Lansia Cenderung Depresi, Mitos atau Fakta?

Menurut Dr Robert Roca, ketua American Psychiatric Association's Council on Geriatric Psychiatry, depresi di usia tua sering kali disebabkan oleh kehilangan.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 11 Jun 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2018, 09:30 WIB
Lansia (iStock)
Ilustrasi lansia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Menua adalah proses alami yang dialami oleh semua orang. Uniknya, banyak individu yang enggan menerima kondisi tersebut. Salah satunya karena mitos yang berkembang di masyarakat terkait penuaan.

Berikut empat mitos terkait penuaan yang umum kita dengar, melansir laman Medical Daily, Senin (11/6/2018).

1. Olahraga tak aman untuk lansia

Melakukan aktivitas fisik sangat disarankan bagi orang berusia lanjut atau lansia. Tak hanya orang muda, orang tua pun perlu rutin berolahraga dengan tetap berhati-hati untuk meminimalisasi risiko jatuh, mencegah masalah tulang dan otot, serta masalah kesehatan seperti diabetes dan lainnya.

"Ada mitos yang berkembang bahwa menjadi tua artinya menjadi jompo," ujar Dr Chhanda Dutta, kepala Clinical Gerotology Branch di National Institute on Aging. "Itu tidak benar. Beberapa orang di usia 70, 80, dan 90-an masih mampu lari maraton dan menjadi atlet body builder," kata dia.

2. Menua membuat sedih dan depresi

Menurut Dr Robert Roca, ketua American Psychiatric Association's Council on Geriatric Psychiatry, depresi di usia tua sering kali disebabkan oleh kehilangan.

"Mereka kehilangan orang yang dicintai atau teman-teman. Mereka kehilangan identitas karena pensiun, kemampuan fisik menurun dan mereka tak lagi mampu melakukan banyak aktivitas yang biasanya mereka lakukan," jelas Dr Roca.

Meski begitu, dengan mencari bantuan dan menjalani skrining depresi, lansia bisa menerima dukungan yang tepat dan hidup dengan lebih aktif dan bahagia.

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

Otak berhenti memproduksi sel baru ketika menua

Lansia jalan kaki
Lansia jalan kaki (iStockphoto)

3. Otak berhenti memproduksi sel baru ketika menua

Studi terbaru mengungkap, sel-sel baru tetap dibentuk di otak pada individu usia 79. "Kami menemukan, orang tua memiliki kemampuan serupa untuk memproduksi ribuan neuron hippocampus baru dari sel-sel dewasa seperti pada orang muda," jelas penulis utama, Ddr Maua Boldrini.

Tim peneliti juga menemukan volume setara dari hippocampus dengan struktur yang digunakan yang digunakan untuk emosi serta kognisi semua usia. Menurut para peneliti, penyebab beberapa orang mengalami penurunan fungsi otak ketika menua bisa jadi terkait dengan kurangnya aliran darah.

Penting bagi lansia untuk menjaga fisik tetap aktif serta terlibat dalam kegiatan yang mengasah kecerdasan untuk menurunkan risiko penurunan daya kognitif.

4. Genetika lebih berpengaruh dibandingkan kebiasaan

"Bagaimana Anda menjalani hidup, apa yang Anda konsumsi, serta bagaimana pola pikir Anda memiliki dampak lebih besar dibandingkan gen," ujar dokter anti-aging Dr Christopher Calapai.

"Gen Anda bisa berubah karena pola makan, olahraga, meditasi, serta paparan kimiawi. Jadi keunggungan gen Anda juga bisa Anda atur," jelasnya.

Semisal, seseorang memiliki risiko genetika untuk terkena Alzheimer, sebaiknya dia tak mengabaikan faktor risiko yang bisa diubah seperti aktivitas fisik, merokok, obesitas, dan lainnya. Mencermati dan melakukan perubahan pola hidup terkait faktor risiko tersebut akan memberi dampak besar dalam jangka panjang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya