7 Efek Tak Bisa Mengontrol Penggunaan Pesan Instan

"Kok belum dibalas juga ya padahal sudah dibaca", "Kok belum dibaca ya pesanku" hal-hal seperti ini bisa membuat konsentrasi terpecah gara-gara pesan instan.

oleh Melly Febrida diperbarui 07 Okt 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2018, 07:00 WIB
Ponsel Dalam Pesawat
Ilustrasi membaca pesan instan di ponsel. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran ponsel pintar (smartphone) memang membuat manusia modern mudah mendapat informasi, bahkan kita bisa mengakses apa yang diinginkan. Di samping kemudahan tersebut, jika tidak bisa mengontrol penggunaan ponsel pintar bakal memberikan dampak buruk bagi kesehatan. 

Selain itu, kini juga tersedia berbagai aplikasi pesan instan di smartphone yang memudahkan untuk saling berkirim pesan teks, foto, dan video. Namun, jika tak bisa mengontrol penggunaanya, hati-hati, bisa memengaruhi kesehatan. 

Berikut beberapa kebiasaan membalas pesan instan yang bisa memengaruhi kesehatan yang jarang terpikirkan seperti dituliskan Regi George Jenarius dari IndiaTimes, Sabtu (6/10/2018).

1. Terburu-buru dan merasa bersalah

Dahulu kita berkomunikasi melalui surat menyurat atau telepon rumah dan cara tersebut merupakan media komunikasi yang sehat. Kita tak dikejar-kejar untuk segera membalas pesan, dan tidak merasa bersalah kalau lama membalas karena kesibukan kita,

Jika pesan disampaikan tanpa terburu-buru tentunya jawaban dari kita jauh lebih pribadi dan bijaksana. Ini karena konten pesan menjadi jauh lebih penting ketimbang waktu yang diperlukan untuk menyusunnya.

Sementara sarana komunikasi sebelumnya (pikirkan surat tulisan tangan dan bahkan panggilan sesekali dari telepon rumah) menarik karena unsur kejutan yang menyertainya, mereka juga merupakan medium komunikasi yang sehat.

2. Selalu online dengan chat di ponsel

Kita ini hidup di era 'selalu online' sehingga meskipun kita berani mematikan ponsel untuk sedikit bernapas, akan ada serangkaian pesan dari atasan yang mempertanyakan pekerjaan atau orangtua yang mungkin membombardir dengan beragam pesan karena tak kunjung memberi balasan.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

3. Menunggu balasan itu mengganggu kesehatan

Ilustrasi main ponsel sebelum tidur (iStock)
Ilustrasi deg-degan pesan instan belum dibalas (iStock)

3. Menunggu balasan itu mengganggu kesehatan dan kesejahteraan

Kalau mengirim pesan, apa yang kita harapkan? Tentunya mendapat balasan. Tidak hanya percakapan online, komentar di media sosial juga ingin segera dibalas.

Harapan untuk mendapat balasan ini berimplikasi mendalam pada kesehatan dan kesejahteraan. 'Efek samping' yang selalu online inilah yang benar-benar melelahkan dalam jangka panjang.

4. Merampas kehidupan

Kebiasaan membalas pesan bisa merampas lebih banyak kehidupan kita ketimbang yang dipikirkan. Padahal, momen bersama keluarga bisa lebih banyak tercipta daripada sibuk dengan ponsel. 

5. Tak berada di tempat

Dengan telepon seluler, kita tidak pernah benar-benar berada di tempat kita sehingga seseorang terus-menerus memohon perhatian kita. Kapan terakhir jauh dari ponsel tercinta selama lebih dari satu jam atau minimal 15 menit? Jika tak bisa mengingatnya, kita perlu menilai kembali hubungan kita dengan ponsel.

Sempatkanlah untuk menikmati waktu yang ada sekarang bersama orang yang benar-benar ada di hadapan. Jadi, letakkan ponsel. Nikmati percakapan langsung.

 

6. Mengganggu konsentrasi

Ilustrasi menyetir sambil main ponsel
Ilustrasi menyetir sambil membalas pesan (iStockPhoto)

6. Mengganggu konsentrasi

Itu secara intrinsik mengganggu konsentrasi dari melakukan hal lain dalam hidup. Jangan sampai ponsel mengganggu tidur kita. Kita bisa memberitahukan orang yang peduli dengan kita bahwa kita perlu meluangkan waktu dari ponsel, dengan cara ini orang lain tak mengharapkan balasan sesegera mungkin,

7. Mengganggu kedamaian batin

Apabila kita merasa lesu dan lelah berurusan dengan drama melalui ponsel yang tak menyenangkan, tentu kita tahu siapa yang harus disalahkan.

Sama seperti kita tidak dapat menyenangkan semua orang sepanjang waktu, kita tidak dapat tersedia untuk semua orang sepanjang waktu selama 24 jam penuh dalam sehari. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya