Liputan6.com, Jakarta Pemberian makan pada anak tidak bisa sesuka hati sang ibu atau orang dewasa di sekitarnya. Jika jadwal makan anak berantakan bisa memicu masalah nantinya.
"Anak tidak boleh miliki jadwal makan acakadul waktunya. Enggak boleh. Itu memancing ia jadi picky eater dan memancing obesitas," kata ahli gizi Rita Ramayulis di acara perayaan International Chefs Days yang digelar Nestle Indonesia ditulis Minggu (21/10/2018).
Baca Juga
Rita mencontohkan, bila anak biasa sarapan setiap pukul 07.00, keesokan hari harus makan kurang lebih di jam yang sama. Begitu pula dengan hari-hari berikutnya.
Advertisement
"Enggak bisa seenak ibu. Kalau ibu bangun jam 6, terus anak dikasih makan jam 6. Tidak bisa begitu," tegas wanita yang juga mengajar di berbagai perguruan tinggi ini.
Bila jadwal makan anak berantakan hal tersebut bisa merusak reaksi kimia yang ada di tubuh.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Tepat Jenis dan Tepat Jumlah
Selain tepat jadwa, orangtua juga wajib memastikan tepat jenis dan tepat jumlah kala memberikan makanan ke anak.
"Tepat jenis itu bicara keanekaragaman, anak harus mendapatkan karbohidrat. Apa misalnya? Tidak hanya nasi, ada kentang juga. Jadi kalau sudah makan nasi ya tidak usah makan kentang lagi," tutur Rita.
Lalu, setiap kali makan anak juga memerlukan protein nabati dan hewani, sayuran, buah dan lemak.
Mengenai tepat jumlah, hal ini terkait dengan piring makan. Pada anak-anak jumlah antara karbohidrat dengan protein sama banyaknya. Sementara, sayur jumlahnya setengah dari nasi dan buah setengah dari nasi.
Â
Advertisement