68 Persen Jemaah Haji Berisiko Tinggi Alami Gangguan Kesehatan

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka menegaskan tingginya risiko merupakan fakta yang tidak bisa dimungkiri.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Agu 2018, 11:46 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2018, 11:46 WIB
Perempuan Cantik Sambut Jemaah Calon Haji
Para Perempuan Cantik Sambut Jemaah Calon Haji di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz. (MCH Indonesia)

 

Liputan6.com, Jakarta Sampai 29 Juli 2018 pukul 17.00 Waktu Arab Saudi, sebanyak 80.973 jemaah haji dari 201 kloter telah tiba di Tanah Suci. Dari jumlah tersebut, 68,77 persen atau 55.685 orang di antaranya adalah jemaah haji dengan risiko tinggi (risti) kesehatan. Ini dilihat di antaranya dari jemaah yang umurnya lebih dari 60 tahun dan penyakit yang telah ada sejak di Tanah Air. 

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka menegaskan tingginya risti merupakan fakta yang tidak bisa dimungkiri. Itu karena kondisi jemaah haji Indonesia mayoritas sudah usia lanjut yang sudah disertai dengan penyakit penyerta.

“Fakta ini harus dihadapi bersama-sama. Tidak hanya melalui pendekatan kesehatan saja, tetapi pendekatan yang komprehensif. Semua pihak harus sepakat bahwa jemaah haji harus terlindungi agar dapat menjalankan ibadahnya sampai tuntas dan kembali ke Tanah Air menjadi haji Mabrur,” kata Eka.

Eka menambahkan, pemerintah harus pro rakyat dan pro jemaah. “Saya mengajak semua pihak untuk menyukseskan program kesehatan jemaah haji yang merupakan bagian dari upaya perlindungan jemaah secara menyeluruh. Kita sebagai petugas haji harus memiliki satu target, satu kepentingan, yaitu melindungi jemaah haji,” tegas Eka.

Eka mengingatkan jemaah haji untuk menghemat tenaga menjelang Armina. “Jangan memaksakan diri untuk beraktivitas yang tidak penting. Cukup istirahat. Jaga pola makan, dan banyak minum,” tegas Eka. 

Data Kesehatan Haji

Jemaah Calon Haji Indonesia
Jemaah calon haji Indonesia asal Solo sudah berihram sejak dari Tanah Air. (MCH Indonesia)

 

Hingga hari ke-13 penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi, pelayanan kesehatan jemaah diberikan di tiga tempat, yaitu di kloter oleh Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), di bandara oleh Tim Mobile, dan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

Adapun total rawat jalan oleh TKHI sebanyak 22.059 orang (20.564 orang di Madinah dan 1.495 orang di Makkah) dan total rujukan sebanyak 273 orang (252 orang di Madinah dan 21 orang di Makkah).

“Diagnosis penyakit terbanyak rawat jalan adalah hipertensi sebanyak 3.727 orang,” kata Eka.

Tim Mobile di bandara mendata 160 orang calon haji mengalami masalah kesehatan.

Di KKHI Madinah menerima 14 rujukan, 41 orang jemaah yang dirawat inap, dan merujuk 21 orang jemaah ke RSAS. Sementara di KKHI Makkah telah menerima 10 pasien, masih dirawat inap 7 orang, dan merujuk 14 orang ke RSAS.

Untuk mengingatkan jemaah senantiasa menjaga kesehatannya, Tim Promotif Preventif (TPP) telah memberi penyuluhan kepada 201 Kloter. 

“Penyuluhan mulai diberikan ketika jemaah tiba di Bandara, di bus, pemondokan, dan di Masjid Nabawi setelah salat subuh,” kata Eka. 

Penyuluhan diberikan agar jemaah selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap setiap beraktivitas di luar pondokan. APD yang dianjurkan meliputi penggunaan payung, kacamata hitam, masker, semprotan air, dan sandal. 

Kemenkes juga telah menyiapkan 204.000 payung dan kacamata yang diberikan kepada semua jemaah haji. Sementara masker, sandal, dan semprotan air masing-masing berjumlah 20.400 atau 10 persen dari jumlah jemaah, dibagikan kepada jemaah yang kedapatan tidak memakai masker, semprotannya rusak atau hilang, dan tidak memakai alas kaki. 

Selain itu, TPP juga mendistribusikan dan memasang poster dan banner berisi pesan-pesan kesehatan. Pemasangan dilakukan di sektor-sektor dan di pemondokan yang banyak dilalui jemaah.

“Sampai hari ini, 15 orang jemaah wafat. Penyebab wafat terbanyak dipicu oleh penyakit jantung (11 orang). Lokasi wafat terbanyak di pondokan sebanyak enam orang,” jelas Eka.

Eka mengingatkan jemaah untuk selalu menjaga kesehatan menjelang puncak ibadah haji nanti.

“Haji itu Arafah. Siapkan tenaga supaya bisa ibadah maksimal,” tegas EKa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya