5 Inovasi Usir Hama Penyakit di Lahan Pertanian

Demi menghadapi tantangan hama penyakit di lahan pertanian yang akan memengaruhi kualitas panen, ada inovasi cerdik yang dapat dilakukan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Okt 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2018, 08:00 WIB
Hama Ulat
Ada inovasi pangan mencegah hama yang menyerang. (Liputan6.com/Raden Fajar)

Liputan6.com, Jakarta Tantangan hama penyakit, keterbatasan lahan produktif hingga jumlah minim petani penggarap memengaruhi hasil dan kualitas panen. Permasalahan tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi di sektor pertanian. 

Ada juga tantangan lain, seperti cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan gagal panen. Penurunan kuantitas dan kualitas panen pun terjadi. Hal ini mengakibatkan kebutuhan pangan semakin sulit dicari masyarakat.

Menurut riset yang dilakukan oleh perusahaan global kesehatan dan pertanian, Bayer, parasit nematoda ditemukan di 46 persen lahan pertanian di Indonesia. Padahal, 91 persen dari lahan yang terkontaminasi mengalami penurunan panen. 

Oleh karena itu, perlu ada inovasi yang tepat untuk menghadapi segala tantangan. "Dengan penggunaan berbagai teknologi pertanian, kami yakin Indonesia akan dapat terus meningkatkan hasil produksi pangannya dan memantapkan visinya menuju ketahanan pangan dan lumbung pangan dunia 2045,” kata Team Lead Customer Marketing Manager, PT Bayer Indonesia, Jarot Warseno dalam acara Hari Pangan Sedunia 2018 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, sesuai rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Rabu (24/10/2018).

Inovasi yang datang dari Bayer dapat membuat ketahanan dan keberlanjutan pangan meningkat.  

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Berantas hama

Hama Penyakit
Head of Marketing PT Bayer Indonesia divisi Crop Science (kedua dari kanan) menerangkan tentang Nematoda. (PT Bayer Indonesia)

Adengo

Kemunculan gulma dapat menurunkan produktivitas tanaman jagung sebesar 50 persen. Adengo, herbisida--senyawa material untuk menekan atau memberantas hama--berspektrum luas. 

Senyawa ini dapat digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar maupun sempit dan mengendalikan biji gulma yang akan tumbuh. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. 

Council Complete

Beras adalah salah satu komoditas pangan utama. Bahkan Masyarakat Indonesia mengonsumsi beras sebesar 114,6 kg per kapita per tahun. 

Untuk terus meningkatkan produktivitas beras, Council Complete yang merupakan herbisida pintar mampu mengendalikan semua jenis gulma cukup dengan sekali aplikasi dengan dosis 0,2 liter per hektar.

 

 

Kendalikan biji gulma

Hari Pangan Sedunia 2018
Perlu ada inovasi mencegah hama penyakit demi ketahanan pangan. (PT Bayer Indonesia)

Becano 

Selain pertanian, di sektor perkebunan, khususnya perkebunan kelapa sawit. Inovasi berupa herbisida Becano dapat mengendalikan biji gulma. Ini membuat biji gulma tidak sempat tumbuh dan bersaing dengan tanaman.

Jos (Jeruk OK Super) 

Di sektor hortikultura, ada rangkaian pestisida untuk pengendalian hama pada tanaman jeruk. Rangkaian produk Jos membantu petani jeruk untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen.

Bayer Stewardship Training 

Pengunjung atau petani diajarkan cara menggunakan pestisida atau produk kimia lain secara benar sehingga keamanan bagi penggunanya dan juga lingkungan dapat tetap terjaga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya