tidak mengalami reaksi yang sama dengan pria lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya